Home Lifestyle Intermittent Fasting: Tren Gaya Hidup Kekinian yang Mirip Puasa, Apa Bedanya?

Intermittent Fasting: Tren Gaya Hidup Kekinian yang Mirip Puasa, Apa Bedanya?

27
0
ilustrasi Intermittent Fasting - sumber gambar FREEPIK
ilustrasi Intermittent Fasting - sumber gambar FREEPIK
Urban Vibes

Hi Urbie’s, Intermittent Fasting (IF) kini semakin populer di kalangan anak muda, bukan sekadar demi menurunkan berat badan, tapi juga sebagai gaya hidup sehat. Tapi, pernahkah kita menyadari kalau konsep IF ini ternyata punya kemiripan yang cukup menarik dengan ibadah puasa yang sudah lebih dulu dikenal, terutama di budaya kita? Yuk, kita kupas lebih dalam fenomena ini!

Intermittent Fasting: Gaya Hidup atau Cara Baru Puasa?

Intermittent Fasting adalah metode pola makan yang membatasi waktu makan dalam periode tertentu, diikuti dengan jendela waktu puasa. Metode ini hadir dalam berbagai variasi, seperti 16:8 (puasa 16 jam, makan 8 jam), 5:2 (5 hari makan normal, 2 hari defisit kalori), hingga 24 jam penuh dalam beberapa hari per minggu.

Baca juga

Menariknya, kalau kita perhatikan, pola ini serupa dengan praktik puasa dalam berbagai ajaran agama, termasuk puasa Ramadhan dalam Islam. Bedanya, IF cenderung fokus pada manfaat kesehatan dan pengaturan pola makan, sedangkan puasa dalam konteks religius lebih menekankan pada spiritualitas dan pengendalian diri.

Manfaat Kesehatan yang Serupa

Baik IF maupun puasa tradisional sama-sama membawa berbagai manfaat kesehatan. Beberapa studi menunjukkan bahwa IF bisa membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Di sisi lain, puasa juga memiliki efek serupa. Sebuah penelitian di jurnal Nutrition Research menyebutkan bahwa puasa Ramadhan membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Yang lebih menarik lagi, keduanya juga terbukti berkontribusi pada peningkatan kesehatan mental. Proses puasa, baik IF maupun religius sama-sama mendorong produksi Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), protein yang mendukung pertumbuhan sel saraf dan meningkatkan fungsi otak.

Puasa dan IF: Mana yang Lebih Baik?

Perdebatan soal mana yang lebih baik sebenarnya kurang relevan. Keduanya punya tujuan dan konteks yang berbeda. Puasa religius berakar pada nilai spiritual dan pengendalian diri, sementara IF lebih banyak ditujukan untuk kesehatan fisik.

Namun, ada hal menarik yang bisa diambil, yaitu keduanya mengajarkan kita pentingnya kontrol diri terhadap makanan dan kebiasaan hidup. Bagi anak muda yang mulai tertarik menjalani IF, mungkin dapat dijadikan momen refleksi bahwa puasa bukan sekadar tren modern, tapi bagian dari tradisi yang punya manfaat luar biasa.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here