Home Lifestyle Overlove: Ketika Cinta Berlebih Menjebak dalam Lingkaran Tak Sehat

Overlove: Ketika Cinta Berlebih Menjebak dalam Lingkaran Tak Sehat

37
0
ilustrasi overlove - sumber gambar FREEPIK
ilustrasi overlove - sumber gambar FREEPIK
Urban Vibes

Hi Urbie’s, Cinta, dalam dosis yang tepat, bisa menjadi bahan bakar kebahagiaan. Namun, bagaimana jadinya jika cinta itu berlebihan? Menjadi pribadi yang “overlove” atau terlalu mencintai seseorang memang terdengar romantis, tetapi di balik itu, ada sisi gelap yang bisa memengaruhi kesehatan mental dan hubunganmu.

Apa Itu Overlove?

Overlove adalah kondisi ketika seseorang memberikan cinta dan perhatian yang berlebihan kepada orang lain, seringkali dengan mengabaikan kebutuhan dan perasaannya sendiri. Dalam hubungan percintaan, persahabatan, atau bahkan keluarga, overlove bisa terlihat dari sikap selalu ingin menyenangkan orang lain, sulit mengatakan “tidak”, dan takut kehilangan hingga rela berkorban berlebihan.

Baca juga

Sisi Baik Overlove

Menjadi pribadi yang penuh cinta sebenarnya bukan hal yang buruk. Orang-orang overlove biasanya:

Penuh Empati
Mereka mampu merasakan dan memahami perasaan orang lain dengan sangat dalam.

Mudah Memberikan Dukungan
Teman atau pasangan yang overlove sering kali menjadi tempat nyaman untuk berbagi cerita dan mencari pelukan hangat.

Berjiwa Penolong
Mereka selalu siap membantu, bahkan sebelum diminta.

Namun, sayangnya, semua sisi positif ini bisa menjadi pedang bermata dua jika tidak disertai batasan yang sehat.

Sisi Buruk Overlove

Cverlove sebagai perilaku yang bisa berdampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun hubungan yang dijalani. Berikut beberapa alasan mengapa overlove bisa berbahaya:

Mengorbankan Diri Sendiri
Orang overlove seringkali mengabaikan kebutuhannya sendiri demi orang lain. Ini bisa menyebabkan kelelahan emosional dan fisik.

Rentan Terhadap Manipulasi
Kebaikan yang berlebihan bisa menjadi celah bagi orang lain untuk memanfaatkanmu.

Kehilangan Jati Diri
Terlalu fokus pada kebahagiaan orang lain bisa membuatmu lupa siapa dirimu sebenarnya dan apa yang kamu inginkan dalam hidup.

Menciptakan Ketergantungan Emosional
Orang yang overlove cenderung bergantung pada validasi dari orang yang dicintainya.

Pandangan Psikologis

Perilaku overlove sering kali berakar dari masalah harga diri yang rendah atau trauma masa lalu, seperti kurangnya kasih sayang di masa kecil atau pengalaman ditinggalkan. Orang yang overlove biasanya merasa bahwa memberikan cinta yang berlimpah akan membuatnya diterima dan dicintai.

Namun, dalam jangka panjang, ini bisa menciptakan pola hubungan yang tidak sehat. Terlalu banyak memberi tanpa menerima dengan seimbang bisa membuatmu merasa kosong dan tidak dihargai.

Bagaimana Mengatasinya?

Belajar Menetapkan Batasan
Cinta yang sehat tidak berarti selalu mengatakan “iya.” Sesekali berkata “tidak” bukan berarti kamu jahat.

Fokus pada Diri Sendiri
Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai dan yang membuatmu bahagia.

Berbicara dengan Profesional
Jika kamu merasa terlalu sulit mengubah pola ini, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog.

Overlove, jika tidak diimbangi dengan self-love, bisa menjadi jebakan dalam hubungan. Memberikan cinta itu penting, tetapi jangan sampai kamu melupakan dirimu sendiri. Cinta yang sehat selalu dimulai dengan mencintai diri sendiri terlebih dahulu.

Dengan memahami batasan antara cinta dan overlove, kamu tidak hanya akan menjaga kesehatan mentalmu, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih seimbang dan bahagia.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here