Hi Urbie’s! Sebuah video iklan yogurt mendadak jadi perbincangan di internet—bukan karena rasa atau manfaat produknya, tapi karena visual dan konsepnya yang mengusung genre Solarpunk. Dalam iklan tersebut, dunia masa depan digambarkan dengan teknologi ramah lingkungan, gedung-gedung ditumbuhi tanaman hijau, dan alat canggih yang menyatu harmonis dengan alam.
Walaupun ini bukan trailer gim sungguhan, nuansanya berhasil menyentuh sisi emosional para penonton. Sebuah dunia utopia yang tenang, estetik, dan terasa seperti mimpi yang ingin segera kita wujudkan. Tapi sayangnya, Urbie’s, itu semua cuma khayalan. Karena di dunia nyata, teknologi justru berkembang ke arah yang semakin bikin was-was.
Dari Solarpunk ke Super Realisme: Realita yang Makin Sulit Ditebak
Saat kamu menyaksikan dunia Solarpunk dalam iklan yogurt itu, mungkin kamu teringat pada harapan lama manusia: masa depan di mana teknologi dan alam tidak saling menyingkirkan, tapi saling merangkul. Tapi harapan itu berbanding terbalik dengan perkembangan AI saat ini.
Dengan hadirnya tools seperti Google Veo 3, batas antara yang nyata dan tidak nyata mulai memudar. AI sekarang bisa membuat video super realistis yang bahkan sulit dibedakan dari hasil rekaman kamera sungguhan. Wajah seseorang bisa dikloning. Suara bisa ditiru dengan presisi menyeramkan. Bahkan ekspresi dan gestur tubuh bisa diimitasi tanpa harus melibatkan aktor asli.
Dunia Digital yang Kabur: Apa yang Masih Bisa Kita Percaya?
Inilah dilema generasi kita, Urbie’s. Di satu sisi, teknologi menawarkan efisiensi dan keajaiban instan. Di sisi lain, kita mulai kehilangan pegangan pada apa yang nyata dan apa yang palsu. Dunia digital kini seperti cermin yang bengkok—memantulkan kebenaran dan ilusi dalam satu bingkai tanpa filter.
Apa yang dulu kita anggap nyata, kini bisa dikonstruksi ulang dengan satu klik. Bahkan identitas digital seseorang bisa dimanipulasi dengan sangat mudah. Dan semua itu hanya butuh satu hal: akses ke AI generatif yang kini semakin murah dan tersedia untuk siapa saja.
Baca Juga:
- Sir Beckham! David Beckham Resmi Sandang Gelar Kehormatan dari Raja Charles
- The Oakbar: Destinasi Tersembunyi Bergaya Speakeasy & Coffee Lounge di Tengah Jakarta
- Punya Rumah Dekat Kota Kini Mungkin! Ini Dia Rumah Subsidi Tipe 18 m²
Solarpunk: Harapan Baru dalam Dunia yang Makin Suram?
Tapi justru di tengah gelombang ketidakpastian inilah, konsep seperti Solarpunk mulai terasa relevan. Bukan hanya sekadar estetika visual, tapi sebuah manifestasi dari kerinduan kolektif kita terhadap masa depan yang lebih manusiawi. Dunia yang pelan, penuh tanaman, dengan teknologi yang mendukung keberlanjutan dan tidak mengancam keberadaan manusia.
Solarpunk lahir dari pemikiran: bagaimana jika masa depan tidak harus dystopian seperti dalam Black Mirror? Bagaimana jika kemajuan tidak berarti kehilangan esensi kemanusiaan? Estetika ini mengajak kita membayangkan ulang masa depan yang tidak ditentukan oleh ketakutan, tapi oleh harapan.
Ironi Iklan Yogurt yang Justru Lebih “Jujur”
Lucunya, sebuah iklan yogurt justru bisa menyampaikan keresahan ini dengan lebih subtil dan jujur. Dalam durasi yang singkat, iklan tersebut mengajak kita sejenak melupakan kebisingan algoritma dan bahaya deepfake, dan merenung tentang masa depan yang ingin kita ciptakan.
Mungkin tanpa sengaja, iklan itu menjadi semacam manifesto diam—bahwa dunia ideal bukanlah soal seberapa canggih teknologinya, tapi seberapa besar teknologi itu bisa membuat hidup kita terasa lebih damai.
Mencari Keseimbangan: Haruskah Kita Takut pada Teknologi?
Pertanyaan terbesar yang muncul setelahnya adalah: apakah kita masih bisa mempercayai masa depan yang dibentuk oleh teknologi?
Jawabannya tergantung pada bagaimana kita mengelola teknologi itu sendiri. AI, seperti pisau bermata dua, bisa menciptakan solusi atau justru memperparah masalah. Tapi jika kita bisa mengambil nilai-nilai dari Solarpunk—mengutamakan keseimbangan, keberlanjutan, dan kolaborasi—mungkin masa depan tak akan seburuk yang kita khawatirkan.
Dan mungkin, saat kita membeli yogurt minggu depan, kita akan melihatnya bukan cuma sebagai produk susu fermentasi. Tapi sebagai pengingat kecil akan dunia yang lebih tenang, lebih hijau, dan lebih manusiawi yang diam-diam masih kita impikan.
Next time kamu scroll video AI super realistis yang bikin merinding, ingatlah: masa depan bukan cuma soal seberapa canggih dunia bisa dibuat. Tapi juga seberapa besar dunia itu bisa jadi tempat tinggal yang layak untuk kita semua.
Siapa sangka, jawaban atas keresahan kita soal AI bisa hadir dalam wujud iklan yogurt?



















































