Home Highlight “Bukan Malas! Ini Alasan Gen Z Sering Dipecat dari Pekerjaan”

“Bukan Malas! Ini Alasan Gen Z Sering Dipecat dari Pekerjaan”

97
0
ilustrasi Gen Z
ilustrasi Gen Z
Urban Vibes

Gen Z sering banget dituding sebagai generasi yang malas dan manja, terutama di tempat kerja. Tapi, benarkah mereka dipecat cuma karena itu? Menurut sebuah artikel di Inc, 60% perusahaan ngaku memecat karyawan Gen Z di tahun ini. Tapi jangan salah, alasan mereka sulit mempertahankan pekerjaan nggak cuma soal malas. Yuk, kita bahas 3 alasan utama kenapa Gen Z sering banget dipecat, tapi bukan karena mereka nggak mau kerja!

1. Kurangnya Motivasi? Bukan Malas, Tapi Trauma!

Kritik utama yang sering dilontarkan ke Gen Z adalah soal motivasi kerja. Banyak yang ngerasa kalau mereka nggak bekerja sekeras generasi sebelumnya. Tapi, kalau kita lihat lebih dalam, ini ada kaitannya sama pengalaman pahit yang mereka lihat dari generasi sebelumnya.

Gen Z tumbuh di era krisis keuangan 2008 dan pandemi COVID-19, yang bikin mereka ngeliat langsung gimana perusahaan memperlakukan karyawan setia mereka. PHK, pemotongan gaji, dan ketidakpastian kerja jadi pemandangan umum. Nggak heran, kan, kalau mereka skeptis dengan jalur karier tradisional? Mereka tahu, kerja keras belum tentu jaminan sukses atau keamanan finansial.

Menurut survei dari Deloitte, Gen Z lebih menghargai perusahaan yang peduli sama karyawannya dan punya tanggung jawab sosial. Jadi, kalau mereka nggak terlalu termotivasi buat “ngoyo” di tempat kerja yang nggak peduli sama mereka, itu lebih ke bentuk self-defense daripada malas!

2. Gaya Komunikasi yang Beda

Generasi Z dikenal sebagai digital natives, generasi yang lahir dan tumbuh di era internet dan teknologi digital. Mereka terbiasa dengan komunikasi berbasis teks, seperti chat atau DM di media sosial, tapi ini jadi masalah di tempat kerja yang masih tradisional.

Banyak perusahaan nggak siap dengan cara komunikasi yang berbeda ini. Gen Z sering kesulitan dalam berkomunikasi tatap muka atau saat presentasi, karena mereka tumbuh di era kerja jarak jauh dan meeting lewat Zoom selama pandemi. Kesenjangan ini bikin Gen Z sering dianggap nggak antusias atau kurang profesional, padahal mereka cuma punya cara berkomunikasi yang beda aja.

Tempat kerja yang nggak memberikan kesempatan untuk belajar komunikasi interpersonal yang lebih tradisional bikin kesan bahwa Gen Z “nggak niat” kerja, padahal masalahnya cuma di perbedaan gaya komunikasi.

Baca juga:

3. Menolak “Gila Kerja” dan Prioritasin Keseimbangan Hidup

Alasan terbesar kenapa Gen Z sering kehilangan pekerjaan adalah karena mereka menolak budaya kerja yang menekankan jam kerja panjang, selalu tersedia, dan hidup cuma buat kerja. Buat generasi sebelumnya, kesuksesan identik sama kerja keras tanpa henti dan mengorbankan waktu pribadi. Tapi Gen Z nggak suka ide itu.

Mereka nggak cuma cari gaji, tapi juga keseimbangan hidup, makna, dan kepuasan pribadi. Menurut survei Deloitte, setengah dari Gen Z yang disurvei bilang bahwa keseimbangan kerja-hidup adalah prioritas utama mereka. Mereka nggak tahan sama lingkungan kerja yang toxic dan nggak segan-segan resign kalau tempat kerja nggak sesuai ekspektasi mereka.

Ini bukan soal malas, tapi Gen Z tahu kalau kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi lebih penting daripada mengejar karier tanpa henti. Mereka nggak mau kerja lembur terus atau harus selalu cek email di luar jam kerja, dan ini sering bikin mereka dianggap “nggak serius” sama perusahaan.

Jadi, Apakah Gen Z Malas?

Jawabannya, nggak. Alasan Gen Z Dipecat bukan karna malas, Gen Z cuma menghadapi tempat kerja yang nggak lagi relevan dengan cara kerja modern. Mereka tumbuh di dunia yang berubah cepat, di mana kerja keras bukan jaminan kesuksesan. Alih-alih malas, mereka lebih selektif dan tahu apa yang mereka mau dari pekerjaan, termasuk keseimbangan hidup dan tempat kerja yang menghargai mereka.

Jadi, sebelum nge-judge Gen Z sebagai generasi yang malas, penting buat kita memahami konteks yang mereka hadapi dan tantangan yang mereka alami di tempat kerja!

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here