Di era modern ini, kisah cinta tidak selalu berjalan sesuai skenario film romantis. Salah satunya adalah fenomena Hubungan Tanpa Status (HTS) yang semakin marak di kalangan anak muda. HTS, yang dikenal juga sebagai friends with benefits atau situationship, adalah hubungan yang melibatkan perasaan dan kedekatan layaknya pasangan, tetapi tanpa komitmen yang jelas. Bagi sebagian, HTS menawarkan kebebasan, namun di sisi lain, tidak jarang meninggalkan hati yang bimbang.
Mengapa Banyak yang Terjebak di HTS?
Takut Kehilangan atau Menyakiti
Banyak anak muda memilih HTS karena takut jika membicarakan status hubungan justru akan mengakhiri kedekatan yang ada. Mereka lebih memilih “jalan aman” dengan membiarkan hubungan tetap menggantung.
FOMO (Fear of Missing Out)
Di era media sosial, perasaan takut ketinggalan momen (fear of missing out) menjadi salah satu alasan. Mereka merasa nyaman dengan kebersamaan, tetapi tetap ingin memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi hubungan lain.
Trauma Masa Lalu
Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya juga bisa menjadi faktor utama. Mereka mungkin pernah terluka dalam hubungan yang serius, sehingga memilih HTS sebagai bentuk perlindungan diri.
Ketidakpastian Emosional
Banyak anak muda yang masih dalam fase mencari jati diri dan tujuan hidup. Hal ini membuat mereka merasa belum siap untuk berkomitmen, tetapi tetap ingin memiliki seseorang di sisinya.
Baca juga
- Nikmati Iftar Spesial di Zest Sukajadi Bandung, Sajian Lezat dan Promo Menarik!
- Sambut Ramadan dengan Kemewahan dan Cita Rasa Nusantara di Lorin Hotels
- Tjakap Djiwa, Transformasi Staycation di Aryaduta Menteng untuk Jiwa dan Raga
Dari Sisi Psikologis: Apa Kata Ahli?
Menurut psikolog klinis, HTS sering kali mencerminkan adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Hubungan ini bisa menjadi tanda adanya masalah attachment atau pola keterikatan dalam hubungan interpersonal.
Pola Avoidant Attachment
Mereka dengan pola ini cenderung menghindari komitmen karena takut terluka. Mereka menikmati kedekatan dalam HTS tetapi segera mundur ketika hubungan menjadi lebih serius.
Pola Anxious Attachment
Di sisi lain, ada juga yang memilih HTS karena takut ditinggalkan. Mereka lebih memilih memiliki sebagian kecil perhatian daripada tidak sama sekali.
Apakah HTS Selalu Buruk?
Tidak selalu. Beberapa orang merasa HTS adalah pilihan yang tepat sesuai kebutuhan mereka. Namun, masalah muncul ketika salah satu pihak menginginkan lebih, sementara yang lain tetap nyaman dalam zona tanpa status.
Komunikasi yang jelas dan kejujuran sangat penting dalam HTS. Jangan sampai hubungan ini hanya menjadi pelarian atau pengisi kekosongan semata.
Berani Bicara, Berani Menentukan
‘Hubungan Tanpa Status’ mungkin memberikan kebebasan, tetapi juga bisa menciptakan kebingungan dan rasa sakit yang tak terucap. Penting bagi kita untuk berani berbicara dan menentukan arah hubungan. Karena pada akhirnya, setiap hati berhak mendapatkan kepastian dan kenyamanan dalam sebuah hubungan.