Hi Urbie’s! “Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis” merupakan film drama keluarga yang berhasil mengangkat tema berat seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kesehatan mental. Film ini menceritakan kisah Tari, seorang wanita muda yang tumbuh dalam keluarga penuh luka. Ayahnya yang temperamental sering melampiaskan amarah dengan kekerasan, membuat rumah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan justru menjadi sumber ketakutan.
Kepergian kakaknya yang tidak sanggup lagi bertahan meninggalkan luka mendalam bagi Tari. Meski demikian, Tari tetap memilih tinggal demi ibunya yang terus menjadi korban kekerasan sang ayah. Dalam keheningan rumahnya yang mencekam, Tari berusaha menjadi satu-satunya pelindung bagi ibunya, meski benteng pertahanannya perlahan runtuh oleh kesedihan yang memakan dirinya dari dalam.
Ketika Tari menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan, ia bergabung dalam komunitas kesehatan mental. Di sana, ia bertemu Baskara, pria dengan masa lalu kelam yang sama. Perlahan, keduanya mencoba menyembuhkan diri dan menemukan kembali makna kehidupan, melalui rintangan dan upaya yang tidak mudah.
Baca juga
- Nikmati Iftar Spesial di Zest Sukajadi Bandung, Sajian Lezat dan Promo Menarik!
- Sambut Ramadan dengan Kemewahan dan Cita Rasa Nusantara di Lorin Hotels
- Tjakap Djiwa, Transformasi Staycation di Aryaduta Menteng untuk Jiwa dan Raga
Alasan Wajib Menonton
Mengangkat Isu Keluarga dan Mental Health
Film ini menyajikan realita keras KDRT dan trauma psikologis yang kerap kali terjadi di sekitar kita. Kisah Tari menjadi cermin bagaimana seorang penyintas kekerasan tetap mampu bangkit, berjuang, dan menemukan harapan baru dalam hidupnya. Film ini tidak hanya menyentuh, tetapi juga memberikan edukasi penting mengenai kesehatan mental dan pentingnya mencari pertolongan.
Akting Pemain yang Mendalam
Prilly Latuconsina sebagai Tari mampu menampilkan emosi yang dalam, menciptakan karakter yang kuat namun tetap rapuh. Peran Baskara yang dimainkan oleh Pradikta Wicaksono juga tidak kalah memukau, menunjukkan perubahan karakter yang signifikan dari seseorang yang temperamental menjadi lebih tenang dan suportif. Para pemain pendukung pun turut memperkuat suasana film dengan akting yang tidak kalah impresif.
Cerita yang Realistis dan Mengalir Alami
Penyutradaraan yang apik membuat alur cerita terasa alami. Dialog yang digunakan terasa natural, tanpa kesan berlebihan. Momen-momen emosional ditampilkan dengan ritme yang tepat, memberikan waktu bagi penonton untuk merasakan kedalaman perasaan karakter.
Sinematografi dan Musik Latar yang Mendukung
Tone warna yang suram dan musik latar yang lembut menjadi perpaduan sempurna untuk mempertegas suasana kelam namun penuh harapan dalam cerita. Setiap adegan terasa memiliki sentuhan artistik yang efektif tanpa harus terlihat berlebihan.
Pesan Moral yang Kuat
Film ini memberikan pesan bahwa tidak apa-apa untuk menangis dan merasakan sakit. Setiap orang berhak atas kebahagiaan dan kesempatan untuk sembuh. Selain itu, film ini juga memberikan kesadaran mengenai pentingnya menghentikan siklus kekerasan dalam rumah tangga dan memberikan ruang aman bagi para penyintas untuk berbicara.
“Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis” bukan sekadar film drama keluarga biasa. Dengan cerita yang emosional, akting yang kuat, dan pesan moral yang mendalam, film ini mampu menyentuh hati dan membuka mata kita akan pentingnya kesehatan mental. Bagi kamu yang menyukai film dengan tema keluarga dan isu sosial yang relevan, film ini adalah pilihan tepat untuk ditonton.