Sambutah Pekik Hening di Lantang Angan. Hadir menyusul tiga single yang telah ditetaskan sejak 2023, yaitu “Seperti Rindu”, “Mesra Tanpa Kata”, dan “Puan, Kau Beri Nyawa”, album penuh Rangkai rilis menjelang Ramadan 1446H, tepatnya 28 Februari 2025.
Sebagai penyambutan bulan penuh renungan, introspeksi dan pengendalian diri, Pekik Hening di Lantang Angan merupakan gabungan hal tersebut. Judul album ini adalah resonansi atas mendiang Ade Firza Paloh, selaku produser album, setelah mengupas-menguras isi kepala dan sukma tiga personel Rangkai yang berkarib sejak Agustus 2022.
Sejak itulah Ade Firza Paloh intens bersama Rangkai melalui diskusi-diskusi yang kian meluas, meninggi sekaligus mendalam. Dalam permenungannya, ia rangkum 11 nomor track album dengan kalimat “Kalian itu bak kumparan, seperti tak bergerak padahal laju rotasi tinggi. Cocoknya Pekik Hening di Lantang Angan” ujar Bang Ade, panggilan akrab semasa hayatnya.
Baca juga
- Nikmati Iftar Spesial di Zest Sukajadi Bandung, Sajian Lezat dan Promo Menarik!
- Sambut Ramadan dengan Kemewahan dan Cita Rasa Nusantara di Lorin Hotels
- Tjakap Djiwa, Transformasi Staycation di Aryaduta Menteng untuk Jiwa dan Raga
Bersama dengan Setengah Lima Records, Rangkai melanjutkan proyek album penuh ini walau tanpa bimbingan produser yang mereka junjung. Hidup harus terus berjalan, pikir mereka. 11 lagu yang mereka tuangkan dalam album ini adalah saripati perjalanan ke dalam diri yang pasti dialami setiap individu yang berpikir.
“Ini proses produksi yang ternyata menguras banyak hal, dari tenaga sampai waktu tidur. Tapi dari proses yang lumayan panjang ini meyakinkan gue bahwa rezeki itu bisa datang dari mana aja dan gak harus berupa duit. Bahwa bisa kolaborasi sama musisi-musisi yang biasanya kita cuma bisa nonton mereka, itu hal yang wah banget buat gue pribadi,” tambah Mirza Elba Febrian, gitaris Rangkai.
Bisa dibilang Pekik Hening di Lantang Angan kontemplatif, perlu kesadaran spiritual atau bahkan religius untuk menyesapkannya secara nikmat. Bukan lantas terbatasi akan nasehat apalagi syariat, album ini adalah biskuit pendamping kopi pahit yang bernama jalan hidup. Atau justru sebaliknya, inilah kopi pahit pendamping biskuit manis bernama kesenangan hidup. Menerima hidup apa adanya. Serba berkecukupan.
Layaknya kebahagiaan, ketenangan jiwa pun harus diraih dan diupayakan dari dalam diri. Salah satunya lewat penerimaan jalan hidup. Maka, diputuskanlah pada bulan Ramadan 2025 Pekik Hening di Lantang Angan ditayangkan secara luas di semua gerai musik digital untuk seksama diperdengarkan. Satu nomor andalan yang ditawarkan saat peluncurannya yaitu “Selam Hati Sulam Diri”.
Sebuah lagu hasil kolaborasi dengan Endah Widiastuti, vokalis Endah N Rhesa. Menurutnya “Ketika Rangkai mengajak saya untuk mengisi vokal untuk lagu Selam Hati Sulam Diri, tentu saja saya langsung menyanggupi karena sudah mendengar materi albumnya yang konseptual.
Proses rekamannya juga menyenangkan karena saya diberi kebebasan untuk improvisasi mencari nada dalam merespon melodi vokal Bimo. Lagu ini memiliki kesan tersendiri di hati saya karena lirik dan bunyi Rangkai yang menarik.”
Nomor-nomor track dalam album ini disusun berdasarkan 6 masa penciptaan di Al-Quran, yaitu 1. ledakan pertama dan munculnya cahaya (“Api”, “Kejora Cinta”), 2.
Jagad mengembang (“Ruang”, “Seperti Rindu”, “Mesra Tanpa Kata”), 3. Unsur alam mulai menemukan bentuknya (“Isyarat Hawa”, “Puan Kau Beri Nyawa”), 4. Benturan alam raya (“Pertengkaran”, “Tabir”), 5. Alam mulai stabil (“Selam Hati Sulam Diri”), dan 6. Alam regenerasi (“Seberang Fana”).
Formasi trio Rangkai, yaitu Mirza (Gitar Klasik) dan Rai (Kontrabas) dan Bimo (Vokal, Gender/gamelan Jawa). Selain Ade Firza Paloh sebagai produser album dan Setengah Lima Records sebagai produser eksekutif, Rangkai dibantu oleh banyak pihak dalam pengerjaannya. Dihiasi oleh artwork besutan Khalid Albakaziy, mixing-mastering oleh Ruang Waktu Music, Lokale Satin Studio, serta Earspace Studio.