Hi Urbie’s! Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh harapan dan tantangan bagi industri perhotelan. Sebagai salah satu jaringan hotel yang terus berkembang di Indonesia, BATIQA Hotels menyusun strategi yang matang untuk menghadapi dinamika pasar yang terus berubah. Dalam wawancara eksklusif dengan Wishnu Priastoro, Revenue Manager BATIQA Hotels Head Office, kami mendapatkan gambaran tentang proyeksi pasar, segmen pasar yang tumbuh, hingga strategi harga yang akan diterapkan di tahun depan.
Proyeksi Pasar dan Kenaikan Hunian
Tahun depan, BATIQA Hotels optimis terhadap kenaikan tingkat hunian atau occupancy rate. Seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan mencapai 4-5%, Wishnu menyebutkan bahwa sebagai hotelier, mereka menyambut optimisme dengan target tingkat hunian yang diperkirakan akan meningkat hingga 5% dibandingkan tahun ini. “Kami melihat adanya potensi pertumbuhan yang positif, dan kami siap menyambutnya dengan strategi yang tepat,” ungkapnya.
Segmen Pasar yang Tumbuh: Bisnis Jadi Pendorong Utama
Salah satu segmen pasar yang diprediksi akan menjadi pendorong utama pendapatan hotel BATIQA adalah pasar bisnis. Ini didorong oleh target pemerintah yang menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 1.906 triliun pada tahun 2025, sebuah kenaikan signifikan sebesar 15,45% dibandingkan tahun 2024. “Segmen bisnis akan terus tumbuh, dan BATIQA Hotels berencana memanfaatkan momentum ini untuk menarik lebih banyak tamu bisnis,” jelas Wishnu.
Strategi Penentuan Harga Kamar
Menyikapi proyeksi ekonomi yang berkembang, BATIQA Hotels akan menyesuaikan strategi harga kamar untuk tahun depan. Dengan inflasi yang diperkirakan meningkat dan biaya operasional seperti pajak, tenaga kerja, dan energi yang lebih tinggi, harga kamar akan mengalami kenaikan sekitar 5% hingga 10%. “Kami percaya bahwa penyesuaian harga ini wajar mengingat kondisi pasar dan kebutuhan untuk tetap menjaga kualitas layanan kami,” kata Wishnu.
Perubahan Pola Pemesanan: Digitalisasi dan Kolaborasi dengan OTA
Pola pemesanan hotel juga diperkirakan akan semakin didominasi oleh platform digital. Meski demikian, jaringan hotel ini tidak mengesampingkan pentingnya bisnis offline. Untuk menangkap peluang ini, BATIQA akan lebih giat berpromosi melalui media sosial dan meningkatkan kerja sama dengan agen perjalanan online (OTA). “Kami akan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pemesanan tamu dan memperkuat kerjasama dengan OTA,” tambahnya.
Peran OTA dan Penjualan Langsung
Kontribusi OTA terhadap pendapatan BATIQA Hotels saat ini tercatat sekitar 20%. Namun, ke depan, BATIQA Hotels berencana meningkatkan penjualan langsung, mengingat pentingnya membangun hubungan yang lebih dekat dengan tamu. “Kami melihat penjualan langsung sebagai peluang untuk memberikan layanan lebih personal dan meningkatkan loyalitas tamu,” jelas Wishnu.
Baca juga:
- Jepang Siap Meluncurkan Kereta Bertema One Piece: Eksplor Jepang Bareng Luffy dan Kawan-Kawan!
- Marselino Ferdinan Bersinar di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi: “Tujuan Kita Bukan di Sini”
- Negara-negara dengan Wanita Paling Cantik Menurut Missosology: Mengungkap Pesona yang Tak Terbantahkan
BATIQA Hotels Meningkatkan Pendapatan Non-Kamar
Tidak hanya mengandalkan pendapatan dari kamar, BATIQA Hotels juga berencana meningkatkan pendapatan dari segmen non-kamar seperti makanan dan minuman (F&B), ruang pertemuan, serta layanan spa. BATIQA akan menambah outlet F&B yang kekinian dan menargetkan segmen pebisnis dan anak muda yang tengah mengejar gaya hidup. Selain itu, untuk ruang pertemuan, BATIQA berkomitmen menyediakan fasilitas yang nyaman dan aman untuk para peserta. “Kami juga bekerja sama dengan pihak ketiga untuk layanan spa yang profesional,” ujar Wishnu.
Pasar Domestik dan Internasional: Keseimbangan yang Mempengaruhi Pendapatan
Meskipun ketidakpastian perjalanan internasional masih ada, pasar domestik tetap menjadi pilar utama bagi pendapatan BATIQA Hotels. “Pasar domestik sangat dominan di BATIQA Hotels, dan kami akan terus mengoptimalkan potensi ini sambil memantau perkembangan pasar internasional,” kata Wishnu.
Mengoptimalkan Revenue Management melalui Teknologi
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, BATIQA Hotels memanfaatkan sistem digital untuk mengoptimalkan revenue management. “Kami sudah memiliki sistem terintegrasi yang menghubungkan semua reservasi online dan mengatur kenaikan harga secara otomatis sesuai dengan kondisi pasar. Selain itu, sistem ini juga dapat memantau harga kompetitor secara real time, memungkinkan kami untuk menganalisis tren harga dan mengambil keputusan yang lebih tepat,” jelasnya.
Strategi Menghadapi BATIQA Hotels Low Season
Musim sepi atau low season menjadi tantangan tersendiri bagi banyak hotel. Namun, BATIQA Hotels siap menghadapinya dengan strategi yang terencana. “Kami akan mengikuti tren harga yang berlaku dan meningkatkan brand awareness kami selama musim sepi. Selain itu, kami juga akan menganalisis pasar dan mengoptimalkan sektor-sektor yang dapat dimaksimalkan selama low season,” kata Wishnu.
BATIQA Hotels, dengan optimisme dan strategi yang matang, siap menghadapi tahun depan dengan target pendapatan yang lebih tinggi. Dengan penyesuaian harga yang bijak, peningkatan kualitas layanan, serta pemanfaatan teknologi dalam revenue management, BATIQA berkomitmen untuk terus berkembang dan memberikan pengalaman terbaik bagi tamu, baik dalam segmen bisnis maupun leisure. Dengan pendekatan yang tepat, BATIQA Hotels akan terus menjaga posisi kuat di pasar perhotelan Indonesia.