Hi Urbie’s! Salah satu jaringan toko serba ada 24 jam terbesar di Jepang, Lawson, kembali mencuri perhatian dengan inovasi terbarunya. Untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja yang semakin parah, Lawson kini menggunakan teknologi kasir jarak jauh yang berbasis di luar negeri. Langkah revolusioner ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat mengatasi tantangan demografi dan ekonomi.
Kasir Jarak Jauh: Solusi Masa Depan
Kasir jarak jauh pertama Lawson adalah seorang warga Jepang yang tinggal di Swedia. Dengan perbedaan waktu delapan jam, ia melayani pelanggan di Tokyo dan Osaka pada jam-jam awal pagi. Ini adalah bagian dari strategi Lawson untuk memastikan operasional tetap berjalan lancar meskipun Jepang menghadapi krisis tenaga kerja. Fenomena ini semakin diperparah oleh kenaikan upah paruh waktu yang mencapai rekor tertinggi pada November 2024.
Menurut Roy Larke, seorang pakar ritel Jepang, sistem ini tidak hanya didukung oleh tenaga manusia tetapi juga kecerdasan buatan (AI). Dalam jangka panjang, AI diprediksi dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia. Dengan bantuan avatar digital yang meniru gerakan kasir di layar checkout, pelanggan dapat merasakan interaksi yang hampir seperti berhadapan langsung dengan kasir.
Ekspansi Teknologi dan Toko di Daerah Pedesaan
Hingga kini, teknologi kasir jarak jauh telah diuji di 28 dari lebih dari 11.000 gerai Lawson dan direncanakan untuk diperluas. Lawson juga berencana merekrut staf dari berbagai negara, termasuk Brasil dan New York. Selain itu, dalam lima tahun ke depan, Lawson akan membuka lebih banyak toko di daerah pedesaan. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lokal, terutama di wilayah yang kehilangan supermarket tradisional.
Contohnya, sebuah toko Lawson di Prefektur Wakayama menggantikan supermarket yang tutup. Toko ini tidak hanya menjadi pusat komunitas lokal, tetapi juga menawarkan produk segar, makanan beku, dan area makan. Strategi ini mengukuhkan posisi Lawson sebagai solusi ritel yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Baca juga:
- Junji Ito: Sang Arsitek Horor yang Memutarbalikkan Imajinasi
- Indonesia Jadi Negara dengan Gamer Terbanyak Kedua di Dunia, Total 119 juta Pemain!
- Persaingan Netflix dan Disney+: Perang Streaming yang Mengubah Industri Hiburan Selamanya
Teknologi Avatar: Kombinasi Teknologi dan Budaya
Penggunaan avatar digital sebagai penghubung antara pelanggan dan kasir jarak jauh memiliki nilai lebih di Jepang. Teknologi ini memberikan sentuhan personal dan hangat yang sangat dihargai, terutama oleh pelanggan lansia yang sering kali kesulitan dengan sistem berbasis audio. Budaya Jepang yang akrab dengan teknologi canggih serta standar tinggi dalam layanan pelanggan menjadikan inovasi ini sangat relevan.
Selain itu, teknologi ini juga membantu menjaga keberlanjutan operasional tanpa mengurangi pengalaman pelanggan. Dengan avatar yang interaktif, pelanggan tetap merasa dihargai dan nyaman saat berbelanja.
Masa Depan Ritel di Jepang
Inovasi Lawson ini mencerminkan bagaimana teknologi dapat menjadi solusi nyata untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Dengan kombinasi kecerdasan buatan, tenaga kerja jarak jauh, dan ekspansi strategis, Lawson tidak hanya menjawab tantangan kekurangan tenaga kerja tetapi juga membuka jalan baru dalam industri ritel.
Bagi Jepang, langkah ini bukan sekadar solusi sementara, melainkan contoh bagaimana teknologi dapat mendukung keberlanjutan bisnis sambil tetap mempertahankan nilai-nilai budaya. Lawson membuktikan bahwa dengan inovasi, bahkan tantangan terbesar dapat diubah menjadi peluang.