Home Lifestyle TULOLA dan Perayaan “Kawan Nusantara: IDENTITAS”: Merangkai Jati Diri Lewat Seni, Warisan,...

TULOLA dan Perayaan “Kawan Nusantara: IDENTITAS”: Merangkai Jati Diri Lewat Seni, Warisan, dan Teknologi

260
0
TULOLA dan Kawan Nusantara: IDENTITAS Perjalanan Mengenal Jati Diri Lewat Perhiasan, Tas Artwear, dan Kolaborasi Seni. (Foto: Urbanvibes.id/R Indriani)
Mercure

Hi Urbie’s! Akhir Juli terasa istimewa. Bukan hanya karena hujan yang sesekali turun romantis di kawasan Dharmawangsa, tapi karena TULOLA, jenama perhiasan lokal yang lekat dengan nilai budaya, baru saja menggelar pameran bertajuk “Kawan Nusantara: IDENTITAS” pada 31 Juli hingga 1 Agustus 2025 di The Garden & Nusantara Ballroom, The Dharmawangsa, Jakarta.

Lebih dari sekadar pameran, ini adalah pengalaman. Sebuah perayaan lintas medium yang mengajak publik menyelami makna identitas secara personal sekaligus kolektif — melalui perhiasan, fashion, sinema, arsitektur, hingga teknologi.

“Identitas lahir dari inti diri yang sejati, berakar dari tempat kita tumbuh, dipengaruhi keluarga, leluhur, dan lingkungan,” ujar Happy Salma, Founder & Creative Conceptor TULOLA, saat membuka pameran, Kamis (31/7/2024)

Perhiasan yang Bicara Banyak Hal

IDENTITAS bukan cuma tentang siapa kita, tapi juga tentang apa yang kita wariskan. Dalam konteks ini, TULOLA memamerkan 41 koleksi perhiasan artwear, terdiri dari anting, brooch, kalung, gelang, hingga sirkam, ditambah 8 one-of-a-kind pieces yang mengombinasikan estetika seni perhiasan adiluhung dengan sentuhan kontemporer.

Sri Luce Rusna, sang Creative Designer TULOLA, menyampaikan bahwa seluruh koleksi lahir dari riset panjang terhadap simbol dan motif Nusantara.

TULOLA dan Kawan Nusantara: IDENTITAS Perjalanan Mengenal Jati Diri Lewat Perhiasan, Tas Artwear, dan Kolaborasi Seni. (Foto: Urbanvibes.id/R Indriani)

“Struktur tas artwear kami, misalnya, dirancang menyerupai ruang ekspresi dari babak hidup manusia—Warisan, Komunitas, Dunia Baru, dan Legacy,” jelasnya.

Setiap detilnya sangat personal. Dibuat dengan tangan oleh para artisan, menggunakan perak 92,5%, lapisan emas 18 karat, dan teknik tradisional seperti anyaman kawat, gergaji pola, dan patri — proses pengerjaan satu produk bisa memakan waktu tiga minggu. Talk about craftsmanship!

12 Tas Artwear & Kolaborasi Lintas Bidang

Yang tak kalah menarik, TULOLA juga Ada 12 art-wear berupa tas (bags) dengan edisi terbatas dalam instalasi “Identitas” melalui sinergi kreatif bersama seniman lintas bidang, seperti:

  • Garden of Solo: menampilkan fashion dengan nilai tradisi dan pendekatan modern.
  • Garin Nugroho: lewat film pendek “Kegelisahan Sinta” berdurasi 8 menit, mengeksplorasi pencarian jati diri.
  • Trianzani Sulshi: arsitek yang menautkan ruang fisik dengan identitas personal.
  • Putri Marino: aktris ternama ini didapuk sebagai muse, menyuarakan proses tumbuhnya identitas lewat komunitas dan lingkungan.

“Bagi saya, identitas adalah proses tumbuh. Kita dibentuk oleh komunitas, tapi juga punya peran membentuk siapa kita sebenarnya,” tutur Putri Marino.

TULOLA dan Kawan Nusantara: IDENTITAS Perjalanan Mengenal Jati Diri Lewat Perhiasan, Tas Artwear, dan Kolaborasi Seni. (Foto: Urbanvibes.id/R Indriani)

Empat Babak Perjalanan IDENTITAS

Setiap koleksi dan instalasi di pameran ini terinspirasi dari empat babak perjalanan identitas:

  1. Warisan: simbol akar budaya, lewat motif flora-fauna Nusantara.
  2. Komunitas: keterhubungan sosial, divisualkan dalam motif anyaman.
  3. Dunia Baru: fase menemukan jati diri — dengan kutipan kuat dari Pramoedya Ananta Toer: “Aku ingin menjadi manusia bebas.”
  4. Legacy: simbol harapan untuk generasi mendatang, terwujud dalam tas berhias kristal.
TULOLA dan Kawan Nusantara: IDENTITAS Perjalanan Mengenal Jati Diri Lewat Perhiasan, Tas Artwear, dan Kolaborasi Seni. (Foto: Urbanvibes.id/R Indriani)

Teknologi Epson: Visual yang Menghidupkan Cerita

IDENTITAS tak hanya soal perhiasan dan fashion. Di ruang pamer, pengunjung disambut instalasi visual yang hidup, berkat kolaborasi TULOLA dengan Epson Indonesia.

Baca Juga:

Dengan teknologi proyeksi 3LCD dari Epson, karya-karya yang ditampilkan menjadi lebih dari sekadar pajangan — tapi pengalaman multisensori yang menyentuh. Beberapa proyektor yang digunakan antara lain Epson EV-115, EB-L210SF, dan ultra short-throw EB-760Wi.

“Kami percaya teknologi bisa memperkaya kehidupan sekaligus melestarikan budaya. Kolaborasi ini jadi bukti bahwa teknologi punya tempat di ruang seni,” kata Zanipar S.A. Siadari, Head of Visual Instrument Epson Indonesia.

Pesta Kolaborasi Jenama Lokal

Selain TULOLA, pameran ini juga melibatkan 9 jenama lokal lain seperti DEW IT, KALA Studio, Kisah, Lana Daya, dan lainnya. Masing-masing membawa semangat kolaborasi, memperkuat narasi identitas sebagai kekayaan kolektif.

Ketika Warisan dan Masa Depan Bertemu

Melalui “Kawan Nusantara: IDENTITAS”, TULOLA bukan hanya memperkenalkan koleksi seni yang indah, tapi juga membuka percakapan tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita melangkah.

Sebuah ajakan untuk melihat ke dalam diri, lalu berbagi ke luar — melalui perhiasan, karya seni, dan kolaborasi yang kaya makna.

Kalau kamu sedang mencari inspirasi seputar jati diri, atau sekadar ingin menikmati keindahan karya anak bangsa yang berpadu dengan teknologi mutakhir, pameran ini adalah tempat yang layak dikunjungi.

Karena kadang, untuk menemukan siapa kita sebenarnya, kita hanya perlu melihat kembali ke akar — lalu berjalan ke masa depan, dengan kepala tegak.

Swiss-Belexpress Kuta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here