Home Highlight Fenomena Langka! Lumpur Lapindo Berhenti Menyembur, Akhir dari Bencana 19 Tahun?

Fenomena Langka! Lumpur Lapindo Berhenti Menyembur, Akhir dari Bencana 19 Tahun?

36
0
Lumpur Lapindo - sumber foto Istock BATIQA Hotels
Lumpur Lapindo - sumber foto Istock BATIQA Hotels
Urban Vibes

Hai, Urbies! Ada kabar mengejutkan dari Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Setelah hampir 19 tahun terus menyembur tanpa henti, lumpur Lapindo dikabarkan berhenti keluar dari perut bumi! Kabar ini langsung viral di media sosial, membuat banyak orang penasaran—apakah ini benar-benar akhir dari salah satu bencana geologi terbesar di Indonesia?

Semburan Berhenti, Tapi Masih Ada Asap

Kabar ini muncul pekan lalu setelah banyak warga dan pengamat melihat bahwa lautan lumpur yang sebelumnya aktif kini tampak lebih tenang. Tidak ada lagi semburan besar yang biasanya terlihat, meskipun masih ada asap yang keluar dari pusat semburan.

Menurut Amien Widodo, pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kondisi ini menunjukkan potensi berhentinya semburan lumpur Lapindo. “Lumpur ini keluar karena adanya gas. Jika sumber gasnya habis atau berkurang, maka lumpur tidak akan terangkat ke atas,” jelasnya.

Kenapa Lumpur Lapindo Bisa Berhenti?

Amien menjelaskan bahwa sejak awal, semburan lumpur Lapindo terjadi karena adanya gas dalam jumlah besar pada kedalaman 2 hingga 3 kilometer di bawah permukaan. Gas inilah yang mendorong lumpur ke atas, menyebabkan bencana yang telah menenggelamkan belasan desa di tiga kecamatan sejak 2006.

Namun, setelah hampir dua dekade, gas di bawah permukaan kemungkinan sudah mulai habis atau tekanannya melemah. “Kalau gasnya mengecil, ya enggak kuat ngangkat lumpur ke atas. Kalau gasnya habis, lumpur berhenti,” tambah Amien.

Baca juga

Meskipun masih ada asap yang keluar, Amien menilai itu bukan tanda bahaya besar. “Asap yang masih keluar menandakan masih ada gas tersisa, tapi volumenya kecil dan tidak cukup untuk mendorong lumpur ke permukaan.”

Apakah Ini Akhir dari Lumpur Lapindo?

Bagi banyak orang, berita ini tentu membawa harapan baru. Selama hampir dua dekade, lumpur Lapindo telah mengubah wajah Sidoarjo, menenggelamkan rumah, sawah, dan infrastruktur, serta menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal.

Namun, apakah ini benar-benar akhir dari bencana ini? Para ahli masih terus memantau perkembangan terbaru. Jika tekanan dari bawah benar-benar habis, maka kemungkinan besar semburan lumpur ini tidak akan aktif lagi.

“Positifnya, mungkin sudah selesai karena sumber tekanan dari bawah sudah habis, tinggal asapnya saja,” kata Amien.

Apa Dampaknya bagi Sidoarjo?

Jika lumpur Lapindo benar-benar berhenti, dampaknya bisa sangat besar bagi daerah sekitar:

Peluang Reklamasi – Wilayah yang dulunya terdampak bisa mulai dipikirkan untuk reklamasi dan pemanfaatan ulang. Pemulihan Ekonomi – Bisa menjadi momen baru bagi warga sekitar untuk membangun kembali kehidupan mereka. Wisata Geologi – Lumpur Lapindo telah menjadi salah satu fenomena geologi unik yang menarik banyak wisatawan. Jika benar-benar berhenti, bisa jadi daya tariknya akan berubah.

Kesimpulan: Harapan Baru atau Masih Harus Waspada?

Berhentinya semburan lumpur Lapindo tentu menjadi kabar baik bagi banyak orang. Namun, para ahli tetap menyarankan untuk terus memantau aktivitas bawah tanah guna memastikan bahwa kondisi ini benar-benar stabil dan tidak akan muncul kembali.

Bagaimana menurut kamu, Urbies? Apakah ini benar-benar akhir dari bencana lumpur Lapindo? Atau kita masih harus tetap waspada? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar!

Sumber: BATIQA Hotels

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here