Hi Urbie’s! Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan bahwa Koridor 1 Transjakarta rute Blok M-Kota akan tetap beroperasi meskipun pembangunan MRT Jakarta Fase 2A rampung pada 2027. Keputusan ini menepis isu yang menyebutkan bahwa koridor tersebut akan ditutup.
Penegasan dari Kadishub DKI Jakarta Koridor 1
“Terkait isu penutupan Koridor 1, kami sampaikan bahwa tidak ada penutupan Koridor 1,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, dalam konferensi pers usai mendampingi kunjungan Komisi B DPRD DKI Jakarta ke Halte CSW, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2025).
Syafrin menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan kajian komprehensif terkait jaringan transportasi di Jakarta. Hal ini dilakukan bersamaan dengan kelanjutan pembangunan MRT Fase 2A, yang ditargetkan selesai pada 2029.
Proyek MRT Fase 2A dan Rencana Pengembangan Transportasi
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A akan terus dilanjutkan dengan target operasional pertama hingga Stasiun Monas pada akhir Desember 2027. Selanjutnya, jalur ini akan diteruskan hingga Stasiun Kota, yang diharapkan selesai pada 2029.
Selain itu, Syafrin menyampaikan bahwa pengembangan transportasi berbasis rel lainnya juga sedang berjalan, termasuk MRT Timur-Barat yang dimulai dari Kebon Sirih hingga Rorotan. Proyek LRT Jakarta juga terus dikerjakan, menghubungkan Velodrome dengan Manggarai, dan nantinya terintegrasi dengan layanan Dukuh Atas.
Baca juga:
- Lewat Curhat Instagram, Rose BLACKPINK Siap Taklukkan 2025!
- Awaji Island, Destinasi Unik untuk Pecinta Bawang Manis
- Patrick Kluivert dan Strateginya untuk Membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
Transformasi Menuju Transit Oriented Development (TOD)
Transformasi transportasi di Jakarta kini mengarah pada paradigma Transit Oriented Development (TOD), menggantikan pendekatan lama yang berbasis Car Oriented Development (COD). Perubahan ini menjadikan transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung jaringan transportasi massal di Jakarta.
“Semenjak program penataan transportasi secara masif dilakukan, Jakarta mengubah posisi dan menjadikan angkutan umum massal berbasis rel sebagai backbone untuk seluruh layanan angkutan umum massal di Jakarta,” jelas Syafrin.
Manfaat Integrasi Transportasi di Jakarta
Penerapan TOD bertujuan untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi. Dengan menjadikan transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung, masyarakat diharapkan dapat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya kemacetan, polusi, dan konsumsi bahan bakar di ibu kota.
Integrasi layanan transportasi seperti Transjakarta, MRT, dan LRT juga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berpindah moda dengan cepat dan nyaman. Langkah ini sejalan dengan visi Jakarta untuk menjadi kota berkelas dunia yang mengutamakan transportasi publik.
Dengan tetap beroperasinya Koridor 1 Transjakarta Blok M-Kota, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk memberikan pelayanan transportasi yang optimal bagi masyarakat. Transformasi transportasi berbasis TOD diharapkan mampu membawa perubahan positif, menjadikan Jakarta lebih nyaman, efisien, dan ramah lingkungan.
Perjalanan panjang menuju sistem transportasi terintegrasi memang membutuhkan waktu dan upaya besar. Namun, langkah ini adalah investasi penting bagi masa depan Jakarta sebagai kota modern yang mengutamakan kenyamanan dan kesejahteraan warganya.