Hai urbie’s, ada kabar soal Indonesia di kancah global. Ternyata, pada musim perdagangan 2023/2024, Indonesia resmi menyandang predikat sebagai pengimpor gula terbesar di dunia, dengan total impor mencapai 5 juta metrik ton. Posisi ini mengukuhkan konsistensi Indonesia sebagai pengimpor gula mentah nomor satu dunia sejak 2019.
Kenapa Impor Gula Indonesia Tinggi Banget?
Menurut data dari United States Department of Agriculture (USDA), tingginya angka impor gula ini terjadi karena permintaan dalam negeri yang terus meningkat. Bayangin aja, konsumsi gula kita nggak cuma buat kebutuhan rumah tangga, tapi juga industri makanan dan minuman. Jadi, produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan ini.
Faktor lain adalah kapasitas produksi gula lokal yang masih terbatas, baik dari sisi teknologi maupun lahan tebu yang nggak sebanding dengan kebutuhan. Meski pemerintah terus mendorong revitalisasi pabrik gula, hasilnya belum signifikan untuk memangkas angka impor.
Kalahkan China dan Amerika
Cukup memprihatinkan ternyata kita berhasil “ngalahin” negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Meski mereka juga aktif mengimpor gula, volume yang mereka beli masih kalah jauh dibandingkan Indonesia.
Uniknya, pola perdagangan tiap negara ini beda-beda. Contohnya, Uni Eropa cenderung lebih banyak mengimpor gula olahan, sementara Indonesia lebih fokus pada gula mentah yang nantinya diolah di dalam negeri.
Baca juga:
- Jepang Siap Meluncurkan Kereta Bertema One Piece: Eksplor Jepang Bareng Luffy dan Kawan-Kawan!
- Marselino Ferdinan Bersinar di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi: “Tujuan Kita Bukan di Sini”
- Negara-negara dengan Wanita Paling Cantik Menurut Missosology: Mengungkap Pesona yang Tak Terbantahkan
Dampaknya buat Kita
Tingginya impor gula ini nggak cuma jadi berita buat ekonomi, tapi juga langsung berdampak ke urbie’s. Salah satunya, harga gula di pasar lokal sering kali fluktuatif karena tergantung pada kondisi pasar global. Kalau harga gula dunia naik, otomatis harga di Indonesia juga bisa ikut melonjak.
Selain itu, ketergantungan pada impor juga bikin kita rentan terhadap risiko seperti gangguan pasokan global. Misalnya, kalau ada kebijakan baru di negara pengekspor atau cuaca buruk yang memengaruhi panen tebu, Indonesia bakal kena dampaknya.
Solusi, Apa Nih?
Supaya kita nggak terus-terusan jadi “raja impor,” ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Peningkatan produksi lokal: Pemerintah perlu fokus memperbaiki infrastruktur dan teknologi di sektor gula.
- Diversifikasi bahan baku: Menggali potensi bahan pengganti gula, seperti pemanis alami dari kelapa atau aren.
- Pengendalian konsumsi: Edukasi ke masyarakat soal pentingnya mengurangi konsumsi gula demi kesehatan sekaligus mengurangi ketergantungan impor.
Jadi, urbie’s, kita juga harus sadar kalau predikat impor gula terbesar ini punya sisi lain yang mesti kita perhatikan. Yuk, kita dukung produk lokal biar Indonesia makin mandiri!