Hi Urbie’s, Di tengah derasnya arus informasi dan derasnya tuntutan sosial, kemampuan menjadi pendengar yang baik kerap kali terabaikan. Padahal, buat kamu yang berusia muda, di masa-masa penuh pencarian jati diri ini, punya teman yang bisa mendengar tanpa menghakimi adalah anugerah. Tapi, gimana sih caranya jadi pendengar yang bikin nyaman? Yuk, simak tips berikut!
Fokus Tanpa Distraksi
Kamu pasti pernah kan, lagi curhat, eh lawan bicaramu malah sibuk main HP? Jangan sampai kamu melakukan hal yang sama, ya! Ketika seseorang berbicara, coba taruh ponselmu dan berikan perhatian penuh. Tatap matanya, anggukkan kepala sesekali, dan tunjukkan bahwa kamu benar-benar hadir untuknya.
Jangan Cepat Mengambil Kesimpulan
Kadang, kita punya kecenderungan untuk langsung memberikan solusi atau opini saat mendengar cerita orang lain. Padahal, sering kali orang hanya butuh didengar, bukan dihakimi atau diceramahi. Cobalah untuk tidak buru-buru memberi label pada ceritanya. Tahan diri untuk tidak mengucapkan kalimat seperti, “Kamu sih gitu, makanya…” atau “Coba kamu jangan begini…”.
Baca juga
- Nikmati Iftar Spesial di Zest Sukajadi Bandung, Sajian Lezat dan Promo Menarik!
- Sambut Ramadan dengan Kemewahan dan Cita Rasa Nusantara di Lorin Hotels
- Tjakap Djiwa, Transformasi Staycation di Aryaduta Menteng untuk Jiwa dan Raga
Validasi Perasaan Lawan Bicara
Buat lawan bicaramu merasa dimengerti. Kamu bisa mulai dengan mengatakan, “Aku ngerti kok, ini pasti berat buat kamu” atau “Wajar banget kalau kamu ngerasa gitu.” Kalimat-kalimat seperti ini membantu mereka merasa bahwa perasaan mereka sah dan diakui.
Ajukan Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka bisa membantu lawan bicaramu merasa didengar tanpa terkesan diinterogasi. Coba tanyakan, “Terus gimana perasaan kamu waktu itu?” atau “Kamu pengin aku dengerin aja atau butuh saran?”. Pertanyaan seperti ini menunjukkan bahwa kamu peduli dan siap mendengar lebih lanjut.
Hindari Menceritakan Pengalaman Pribadi (Kecuali Diminta)
Pasti rasanya ingin banget cerita pengalaman pribadi yang serupa, tapi coba tahan dulu. Fokuskan pembicaraan pada apa yang lawan bicaramu rasakan. Terkadang, menceritakan pengalamanmu justru membuat mereka merasa masalahnya terabaikan atau tidak seberat masalahmu.
Gunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung
Selain mendengar secara verbal, bahasa tubuhmu juga penting, lho! Condongkan tubuhmu sedikit ke depan, jaga kontak mata, dan hindari gestur yang menunjukkan kebosanan seperti melipat tangan atau menguap.
Jangan Memaksakan Diri Menjadi Solusioner
Ingat, kamu tidak selalu harus punya jawaban atau solusi. Terkadang, kata-kata sederhana seperti “Aku di sini buat kamu” atau “Kamu nggak sendiri kok” sudah lebih dari cukup untuk menguatkan mereka.
Menjadi pendengar yang baik memang butuh latihan, tapi manfaatnya akan kamu rasakan, baik dalam pertemanan maupun hubungan lainnya. Dengan memberikan telinga yang tulus tanpa menghakimi, kamu tidak hanya membantu orang lain merasa lebih baik, tapi juga membangun koneksi yang lebih dalam dan bermakna.
So, yuk mulai latih kemampuan mendengarmu! Siapa tahu, kamu bisa jadi teman yang selalu dirindukan di kala senang maupun susah.