Hi Urbie’s! Ada pemandangan tak biasa di awal pekan ini. Dua pejabat pemerintahan, Wamendagri Bima Arya Sugiarto dan Menko Pangan Zulkifli Hasan, memilih naik transportasi umum untuk berangkat kerja. Bima menaiki KRL dari Bogor, sementara Zulkifli menggunakan MRT Jakarta. Langkah ini tentu langsung menarik perhatian publik dan menuai beragam respons.
Teladan atau Sekadar Pencitraan?
Menurut pengamat tata kota Yayat Supriyatna, kebiasaan ini seharusnya bukan sekadar aksi simbolis atau pencitraan semata. Sebaliknya, ini harus menjadi bukti nyata empati terhadap masyarakat yang sehari-hari bergantung pada transportasi umum. Terlebih, selama ini pemerintah kerap mengajak warga beralih ke transportasi publik, namun para pejabat justru jarang melakukannya.
Manfaat yang Bisa Ditiru Pejabat Lain
Kalau kebiasaan ini dilakukan secara konsisten, ada banyak dampak positif yang bisa dirasakan, seperti:
Menunjukkan keteladanan – Pejabat memberi contoh langsung bahwa transportasi umum adalah pilihan yang layak dan nyaman.
Mendukung efisiensi anggaran – Dengan mengurangi penggunaan mobil dinas, BBM, dan pengawalan berlebihan, anggaran negara bisa lebih hemat.
Meningkatkan kualitas transportasi umum – Jika pejabat sering menggunakan KRL, MRT, atau bus, mereka bisa merasakan langsung kendala di lapangan dan mendorong perbaikan layanan.

Baca juga:
- Now And Then, The Beatles Kembali Mencetak Sejarah dengan Nominasi Brit Award
- Deteksi Dini Gangguan Mata Anak: Mengapa Pemeriksaan Mata Sejak Usia Dini Penting untuk Masa Depan Mereka
- Isyana Sarasvati Nyanyikan Lagu Tema Animasi Pokemon: Makna Dunia!
Mampukah Transportasi Umum Jadi Pilihan Utama?
Meski langkah dua pejabat ini patut diapresiasi, tantangan transportasi jenis ini di Indonesia masih banyak. Mulai dari kepadatan penumpang, ketepatan jadwal, hingga konektivitas antar moda yang belum sempurna. Jika semakin banyak pejabat menggunakan transportasi umum, ini bisa jadi momentum penting untuk mempercepat peningkatan infrastruktur dan layanan.
Dua pejabat pemerintahan, Bima Arya Sugiarto dan Zulkifli Hasan, menarik perhatian publik dengan naik transportasi umum ke kantor. Langkah ini dinilai sebagai upaya menunjukkan empati dan teladan bagi masyarakat. Jika dilakukan secara konsisten, kebiasaan ini bisa meningkatkan efisiensi anggaran dan kualitas transportasi publik.