Hi Urbie’s! YOSHIKI, musisi legendaris sekaligus leader band rock ikonik X JAPAN, akhirnya memberikan tanggapan resmi terkait lagu Hunting Soul yang muncul di episode 18 anime Dandadan. Menurutnya, lagu tersebut terdengar mirip dengan karya X JAPAN, meski ia sendiri mengaku tidak mengetahui soal penggunaannya sebelumnya.
Dalam pernyataannya, YOSHIKI mengungkap bahwa staf dan pengacaranya segera menghubunginya setelah mendengar kemiripan tersebut. Mereka bahkan menyebut ada kemungkinan terjadinya pelanggaran hak cipta. Meski awalnya menanggapinya dengan tawa, musisi berusia 59 tahun itu menyayangkan langkah tim produksi anime yang tidak memberi pemberitahuan sebelumnya.
Respon Hunting Soul Awal yang Santai, Tapi Ada Catatan Penting
Bayangkan, kamu lagi santai-santai, lalu tiba-tiba mendengar musik yang vibes-nya persis kayak lagu yang kamu buat bertahun-tahun lalu—tapi dipakai di tempat yang sama sekali nggak kamu ketahui. Itulah yang dialami YOSHIKI.
Awalnya ia menganggap hal ini sebagai sesuatu yang lucu. Namun, setelah dipikirkan, YOSHIKI menilai hal ini bisa menjadi contoh buruk jika dibiarkan. Baginya, industri kreatif, termasuk anime dan musik, punya ekosistem yang harus saling menghargai.
Ia menegaskan, “Kalau kamu ingin menggunakan karya atau membuat sesuatu yang terinspirasi dari karya orang lain, akan jauh lebih baik kalau menghubungi pihak terkait terlebih dahulu. Bukan hanya soal izin, tapi juga soal etika profesional.”
X JAPAN dan Warisan Musiknya
Buat Urbie’s yang belum terlalu familiar, X JAPAN bukan band sembarangan. Mereka adalah pionir rock dan metal di Jepang yang berdiri sejak 1982. Musik mereka memengaruhi banyak musisi di Asia, bahkan dunia, dengan lagu-lagu penuh energi dan aransemen orkestra yang megah.
YOSHIKI sendiri dikenal sebagai sosok serba bisa—drummer, pianis, komposer, hingga produser. Banyak lagu ciptaannya yang memiliki identitas musikal kuat, sehingga penggemar mudah mengenali ciri khas X JAPAN. Karena itulah, ketika Hunting Soul di Dandadan memiliki nuansa serupa, wajar jika telinga fans langsung menangkap kemiripannya.
Pelanggaran Hak Cipta di Industri Kreatif Jepang
Kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi di industri hiburan Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa contoh di mana musik, desain karakter, atau elemen cerita anime memicu perdebatan soal kemiripan dengan karya lain.
Menurut hukum hak cipta Jepang, karya musik yang dilindungi tidak boleh digunakan atau diadaptasi tanpa izin pemiliknya. Namun, ada area abu-abu ketika kemiripan hanya sebatas “terinspirasi” tanpa mengambil materi asli secara langsung. Di sinilah biasanya terjadi diskusi panjang antara pihak kreator dan pemilik karya.
Baca Juga:
- Belum Tayang Season 2, Netflix Resmi Umumkan ‘One Piece’ Lanjut ke Season 3
- TasteAtlas Nobatkan Bubur Ayam Indonesia sebagai Porridge Terbaik di Dunia 2025
- Friendzone atau Bestie? Bisakah Cowok dan Cewek Temenan Tanpa Baper
YOSHIKI tampaknya tidak langsung menuduh atau membawa masalah ini ke ranah hukum, tapi ia memberi pesan yang cukup jelas. Industri kreatif akan berkembang lebih sehat jika setiap kolaborasi atau inspirasi diiringi komunikasi yang baik.
Fans Terbelah: Dukungan dan Kritik
Reaksi penggemar di media sosial pun beragam. Sebagian mendukung YOSHIKI, menyebut bahwa menghargai karya asli adalah bentuk penghormatan pada seniman. Ada juga yang menilai bahwa kemiripan musik di Hunting Soul justru bentuk penghargaan tidak langsung kepada X JAPAN.
Namun, beberapa fans anime berpendapat bahwa Hunting Soul punya ciri khas sendiri dan tidak bisa langsung disebut menjiplak. Mereka menekankan bahwa banyak genre musik memiliki pola chord atau aransemen yang mirip karena mengikuti gaya tertentu.
Mengapa Komunikasi Itu Penting?
Buat Urbie’s yang mungkin berkecimpung di dunia kreatif—baik itu musik, desain, atau penulisan—kasus ini bisa jadi pelajaran berharga. Menghubungi kreator asli sebelum menggunakan atau membuat karya yang mirip bukan cuma soal formalitas. Itu adalah bentuk rasa hormat yang bisa membuka peluang kolaborasi, daripada menimbulkan potensi konflik.
Dalam kasus Hunting Soul ini, jika tim Dandadan menghubungi YOSHIKI lebih dulu, mungkin saja mereka bisa menciptakan sesuatu yang lebih besar—bahkan mungkin berkolaborasi resmi untuk soundtrack anime. Bayangkan betapa epiknya episode itu dengan musik hasil kerja sama langsung bersama YOSHIKI.
Ke Depan, Bagaimana Nasib Hunting Soul?
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak produksi Dandadan terkait komentar YOSHIKI. Tidak ada kabar apakah lagu Hunting Soul akan diubah, dihapus, atau tetap digunakan di episode berikutnya.
Sementara itu, YOSHIKI menutup pernyataannya dengan nada positif. Ia berharap masalah ini bisa jadi pemicu diskusi sehat soal pentingnya menghargai hak cipta dan menjaga hubungan baik antar kreator. “Kita semua ada di industri ini karena cinta terhadap seni,” ujarnya.
Dan bagi para penggemar, kasus ini mengingatkan bahwa musik bukan sekadar suara yang terdengar di telinga—tapi juga karya yang lahir dari dedikasi dan kerja keras seorang seniman.