Kisah kontroversi yang melibatkan Sakura MIU, anggota idola unit “Devilsis” dan idola gravure, menjadi sorotan utama di tengah pemilihan gubernur Tokyo baru-baru ini. Sakura MIU tampil sebagai model dalam sebuah poster yang disebut “hampir telanjang”, memicu kegemparan besar di kalangan publik.
Pada awalnya, Sakura berpikir bahwa menjadi lebih terkenal melalui pengalaman ini akan menjadi sesuatu yang baik. Namun, keputusannya untuk menjadi model dalam poster tersebut, yang menggambarkan dirinya dengan pakaian yang kontroversial, membawanya pada banyak masalah dan polemik yang tak terduga.
Dalam wawancara eksklusif, Sakura menceritakan bahwa keputusannya untuk menerima tawaran ini datang setelah dia bertemu dengan Yusuke Kawai, seorang kandidat dalam pemilihan gubernur Tokyo, melalui sebuah acara seni bela diri bawah tanah. Meskipun awalnya merasa bahwa ini bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan ketenarannya, Sakura mengaku terkejut dengan hasil foto yang menunjukkan penampilannya hampir telanjang dengan pose yang sangat provokatif.
“Pada awalnya, saya merasa bingung dan terkejut. Saya menerima referensi pose dan kostum yang ditentukan, tetapi saya tidak menyangka akan sekontroversial itu,” ungkap Sakura.
Baca juga artikel kami yang lain:
- Batman: Caped Crusader – Sebuah Karya yang Membaharukan Legenda
- Olimpiade Paris 2024: Celine Dion Tampil Gratis, Penonton Terkesima
- Pedro Pascal Jadi Mr. Fantastic? Ini Dia Bocoran Terbaru Fantastic Four dari San Diego Comic-Con!
Kontroversi poster ini tidak hanya mengganggu karier hiburan Sakura, tetapi juga berdampak pada pekerjaan paruh waktunya dan citranya sebagai image girl untuk sebuah merek sampo. Meskipun poster itu segera dihapus setelah adanya protes dan peringatan dari Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, dampaknya sudah terlanjur dirasakan.
“Saya belajar banyak dari kejadian ini. Saya seharusnya lebih berhati-hati dalam menerima tawaran pekerjaan di masa depan,” ujar Sakura mengenai pembelajaran dari insiden ini. Meskipun mengakui bahwa ini adalah kesalahan dan bahwa profesionalismenya memang menjadi bumerang, Sakura tetap berharap untuk dapat memulihkan citranya dengan kerja keras dalam karier hiburannya.
Kontroversi ini juga membuka diskusi tentang etika dalam pemasaran politik dan penggunaan citra publik dalam pemilihan umum. Meskipun poster tersebut tidak mengubah hasil pemilihan, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang batas-batas antara promosi yang efektif dan penyebaran citra yang tidak diinginkan.
Bagi Sakura MIU, ini adalah pelajaran yang berharga tentang konsekuensi dari keputusan profesional yang diambil, serta bagaimana mengelola citra publik dan karier di dunia hiburan yang kompetitif.