Nama unik sering kali menjadi hal yang spesial, namun untuk Lucy dan putrinya, Khaleesi, nama tersebut malah menjadi sumber frustrasi besar. Lucy, seorang ibu asal Inggris, baru-baru ini mengalami kesulitan yang tidak terduga saat mengajukan permohonan paspor untuk putrinya yang berusia 6 tahun. Nama Khaleesi—yang terinspirasi dari karakter populer dalam serial TV “Game of Thrones”—menghadapi masalah besar dengan birokrasi.
Lucy mengajukan permohonan paspor dengan penuh harapan, hanya untuk menerima surat penolakan yang mengejutkan. Ternyata, menurut pejabat Imigrasi setempat, Warner Bros., pemilik merek dagang untuk nama Khaleesi dalam konteks “Game of Thrones”, harus memberikan persetujuan terlebih dahulu sebelum paspor dapat diproses.
“Ini benar-benar menghancurkan kami. Kami sangat menantikan liburan pertama kami bersama,” kata Lucy kepada NZ Herald, mengungkapkan betapa kecewanya dia saat menerima berita tersebut. Keluarga Lucy telah merencanakan liburan impian mereka ke Disneyland Paris dan telah menabung untuk kesempatan istimewa itu. Namun, penolakan paspor akibat masalah merek dagang tersebut membuat semua rencana mereka tergantung.
Lucy mengungkapkan kebingungannya, “Saya benar-benar tercengang. Jika nama Khaleesi sudah ada di akta kelahiran, mengapa tidak ada masalah saat itu?” Dia merasa langkah ini sangat tidak biasa dan tidak adil, dan mulai khawatir bagaimana hal ini mungkin mempengaruhi perjalanan dan masa depan putrinya.
Baca juga artikel kami yang lain:
- POMME: Mempersembahkan Ulang Magis “Itsumo Nando Demo” dari Studio Ghibli
- GACKT Meratapi Bangkrutnya Merek Gitar Legendaris: Apakah Era Musik Rock Telah Berakhir?
- Heboh! Spiderman Tobey Maguire Digosipkan Pacari Model Muda?
Setelah mendapatkan nasihat hukum, keluarga Khaleesi mengetahui bahwa meskipun nama Khaleesi memang terdaftar sebagai merek dagang untuk “Game of Thrones”, hak cipta tersebut tidak berlaku untuk nama individu secara umum. Dengan informasi tersebut, mereka kembali menghubungi Kantor Paspor untuk menyelesaikan masalah.
Kantor Paspor Inggris akhirnya mengakui kesalahan mereka. Mereka mengonfirmasi bahwa penolakan tersebut adalah akibat kesalahpahaman dan meminta maaf atas keterlambatan tersebut. “Kami dapat mengonfirmasi bahwa aplikasi tersebut sedang diproses dan meminta maaf kepada keluarga Lucy atas keterlambatan ini,” ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Inggris.
Kini, dengan masalah yang sudah terpecahkan, keluarga tersebut mempersiapkan untuk melanjutkan rencana liburan mereka ke Prancis. Lucy berharap dengan berbagi kisah ini, dia dapat membantu orang lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mendapatkan paspor untuk anak-anak dengan nama yang unik.
Dengan semuanya berjalan lancar, diharapkan Khaleesi bisa segera merasakan magisnya Disneyland Paris dan keluarga ini bisa menikmati liburan impian mereka yang telah lama dinantikan.