Home Lifestyle Multitalenta? Fix Capek! Ini Alasan Kenapa di Tempat Kerja Nggak Perlu Serba...

Multitalenta? Fix Capek! Ini Alasan Kenapa di Tempat Kerja Nggak Perlu Serba Bisa

462
0
Ilustrasi Multitalenta? Fix Capek! Ini Alasan Kenapa di Tempat Kerja Nggak Perlu Serba Bisa, Foto: Freepik
Ilustrasi Multitalenta? Fix Capek! Ini Alasan Kenapa di Tempat Kerja Nggak Perlu Serba Bisa, Foto: Freepik
ohbeauty.id

Hi Urbie’s! Pernah nggak sih, kamu dipuji karena “serba bisa” di tempat kerja? Mulai dari desain, konten, admin, sampai jadi MC dadakan pas acara kantor. Awalnya sih bangga. Tapi lama-lama? Capek, bos! Fenomena “jangan serba bisa” di dunia kerja makin sering dibahas, apalagi sama anak muda yang mulai sadar pentingnya batasan.

Buat kamu yang baru masuk dunia kerja atau lagi cari jati diri di kantor, yuk kita bahas kenapa serba bisa bukan selalu jadi hal yang positif.

Serba Bisa = Beban Tambahan

Di mata atasan, kamu yang serba bisa sering jadi andalan. Tapi, tanpa sadar kamu juga jadi yang paling sering dikasih tugas tambahan. Mulai dari revisi desain yang bukan job desc kamu, sampai bantuin presentasi tim lain karena “kamu kan jago ngomong”. Ujung-ujungnya? Overwork dan burnout.

Fenomena ini punya istilahnya sendiri, yaitu “skill trap”. Semakin banyak yang kamu bisa, semakin banyak ekspektasi yang dibebankan. Tapi sayangnya, jarang dibarengi dengan apresiasi atau kompensasi.

Tanggung Jawab Boleh, Tapi Jangan Jadi Tong Sampah

Bukan berarti kamu harus menolak semua tugas di luar peran ya. Tapi penting banget buat tahu kapan harus bilang “nggak”. Jadi serba bisa boleh, tapi jangan sampai kamu jadi “tong sampah” di kantor dimana semua masalah dilempar ke kamu, karena kamu dianggap bisa semuanya.

Baca Juga:

Di usia muda, kita masih dalam fase eksplorasi. Tapi bukan berarti harus jadi manusia super. Fokus dulu ke skill yang kamu suka dan kuasai. Jadi ahli di satu bidang itu lebih powerful daripada jadi mediocre di semua hal.

Budaya Kantor yang Suka “Manfaatin” Karyawan

Kita harus jujur, banyak kantor masih mempunyai pola pikir lama. Mereka suka banget sama karyawan multitasking karena bisa “menghemat biaya”. Tapi ini jadi toxic ketika batas profesionalitas diabaikan.

Padahal, perusahaan yang sehat itu tahu kapan harus merekrut orang baru, bukan memaksimalkan satu orang untuk kerja lima peran sekaligus. Kalau kamu merasa dimanfaatkan terus-terusan, mungkin ini waktunya mulai bersuara atau bahkan cari tempat kerja yang lebih menghargai kamu.

Jangan Takut Dibilang “Nggak Kooperatif”

Banyak anak muda takut dibilang “nggak kooperatif” kalau menolak tugas di luar job desc. Padahal, belajar bilang “tidak” itu bagian dari bertumbuh. Komunikasi yang jelas dan asertif itu penting. Kamu bisa kok bilang, “Aku pengin bantu, tapi aku harus selesaikan tugas utamaku dulu”.

Batasan bukan berarti egois, tapi bentuk self-respect.

Spesialisasi Itu Nggak Kuno

Di era serba cepat ini, jadi multitalenta memang keren. Tapi jadi spesialis yang kuat di satu bidang juga punya nilai tinggi. Dunia kerja butuh kolaborasi, bukan satu orang yang ngerjain semuanya.

Jadi buat kamu yang lagi merasa kewalahan karena dituntut bisa segalanya, tarik napas. Evaluasi ulang peranmu di kantor. Jangan takut fokus ke satu bidang dan bilang “nggak” untuk hal yang bukan tanggung jawabmu.

Ingat, kerja itu maraton, bukan sprint. Jangan biarkan gelar “serba bisa” jadi alasan kamu cepat tumbang.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here