Hi Urbie’s! Pernah nggak sih kamu membayangkan dunia di mana Jackie Chan memerankan Son Goku dalam film live-action Dragon Ball? Bukan sekadar fan-casting ala netizen, Urbie’s—ide ini datang langsung dari sang kreator legendaris, Akira Toriyama!
Dalam sebuah wawancara lawas, Toriyama pernah berkata, “If it were back when Jackie Chan was still young, I suppose I would have thought, ‘Nobody could play Goku but him.’” Bayangin aja, Urbie’s… Jackie Chan muda, dengan jurus-jurus kocaknya, aksi kungfu legendaris, plus ekspresi polos yang lovable—perfect match banget sama karakter Goku!
Kenapa Jackie Chan Cocok Menjadi Son Goku?
Akira Toriyama bukan cuma fans biasa dari Jackie Chan. Buat dia, Jackie adalah personifikasi sempurna dari Goku. Gaya bertarung penuh akrobatik, humor slapstick yang bikin ngakak, hingga aura positif yang nggak pernah padam—semua itu adalah esensi dari Goku yang selama ini kita cintai.
Dan kalau kamu pernah nonton film Jackie Chan dari era ‘80-’90an, kamu pasti ngerti kenapa Toriyama bisa punya pikiran kayak gitu. Jackie bisa menampilkan karakter yang kuat tapi tetap punya sisi konyol dan berhati emas—sama persis kayak Goku!
Realita Pahit: Dragonball Evolution (2009)
Sayangnya, mimpi Toriyama—dan mungkin jutaan fans—nggak pernah jadi kenyataan. Yang terjadi malah kebalikannya: Hollywood pada 2009 justru merilis film Dragonball Evolution, yang… ya, kita semua tahu gimana jadinya.
Alih-alih petualangan seru ala anime, kita dikasih cerita generik anak SMA dengan elemen Dragon Ball yang nyaris nggak dikenali. Justin Chatwin berperan sebagai Goku, tapi tanpa energi, jiwa, atau kekonyolan khas sang Saiyan.
Fans marah, kritik mengalir deras, dan filmnya dianggap sebagai salah satu adaptasi anime terburuk sepanjang masa. Bahkan Toriyama sendiri mengaku kecewa berat, karena ia tak banyak dilibatkan dalam proses kreatifnya dan merasa film itu benar-benar keluar jalur dari apa yang ia ciptakan.
Baca juga:
- Serial “Harry Potter” HBO Umumkan Daftar Pemeran, Siapa yang Jadi Snape dan Hagrid?
- Mangkuluhur ARTOTEL Suites Ajak Keluarga Brunch Seru di Hari Minggu
- Sudah Saatnya Angkat Koper? Ini 7 Tanda Kamu Harus Resign dan Cari Kantor yang Lebih Baik
What Could’ve Been: Jackie Chan as Goku
Sekarang coba bayangin, Urbie’s—kalau aja Hollywood pada masa itu berani ambil langkah beda. Kalau aja Jackie Chan, di usia 30-an, benar-benar dikasting sebagai Goku. Kita mungkin akan dapat film live-action dengan koreografi pertarungan brutal tapi fun, aura positif Goku yang hangat, dan momen-momen lucu yang bikin ketawa sambil geleng-geleng kepala.
Jackie bahkan mungkin bisa bawa elemen wuxia yang stylish ke dunia Dragon Ball, menciptakan sesuatu yang ikonik dan timeless. Bahkan urusan makeup dan CGI mungkin bisa dimaafkan, asal jiwa Goku tetap hidup di layar lebar—dan Jackie Chan adalah satu-satunya aktor saat itu yang bisa menghidupkannya.
Toriyama’s Vision Lives On?
Meski kesempatan itu udah lewat, legacy mimpi Toriyama tetap hidup. Sejak meninggalnya Akira Toriyama pada Maret 2024, banyak fans kembali mengulik wawancara-wawancara lamanya, termasuk soal impiannya untuk melihat Jackie Chan jadi Goku. Momen ini nggak cuma bikin nostalgia, tapi juga jadi refleksi: Dragon Ball selalu tentang energi positif, semangat bertarung, dan persahabatan.
Dan meskipun Jackie Chan nggak pernah jadi Goku versi live-action, spirit-nya tetap terasa dalam karya-karya Dragon Ball. Dari Dragon Ball Z, Super, hingga Super Hero—semua punya elemen “kocak tapi kuat” yang khas Jackie Chan.
UrbanVibes Verdict?
Urbie’s, dunia mungkin nggak pernah melihat Jackie Chan sebagai Goku. Tapi mimpi itu sendiri cukup untuk bikin kita senyum dan berkata, “Kalau aja…” Dan mungkin, di semesta alternatif sana, Goku berambut acak-acakan itu sedang terbang naik awan kinton, diperankan dengan sempurna oleh aktor kungfu paling karismatik yang pernah ada.
Karena pada akhirnya, mimpi itu—meski nggak terjadi—tetap menyala. Dan itu adalah salah satu keindahan fandom.