Hi Urbie’s! Kamu mungkin masih berusia awal 20-an, tapi sering ngeluh sakit punggung, insomnia, atau nyeri sendi? Selamat datang di klub “remaja jompo”, sebuah istilah gaul yang viral di kalangan Gen Z. Tapi di balik candaan di media sosial, fenomena ini menyimpan fakta menarik (dan mengkhawatirkan) tentang pola hidup generasi muda saat ini.
Lelah Sebelum Waktunya
“Rasanya kayak umur 50 padahal baru 21”, ujar Tere (23), mahasiswi jurusan manajemen. Ia mengaku sering merasa kelelahan, susah tidur, dan pegal-pegal hampir setiap hari. Padahal, aktivitas hariannya tidak jauh dari duduk di depan laptop dan scroll TikTok sebelum tidur.
Kondisi seperti ini bukan hal langka. Banyak anak muda yang mulai mengalami gangguan kesehatan fisik di usia yang masih sangat muda. Keluhan seperti leher kaku, mata lelah, migrain, bahkan gangguan pencernaan kini bukan cuma dialami orang tua. Istilah “remaja jompo” menjadi bentuk satire akan kenyataan ini.
Gaya Hidup Jadi Biang Kerok
Dibanding generasi sebelumnya, Gen Z hidup dalam era serba instan dan digital. Aktivitas fisik menurun drastis, sementara paparan layar meningkat tajam. Kombinasi antara begadang, pola makan tidak sehat, minim olahraga, stres akademik maupun sosial media menjadi bom waktu bagi tubuh.
Baca Juga:
- “Daredevil: Born Again” Musim 2 Tayang Maret 2026! Siap-Siap Nonton Aksi Matt Murdock Lagi!
- Kartini di Ladang Migas, Ketika Perempuan Menjadi Energi Baru Indonesia
- Viral Azan dari Hawaii, Harmoni Islam di Negeri Aloha
Postur tubuh anak muda sekarang banyak yang buruk karena duduk terlalu lama tanpa disadari. Ditambah lagi dengan kebiasaan rebahan, makan junk food, dan kurang gerak menyebabkan otot melemah dan metabolisme menurun lebih cepat.
Antara Canda dan Realita
Di Twitter, TikTok, hingga Instagram, hashtag #remajajompo menjadi semacam pelarian emosional. Banyak yang membagikan keluhan fisik dalam balutan humor. Tapi canda ini sering kali menyamarkan urgensi untuk hidup lebih sehat.
Remaja jompo bukan sekadar tren, tapi bisa jadi sinyal alarm bahwa kesehatan harus jadi prioritas sejak muda. Menunda hidup sehat hingga tua kini bukan pilihan bijak.
Mengubah Pola, Bukan Sekadar Ikut Tren
Banyak dari kita sadar pentingnya menjaga tubuh, tapi tak tahu harus mulai dari mana. Padahal, perubahan kecil bisa berdampak besar seperti tidur cukup, batasi waktu layar, perbanyak gerak, dan konsumsi makanan bergizi.
Beberapa komunitas kini mulai menyuarakan pentingnya self-care yang sesungguhnya, bukan cuma skincare, tapi juga olahraga, mindfulness, dan manajemen stres. Bahkan, olahraga ringan seperti stretching 10 menit atau jalan kaki tiap hari bisa mengurangi risiko “jompo dini”.
Menjadi muda adalah privilege, tapi menjaga tubuh agar tetap sehat di usia muda adalah bentuk self-love yang nyata. Kita bisa tertawa bersama saat membahas “remaja jompo”, tapi jangan lupa, badan kita bukan mainan. Ia butuh dirawat, dijaga, dan dihargai.
Sebelum terlalu larut dalam gaya hidup yang memanjakan rebahan, ingat! Masa muda adalah fondasi kesehatan masa depan. Jangan biarkan tubuhmu lelah sebelum waktunya.