Home Tekno Black Myth: Wukong – Ambisius namun Frustrasi

Black Myth: Wukong – Ambisius namun Frustrasi

80
0
Black Myth: Wukong
Black Myth: Wukong
Urban Vibes

“Black Myth: Wukong” menawarkan pengalaman yang ambisius dengan trailer awal yang menampilkan tingkat keahlian teknis dan keindahan visual yang tinggi. Mengambil inspirasi dari novel epik China “Journey to the West,” game ini bertujuan untuk menyajikan kembali cerita klasik ini dengan megah sambil membawa developer Game Science ke dalam sorotan. Namun, setelah lebih dari 40 jam bermain dan membimbing sang pahlawan dalam perjalanannya, jelas bahwa game ini memiliki banyak kekurangan meski tetap ambisius.

Pertarungan Bos Epik dan Kecemerlangan Visual

Fitur yang paling berkesan dari game ini adalah pertarungan bos yang megah. Pertarungan ini sangat spektakuler, menampilkan makhluk mitos dan adegan dramatis yang meninggalkan kesan mendalam. Dari naga ganas yang mengamuk di atas danau beku hingga harimau kekar yang berpesta di kuil berdarah, bos-bos ini termasuk yang paling mengesankan di generasi saat ini. Animasi mereka yang detail dan desain yang menakjubkan adalah suguhan visual yang menampilkan kemampuan Game Science untuk menciptakan momen sinematik yang menegangkan dan tak terlupakan.

Perjalanan yang Frustrasi

Namun, meski ada momen-momen tersebut, “Black Myth: Wukong” sering kali tergelincir di luar pertarungan bos. Desain dunia game bisa sangat membingungkan, dengan lingkungan yang luas namun sulit dinavigasi. Pemain sering kali merasa tersesat, berpindah dari satu pertarungan intens ke segmen yang membingungkan tanpa konteks atau penjelasan yang memadai. Kurangnya koherensi naratif mengganggu alur dan membuat kemajuan terasa melelahkan.

Ruang-ruang linear dalam game, meski tampak menarik secara visual, menderita dari navigasi yang buruk. Ketidakhadiran peta atau tanda-tanda yang jelas membuat pemain mudah tersesat, dan realisme lingkungan sering kali menghambat eksplorasi. Pilihan desain untuk membuat dunia game terasa luas dan imersif juga berarti bahwa pemain sering kali menghadapi dinding tak terlihat dan pemandangan yang berulang, yang dapat membuat pengalaman terasa stagnan dan frustrasi.

Pertarungan yang Tidak Merata dan Musuh yang Kurang Menarik

Sementara pertarungan bos sangat memukau, musuh-musuh biasa—yang disebut ‘Lesser’ Yaoguai demons—gagal menawarkan tingkat kegembiraan yang sama. Musuh-musuh ini mudah dikalahkan dengan taktik pertarungan dasar, menjadikannya hanya sebagai rintangan daripada tantangan yang menarik. Sistem pertarungan, meski menjanjikan pada awalnya, akhirnya terasa kurang mendalam. Berbagai sikap dan kemampuan sering kali terasa kurang memadai dan tidak berdampak signifikan pada cara Anda menghadapi musuh.

Kesulitan dalam game ini bisa sangat tidak konsisten, dengan beberapa pertarungan bos yang memerlukan grinding yang berlebihan dan yang lainnya menghadirkan tantangan yang tidak adil. Sistem pertarungan yang mengandalkan pencet tombol dan menghindar daripada kedalaman strategi membuat pertarungan terasa berulang dan kurang memuaskan seiring waktu.

Baca juga:

Perjalanan yang Tidak Memiliki Arah

Masalah inti dari “Black Myth: Wukong” adalah ketidakmampuannya untuk mempertahankan narasi yang koheren dan pengalaman bermain yang menarik. Meskipun visualnya yang menakjubkan dan desain ambisiusnya, game ini kesulitan untuk membuat pemain tetap terlibat dengan penceritaan yang terputus-putus dan eksplorasi yang monoton. Kegembiraan dari pertarungan bos dan daya tarik grafisnya sering kali teredam oleh rasa kebingungan dan frustrasi.

Kesimpulan

“Black Myth: Wukong” adalah game yang menunjukkan baik titik tertinggi maupun terendahnya. Meskipun pertarungan bosnya termasuk yang paling dramatis dan visualnya yang mengesankan, pengalaman keseluruhannya terhambat oleh desain game yang tidak konsisten dan kemajuan naratif yang kurang memuaskan. Bagi mereka yang tertarik dengan konfrontasi epik dan dunia visual yang kaya, game ini mungkin tetap layak dijelajahi. Namun, pemain yang mencari perjalanan yang lebih kohesif dan memuaskan mungkin akan merasa kecewa.

Urban Vibes
Previous articleMenelusuri Keindahan dan Keunikan Gunung Dukono di Maluku
Next articleKazuya Kamenashi Suka Makanan Thailand! Pernah Tinggal 1 Bulan Juga Loh!
Adi D.S adalah penulis yang gemar berkelana. Baginya, dunia adalah perpustakaan raksasa, dan setiap destinasi adalah sebuah cerita yang menunggu untuk diungkap. Dengan bekal rasa ingin tahu yang tinggi dan jiwa petualang, Adi tak pernah lelah untuk menjelajah berbagai penjuru dunia. Gairah menulis Adi bersatu dengan kecintaannya pada traveling, menghasilkan karya-karya yang memikat dan informatif. Lewat tulisan yang apik dan mengalir lancar, Adi mengajak para pembaca untuk ikut berpetualang bersamanya. Dari kearifan budaya lokal hingga keindahan panorama alam, Adi mampu membawakan pengalaman traveling yang imersif dan menggugah selera. Adi tak hanya sekedar bercerita, namun juga berbagi pengalaman dan tips berharga. Para pembaca yang memiliki mimpi jalan-jalan akan dimanjakan dengan informasi praktis dan rekomendasi yang menarik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here