Hi Urbie’s! Ingat nggak sih era ketika satu thread di X (dulu Twitter) bisa bikin satu Indonesia ikut nangis bareng? Nah, kisah legendaris itu kini bakal hadir dalam bentuk film layar lebar! Setelah empat tahun berlalu, Falcon Pictures akhirnya resmi mengangkat kisah viral tentang trauma masa kecil dan “waluh kukus” yang menggetarkan hati jutaan pengguna media sosial.
Dan yang paling bikin heboh—karakter Yati, sosok yang dulu membuat warganet gemas sekaligus geram, akan segera hidup di layar bioskop tanah air.
Awal Mula: Kisah Sederhana yang Mengiris Hati
Semua bermula pada 17 Juli 2021, ketika pengguna X bernama @ainayed menuliskan pengalaman masa kecilnya yang sederhana, tapi begitu menyayat hati. Ia membuka thread-nya dengan kalimat yang jujur dan polos:
“Aku punya trauma sama waluh kukus Serius, aku selalu nangis kalo ingat waluh kukus. Sekarang juga ini ngetik sambil mbrebes mili…”
Dari situ, ribuan orang mulai mengikuti cerita yang ternyata bukan cuma soal makanan, tapi juga soal perjuangan, kasih sayang ibu, dan luka kecil yang membekas selamanya.
Waluh Kukus, Ibu, dan Sebuah Malam di Musala
Dalam thread-nya, @ainayed menceritakan masa kecilnya ketika sang ibu bekerja serabutan—menjadi buruh apa saja demi menafkahi keluarga. Kadang dibayar uang, kadang cuma bahan makanan. Hingga suatu hari, sang ibu membantu panen waluh alias labu kuning, dan sebagai upah, mendapat dua buah waluh—satu kecil, satu besar.
Labu besar yang masih mentah itu disimpan selama dua bulan, dengan niat tulus untuk dijadikan camilan bagi anak-anak tadarus di musala. Bayangkan, Urbie’s—betapa besar rasa bangga sang ibu karena bisa berbagi, meski dari bahan yang sangat sederhana.
Namun, malam yang seharusnya penuh kebahagiaan berubah jadi pengalaman pahit. Saat waluh kukus itu disajikan, salah satu anak di sana, Yati, justru berkomentar sinis.
“Hii… waluh kukus, nggak enak!” katanya sambil mencibir.
Si kecil @ainayed pun marah dan membalas, tapi Yati malah menertawakannya bersama anak-anak lain.
Ejekan itu membuat waluh kukus buatan ibunya tidak disentuh hingga malam berakhir.
Baca Juga:
- Rasakan Dunia Pixar di Dunia Nyata, Mundo Pixar Experience Siap Dibuka di London
- Nginep Wajib Sarapan! Ini Tren Baru Traveler Indonesia
- Ternyata Uban Bukan Sekadar Tanda Tua, Urbie’s! Ilmuwan Jepang Ungkap Hubungannya dengan Perlindungan dari Kanker
Waluh Kukus Antara Cinta dan Luka Seorang Anak
Tak tega melihat ibunya kecewa, @ainayed membawa pulang waluh itu dengan hati remuk. Dalam perjalanan, ia berusaha memakan waluh tersebut sendirian di samping musala, hanya agar ibunya percaya kalau makanan itu laku.
Namun nasib berkata lain. Dalam perjalanan pulang, ia terjatuh dan isi wadah waluh kukus itu tumpah berceceran di tanah.
Dengan panik dan air mata yang tak berhenti mengalir, ia meraup potongan waluh itu dan melemparkannya ke selokan agar tak ketahuan.
“Sambil nangis itu terus muntah-muntah, muntahin waluh kukus yang kupaksa masuk perut tadi,” tulisnya dengan jujur.
Dan ketika sampai di rumah, sang ibu bertanya dengan senyum penuh harap,
“Siapa aja yang makan waluhnya kok sampe habis?”
Anak itu pun menjawab dengan menyebut nama anak-anak di musala—termasuk Yati.
Sang ibu tersenyum lega dan berulang kali mengucap syukur, tanpa tahu bahwa senyum bahagianya dibayar dengan air mata anaknya sendiri.
Dari Thread Waluh Kukus ke Film: Falcon Pictures Angkat Cerita “Yati”
Empat tahun kemudian, kisah ini kembali mencuri perhatian—bukan karena viral lagi, tapi karena Falcon Pictures resmi mengangkatnya ke layar lebar! Meski detail produksinya masih dirahasiakan, rumah produksi ini memastikan satu hal: karakter Yati akan menjadi sentral dalam film yang sedang banyak dinantikan ini.
Kabar ini langsung disambut antusias oleh warganet. Banyak yang mengaku penasaran seperti apa sosok Yati divisualisasikan, dan bagaimana momen paling memilukan dalam thread itu diterjemahkan ke dalam adegan film.
Beberapa komentar di media sosial bahkan sudah mulai berspekulasi siapa aktris yang cocok memerankan Yati—dari wajah polos yang menyebalkan sampai ekspresi yang bikin penonton gregetan.
Kisah Kecil yang Mengajarkan Banyak Hal
Di balik sederet meme dan cuitan lucu tentang “Yati”, kisah ini sebenarnya menyimpan pesan besar: tentang kasih seorang ibu, perjuangan hidup sederhana, dan perasaan anak kecil yang ingin membuat ibunya bahagia.
Itulah kenapa, meskipun ceritanya hanya berawal dari satu thread, dampaknya begitu dalam. Ia membuat banyak orang teringat pada masa kecil mereka—pada momen kecil yang ternyata menyimpan luka besar.
Kisah “Waluh Kukus” bukan cuma nostalgia dunia maya, tapi juga pengingat bahwa setiap rasa sakit punya cara sendiri untuk menjadi karya.
Kini, lewat tangan Falcon Pictures, kisah itu akan hidup lagi di layar lebar—dan kali ini, kita semua bisa ikut menangis (dan mungkin sedikit tertawa) bersama Yati dan waluh kukusnya.



















































