Urbie’s, Pernah enggak sih merasa pas lihat di cermin, kok rasanya lebih menarik ya dibanding pas lihat foto sendiri? Tenang, kalian enggak sendirian! Banyak banget yang merasakan hal ini. Ada beberapa alasan seru kenapa fenomena ini bisa terjadi. Yuk, kita bedah satu per satu!
1. Kita Punya “Sisi Favorit” dan Cermin Membantu Kita Menemukannya
Coba deh perhatikan, kalau ngaca, kamu pasti punya angle atau pose favorit yang bikin kamu merasa paling oke, kan? Nah, cermin itu semacam “teman setia” yang selalu nunjukin sisi terbaik kita. Kita bisa bebas memutar badan, memiringkan kepala, atau sedikit senyum sampai kita nemuin tampilan yang paling pas dan paling kita suka.
Beda sama foto. Kadang, pas difoto orang lain, kita enggak bisa ngontrol angle atau pencahayaan sepenuhnya. Jadinya, bisa aja hasilnya enggak sesuai harapan. Di cermin, kita adalah “sutradara” dan “model” sekaligus!
2. Efek Familiaritas: Wajah Kita Terbalik di Cermin
Ini mungkin agak teknis, tapi menarik! Saat kita bercermin, kita melihat pantulan wajah kita yang terbalik (gambar kiri jadi kanan, dan sebaliknya). Nah, inilah tampilan wajah yang paling familiar buat kita, karena itu yang kita lihat setiap hari.
Bayangkan, wajah kita itu sebenarnya enggak 100% simetris. Ada sedikit perbedaan antara sisi kanan dan kiri. Ketika kita melihat wajah kita di cermin, kita sudah terbiasa dengan “ketidak-simetrisan” versi terbalik itu. Jadi, rasanya lebih “normal” dan kita pun lebih nyaman melihatnya.
Baca Juga:
- Google Gandeng Samsung Hadirkan Kacamata Pintar Canggih: Bisa Ambil Foto, Navigasi, hingga Terjemahkan Percakapan
- Kemarau Tapi Hujan? Masih Berlanjut Hingga Agustus 2025, Urbie’s Wajib Siaga!
- Barista Indonesia Raih Juara 2 Dunia, Bayu Prawiro Harumkan Nama Bangsa di World Brewers Cup 2025
Nah, kalau di foto, terutama foto selfie yang enggak pakai fitur mirroring, wajah kita ditampilkan apa adanya, enggak terbalik. Buat sebagian orang, tampilan ini justru terasa sedikit aneh atau asing, karena kita jarang melihat wajah kita dari perspektif orang lain.
3. Kontrol Pencahayaan dan Sudut Pandang
Di cermin, kita bisa mengatur posisi dan pencahayaan dengan lebih leluasa. Misalnya, kita bisa mendekat ke jendela untuk cahaya alami, atau mencari spot dengan lampu yang pas agar kulit terlihat lebih glowing. Kita bisa mengontrol semua faktor itu untuk menonjolkan fitur terbaik kita.
Kalau di foto, terkadang kita enggak bisa memilih pencahayaan atau sudut yang paling ideal. Kadang cahayanya kurang, atau sudutnya bikin kita terlihat berbeda dari yang kita inginkan.
4. Kita Melihat Diri Kita Secara Dinamis
Saat bercermin, kita melihat diri kita bergerak, tersenyum, atau berbicara. Kita melihat ekspresi wajah kita secara langsung dan dinamis. Ini memungkinkan kita untuk melihat diri kita dalam berbagai pose dan ekspresi, yang seringkali membuat kita merasa lebih hidup dan menarik.
Sedangkan foto, sifatnya statis. Dia membekukan satu momen saja. Ekspresi atau posisi yang mungkin terlihat bagus saat bergerak, belum tentu sama bagusnya saat dibekukan dalam satu gambar.
5. Fokus pada Diri Sendiri (dan Sedikit Ilusi)
Ketika kita bercermin, kita cenderung lebih fokus pada fitur-fitur yang kita suka dan mengabaikan atau kurang memperhatikan bagian yang kurang kita sukai. Ada semacam ilusi positif yang terjadi di pikiran kita saat melihat diri sendiri di cermin. Kita cenderung “menjual” diri kita sendiri kepada diri kita sendiri!
Beda sama pas lihat foto. Kadang, kita justru cenderung lebih kritis atau fokus pada kekurangan yang kita lihat di sana.
Jadi, lain kali kalau kamu merasa lebih menarik di cermin daripada di foto, jangan kaget ya! Itu hal yang wajar kok. Cermin memang punya “kekuatan” untuk membuat kita merasa lebih percaya diri dan menampilkan versi terbaik dari diri kita. Yang penting, tetap cintai dirimu apa adanya, baik di cermin, di foto, maupun dalam kenyataan!






















































