Home Highlight YONO: Tren Gaya Hidup Hemat yang Semakin Diminati

YONO: Tren Gaya Hidup Hemat yang Semakin Diminati

45
0
ilustrasi YONO You Only Live Once - sumber foto FREEPIK
ilustrasi YONO You Only Live Once - sumber foto FREEPIK
Urban Vibes

Hi Urbie’s! Di awal tahun 2025, konsep hidup hemat kembali mencuri perhatian, terutama di Korea Selatan dan Indonesia. Tren baru ini dikenal dengan istilah YONO, singkatan dari “You Only Need One,” yang menjadi antitesis dari tren YOLO (“You Only Live Once”) yang sempat mendominasi beberapa tahun terakhir.

Kalau YOLO mengajak orang untuk hidup tanpa batas dan memprioritaskan pengalaman sekali seumur hidup, YONO justru menekankan pentingnya kesederhanaan dan kebutuhan yang esensial. Filosofinya jelas: kita hanya membutuhkan satu hal yang benar-benar penting untuk merasa cukup. Dengan konsep ini, YONO mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bisa ditemukan dalam hidup yang sederhana dan terfokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna.

Kutipan dari aktor Hollywood Tom Hardy sepertinya pas untuk menggambarkan semangat YONO: “Some people don’t understand that sitting in your own house alone in peace eating snacks and minding your business is priceless.” Kalimat ini menyoroti nilai dari momen sederhana, seperti menikmati waktu sendiri di rumah dengan damai. Ketika dunia sibuk mengejar hal-hal besar, YONO mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak harus rumit.

Tren ini didukung oleh kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan keseimbangan hidup. Dengan fokus pada kebutuhan esensial, YONO mendorong kita untuk lebih sadar dalam memilih prioritas, baik itu dalam hal konsumsi, hubungan, maupun waktu. Di dunia yang penuh dengan distraksi, menjalani hidup dengan prinsip “cukup” bisa menjadi kunci untuk menemukan kedamaian batin.

Baca juga:

Popularitas YONO juga tercermin dari meningkatnya minat pada gaya hidup minimalis. Orang-orang mulai mengurangi konsumsi berlebihan, hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, dan menciptakan ruang untuk hal-hal yang memberi nilai lebih dalam hidup mereka. Selain berdampak positif bagi individu, pendekatan ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi limbah dan jejak karbon.

Di Indonesia, penerapan YONO bisa dilihat dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, semakin banyak orang yang memilih rumah dengan desain minimalis, mengurangi koleksi barang, atau bahkan menyederhanakan pola makan mereka dengan hanya memasak makanan rumahan yang sehat. Di Korea Selatan, tren ini terlihat dalam budaya “honbap” (makan sendiri) dan “honsul” (minum sendiri), yang menekankan bahwa kebahagiaan tidak harus selalu melibatkan keramaian.

Namun, YONO bukan hanya tentang mengurangi konsumsi. Lebih dari itu, konsep ini adalah ajakan untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang seringkali dianggap biasa. Mungkin itu berarti menikmati secangkir kopi di pagi hari, membaca buku favorit, atau sekadar duduk santai di taman. Pada akhirnya, YONO mengingatkan kita untuk hidup dengan penuh kesadaran, menghargai momen, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil yang sering kita abaikan.

Dalam dunia yang terus bergerak cepat, YONO adalah pengingat bahwa hidup tidak selalu tentang memiliki lebih banyak, melainkan tentang merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Jadi, apakah Anda siap untuk mencoba hidup dengan prinsip YONO? Ingat, kebahagiaan itu sederhana dan bisa dimulai dari menghargai apa yang sudah ada di sekitar Anda.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here