Home News Warna, Budaya, dan Imajinasi, Indonesia Watercolor Summit 2025 Hadirkan Dialog Seni Lintas...

Warna, Budaya, dan Imajinasi, Indonesia Watercolor Summit 2025 Hadirkan Dialog Seni Lintas Bangsa

156
0
Indonesia Watercolor Summit, IWCS 2025 - sumber foto IWCS
Indonesia Watercolor Summit, IWCS 2025 - sumber foto IWCS
Urbanvibes

Hi Urbie’s! Bayangkan sebuah kanvas besar yang tak hanya memuat warna, tapi juga kisah, budaya, dan persahabatan lintas negara. Itulah yang coba dihadirkan oleh Indonesia Watercolor Summit (IWCS) 2025, sebuah ajang yang merayakan seni cat air sekaligus menjembatani para seniman dunia dalam satu ruang dialog kreatif. Tahun ini, IWCS tak tanggung-tanggung: mereka menghadirkan pameran di dua kota sekaligus — Jakarta dan Bali.

Di Jakarta, pameran berlangsung di Museum Art:1, Jl. Rajawali Selatan Raya No. 3, mulai 31 Oktober hingga 10 November 2025. Sementara di Bali, gelombang kreativitas ini akan berlanjut pada 6–11 November 2025, menandai babak baru dalam pertemuan antara seni dan budaya.

Namun, IWCS bukan hanya sekadar pameran. Ia adalah perjalanan — sebuah ekspedisi seni yang melibatkan workshop, kunjungan ke situs budaya dan artefak bersejarah, hingga sesi melukis bersama. Semua itu dirancang agar para peserta tak hanya menampilkan karya, tapi juga merasakan denyut kehidupan dan keragaman budaya Indonesia secara langsung.

Indonesia Watercolor Summit Dari Cat Air ke Bahasa Universal

Didirikan pada tahun 2020 oleh Silvia Zulaika, IWCS lahir dari semangat untuk menghadirkan wadah seni yang lintas batas. “Kami ingin menjadikan seni sebagai jembatan universal — bukan hanya antar seniman, tapi juga antar bangsa,” ujar Silvia, yang dikenal sebagai pengusaha, seniman, dan pecinta seni dengan pengalaman lebih dari tiga dekade dalam dunia manajemen acara seni.

Dengan jejaring yang luas, Silvia telah menghubungkan institusi, komunitas, dan praktisi seni dari berbagai negara. Hasilnya? IWCS berkembang bukan hanya sebagai komunitas, tapi sebagai serambi kreatif — tempat di mana gagasan, teknik, dan visi baru lahir dari pertemuan lintas budaya.

Tahun ini, pameran dikuratori oleh Anna Sungkar, menghadirkan seniman dari tujuh negara yang membawa perspektif unik mereka masing-masing. Dari Australia hadir Amie Dupuy; Kanada diwakili oleh Javid Tabai; Chile oleh Julia Camara; Iran oleh Sareh Mohebeian; dan Rusia oleh para seniman seperti Eugeniya Kostikova, Maksim Mishin, Irina Kulemina, Natalia Pilipuk, Anastasia Petryaeva, dan Natalia Dmitrieva.

Sementara dari tanah air, Indonesia diwakili oleh nama-nama besar dan talenta segar seperti Nanang Widjaja, Sitok Srengenge, Icka Gavrilla (Yogyakarta); Dony Hendro Wibowo (Semarang); Veynie Vokke (Surabaya); Nurul Ula Sayyidatunnisa (Bandung); dan Syakieb Sungkar (Jakarta).

Baca Juga:

Even in paradise we can have a red flag 2025 oleh Diego Eguinlian salah satu karya di Indonesia Watercolor Summit - sumber foto IWCS 2025
Even in paradise we can have a red flag 2025 oleh Diego Eguinlian salah satu karya di Indonesia Watercolor Summit – sumber foto IWCS 2025

Indonesia Watercolor Summit Lebih dari Sekadar Cat Air

Urbie’s, hal yang membuat IWCS menarik adalah bagaimana mereka tidak berhenti pada satu medium. Meski berawal dari cat air, Silvia Zulaika membuka kesempatan bagi para seniman untuk menjelajahi medium lain, mulai dari cat minyak, akrilik, hingga karya tiga dimensi. “Kami ingin seniman bebas berekspresi dan terus berkembang. Dunia seni seharusnya tidak punya batas,” ujar Silvia.

Selain pameran, IWCS juga aktif menggelar program mentoring daring dan lokakarya langsung bersama maestro-maestro seni. Lewat pendekatan ini, IWCS menjadi ruang belajar yang hidup — tempat seniman muda bisa bertumbuh berdampingan dengan para legenda.

Dan di balik setiap kegiatan, ada satu pesan besar: seni adalah jembatan antar peradaban. Di tangan para seniman, warna-warna cat air bukan hanya media estetika, tapi simbol komunikasi universal — lembut, transparan, namun sarat makna.

Jakarta dan Bali: Dua Kanvas, Satu Jiwa

Pameran IWCS di Jakarta dan Bali bukan hanya dua lokasi berbeda, tapi dua bab dari satu narasi besar tentang Indonesia sebagai sumber inspirasi dunia. Jakarta menghadirkan atmosfer urban yang dinamis — cocok untuk memulai percakapan tentang modernitas dan kreativitas. Sementara Bali, dengan lanskap alam dan spiritualitasnya, menjadi ruang reflektif di mana seniman bisa meresapi keseimbangan antara manusia dan alam.

Para seniman peserta juga dijadwalkan mengunjungi situs budaya dan artefak bersejarah, memberi mereka kesempatan untuk menggali filosofi lokal yang sering menjadi sumber inspirasi dalam seni Indonesia. Dari sana, karya-karya baru lahir — bukan hanya indah, tapi juga penuh konteks dan jiwa.

Indonesia Watercolor Summit, Ketika Seni Menyapa Dunia

Bagi Silvia Zulaika, IWCS bukan sekadar proyek, tapi misi kebudayaan. Ia percaya, seni punya kekuatan untuk mempertemukan manusia di tengah perbedaan. “Lewat warna dan goresan, kita belajar memahami satu sama lain,” katanya.

Dan itulah yang membuat IWCS berbeda: bukan hanya ruang pamer, tapi ruang pertemuan. Sebuah wadah tempat seniman, penikmat seni, dan masyarakat bisa saling mengenal — bukan lewat kata, tapi lewat karya.

Jadi, kalau kamu lagi butuh inspirasi atau sekadar ingin menikmati keindahan yang lahir dari keragaman, Indonesia Watercolor Summit 2025 adalah tempatnya, Urbie’s. Karena di balik setiap sapuan kuas, ada cerita tentang Indonesia — tentang budaya, persahabatan, dan masa depan seni yang tanpa batas.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here