Home News Menanam Masa Depan! Seruan dari GEF SGP Indonesia untuk Pertanian Berkelanjutan

Menanam Masa Depan! Seruan dari GEF SGP Indonesia untuk Pertanian Berkelanjutan

167
0
Koordinator GEF SGP Indonesia Sidi Rana Menggala saat memberikan pemaparan dalam acara Dies Natalis di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11/2025).(Dok. Pribadi)
Koordinator GEF SGP Indonesia Sidi Rana Menggala saat memberikan pemaparan dalam acara Dies Natalis di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11/2025).(Dok. Pribadi)
Urbanvibes

Hi Urbie’s! Pernah nggak sih kamu mikir, dari mana asal makanan yang kamu santap setiap hari? Di balik sepiring nasi dan sayur segar yang kita nikmati, ada tangan-tangan petani yang bekerja keras menjaga bumi tetap subur. Tapi tahukah kamu, dunia pertanian Indonesia saat ini sedang berada di persimpangan besar—antara bertahan dengan cara lama atau bertransformasi menuju masa depan yang lebih hijau.

Itulah yang menjadi sorotan utama Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia, dalam acara Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, pada Selasa (4/11/2025). Mereka menegaskan pentingnya pertanian berkelanjutan sebagai kunci untuk menjaga ketahanan pangan, kelestarian lingkungan, dan tentu saja, kesejahteraan petani di tanah air.

Sebagai katalisator perubahan, GEF SGP Indonesia nggak cuma bicara visi besar. Mereka turun langsung ke lapangan, membantu komunitas petani lewat pendanaan awal, pendampingan, hingga menjembatani kemitraan lintas sektor. “Peran ini berfokus pada pendekatan berbasis komunitas dan inovasi lokal,” ujar Sidi Rana Menggala, Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia. “Tujuannya sederhana: lingkungan lestari, petani sejahtera.”

Dari Sawah ke Masa Depan

Kalau ditarik ke belakang, pertanian adalah denyut nadi kehidupan masyarakat Indonesia. Tapi realitanya, di era modern ini cara bertani konvensional makin berat dijalani. Penggunaan bahan kimia berlebihan, eksploitasi lahan tanpa henti, dan perubahan iklim ekstrem membuat sistem lama mulai kehilangan daya tahan.

“Karena itu, pertanian berkelanjutan bukan lagi wacana, tapi kebutuhan mutlak,” tegas Sidi. “Bukan sekadar pilihan, melainkan prasyarat agar bangsa ini bisa menjaga ketahanan pangan dan lingkungan.”

Konsep pertanian berkelanjutan yang digaungkan GEF SGP Indonesia hadir sebagai solusi holistik—memadukan keamanan pangan, konservasi alam, dan kesejahteraan sosial. Dalam praktiknya, model ini menekan penggunaan pestisida sintetis, mengembalikan kesuburan tanah, sekaligus melindungi kesehatan petani dan konsumen.

Suasana booth GEF SGP Indonesia dan Amati Indonesia saat Dies Natalis di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11/2025).(Dok. Pribadi)
Suasana booth GEF SGP Indonesia dan Amati Indonesia saat Dies Natalis di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11/2025).(Dok. Pribadi)

Kearifan Lokal yang Menjadi Kekuatan

Urbie’s, yang menarik dari gagasan ini adalah bagaimana inovasi berpadu dengan tradisi. Menurut Sidi, sistem pertanian berkelanjutan tidak menghapus cara lama, melainkan menghidupkannya kembali. “Kami percaya, cara-cara lokal dan tradisional Indonesia sejalan dengan keanekaragaman hayati dan budaya Nusantara,” ujarnya.

Bayangkan, sawah yang bukan hanya menghasilkan pangan, tapi juga energi kehidupan bagi komunitas di sekitarnya. Indonesia punya potensi besar menjadi pemimpin dalam praktik pertanian rendah emisi—yang bukan cuma menghidupi bumi, tapi juga memperkuat ekonomi pedesaan.

Saat Alam Mulai Memberi Peringatan

Namun, Sidi juga menegaskan bahwa waktu tidak berpihak jika kita terus menunda perubahan. Alih fungsi lahan, penurunan kesuburan tanah akibat bahan kimia, hingga cuaca yang makin sulit diprediksi adalah sinyal nyata dari bumi. “Jika kita terus mengabaikan keberlanjutan, kita bukan hanya kehilangan lahan subur, tapi juga masa depan anak cucu kita,” ungkapnya dengan nada serius.

Baca Juga:

Kenyataannya, pertanian bisa menjadi penyebab sekaligus korban dari krisis lingkungan jika tidak segera bertransformasi. Maka, GEF SGP Indonesia mengajak semua pihak untuk ikut beraksi—mulai dari pemerintah, akademisi, lembaga riset, sektor swasta, hingga masyarakat umum. Karena menjaga bumi bukan tugas satu pihak saja, melainkan tanggung jawab bersama.

Membangun dari Akar Rumput

Salah satu kekuatan GEF SGP Indonesia terletak pada pendekatannya yang bottom-up. Program mereka dirancang untuk memberdayakan petani dan komunitas lokal agar bisa menjadi pelaku utama perubahan. Dengan bantuan pendanaan skala kecil, pelatihan, dan kolaborasi antar sektor, petani diajak untuk bereksperimen dan menciptakan sistem pertanian yang sesuai dengan kondisi wilayah mereka.

“GEF SGP Indonesia memiliki tujuan untuk menavigasi pembangunan yang berkelanjutan secara scaleable,” jelas Sidi. “Kami percaya bahwa komunitas lokal punya kapasitas besar untuk menjadi pusat inovasi dan perubahan.”

Langkah Kecil, Dampak Besar

Dalam perjalanannya, GEF SGP Indonesia sudah melewati tujuh fase program, yang disebut sebagai Three Decades of Local Action for People and Planet. Setiap fase menghadirkan cerita baru—tentang petani yang berhasil memulihkan lahan tandus, komunitas yang menanam kembali hutan desa, dan generasi muda yang kembali mencintai tanah air lewat pertanian organik.

Kini, di tengah arus globalisasi dan urbanisasi, langkah-langkah kecil itu terasa seperti napas segar bagi bumi. Pertanian berkelanjutan bukan lagi konsep idealis, tapi gerakan nyata yang mulai tumbuh dari akar masyarakat.

“Pertanian berkelanjutan adalah jalan bagi Indonesia untuk menjaga bumi dan manusia sekaligus,” tutup Sidi. “Sebuah investasi jangka panjang yang bermanfaat bagi generasi kini dan mendatang.”

Urbie’s, dari tangan petani yang menanam dengan cinta, kita belajar satu hal penting: masa depan hijau Indonesia dimulai dari satu benih kecil—dari tanah, untuk kehidupan.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here