Urbie’s, siapa yang pernah kesel gara-gara ada orang nyelonong di antrean? Atau malah pernah ngalamin antre panjang tapi tiba-tiba ada yang nyelak pakai “jalur khusus” karena kenal orang dalam? Fenomena susah antre ini emang sering banget terjadi di Indonesia. Tapi, tahukah kamu kalau ini bukan cuma soal kebiasaan? Ada faktor psikologis dan sosial yang bikin banyak orang di negeri kita susah banget buat tertib antre. Yuk, kita bahas!
- Rendahnya Conscientiousness: Kesadaran & Tanggung Jawab yang Kurang
Dalam psikologi, conscientiousness adalah sifat yang berhubungan dengan kesadaran, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Orang dengan conscientiousness rendah cenderung lebih cuek terhadap norma sosial dan lebih fokus ke tujuan pribadinya—dalam hal ini, “yang penting cepat selesai.”
Makanya, banyak orang di Indonesia yang nggak mikir panjang kalau mereka nyelak antrean. Buat mereka, selama bisa sampai tujuan lebih cepat, urusan norma sosial jadi nomor dua.
- IQ & Pemahaman Sosial yang Rendah Bisa Bikin Susah Paham Konsekuensi
Selain kesadaran yang rendah, faktor kecerdasan juga berperan. Orang dengan IQ atau pemahaman sosial yang rendah sering kali sulit memahami dampak dari tindakannya. Mereka nggak sadar kalau nyelak antrean bisa merugikan orang lain dan menciptakan kekacauan.
Selain itu, mereka juga cenderung nggak peka terhadap lingkungan sekitar. Selama nggak ada yang menegur, ya lanjut aja!
- Budaya Kolektif yang Kadang Salah Kaprah
Indonesia dikenal sebagai negara dengan budaya kolektif, di mana hubungan sosial sering lebih diutamakan daripada aturan. Makanya, nggak heran kalau ada yang bisa “lolos” dari antrean panjang karena kenal sama petugas atau punya orang dalam.
Fenomena ini menciptakan mindset bahwa aturan bisa fleksibel kalau ada hubungan personal. Akibatnya, yang nggak punya koneksi sering jadi korban ketidakadilan.
- Kurangnya Pendidikan tentang Norma Sosial Sejak Kecil
Kebiasaan menghormati antrean seharusnya ditanamkan sejak kecil, tapi sayangnya, ini bukan prioritas di banyak lingkungan. Banyak anak yang tumbuh tanpa benar-benar diajarkan pentingnya disiplin dalam antrean.
Hasilnya? Saat dewasa, mereka cenderung nggak merasa antre itu sesuatu yang harus dihormati. Akhirnya, kita sering lihat situasi di mana antrean jadi ajang saling serobot.
Baca juga:
- Foresthree Coffee & Kitchen, Franchise dengan Filosofi Pohon Kehidupan
- Ini yang Harus di Lakukan Anak Muda Agar Tidak Ikut-Ikutan Tren #KaburAjaDulu
- Erspo Rilis Jersey Tandang Timnas Indonesia, Tampil Elegan dengan Ornamen Garuda di Bahu
Lalu, Gimana Solusinya?
Kalau kita mau berubah, semuanya harus dimulai dari diri sendiri. Nih, beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
Tingkatkan Kesadaran & Disiplin Diri – Coba lebih peka dan bertanggung jawab terhadap aturan sosial, termasuk antre.
Asah Empati & Pemahaman Sosial – Bayangkan kalau kamu di posisi orang yang diserobot antreannya. Nggak enak, kan?
Jangan Gunakan Koneksi untuk Hal yang Nggak Adil – Kalau mau perubahan, kita harus mulai menghilangkan kebiasaan “jalur belakang.”
Ajarkan Nilai Disiplin Sejak Dini – Kalau kamu punya adik atau anak kecil di rumah, yuk mulai ajarin mereka pentingnya menghormati aturan, termasuk antre!
Urbie’s, perubahan itu dimulai dari kita sendiri. Yuk, biasakan antre dengan tertib dan tunjukkan kalau kita bisa jadi generasi yang lebih sadar aturan sosial! Siap mulai sekarang?