Home Highlight Jejak Fashion Kuno, Sepatu Kulit Merah Scythian dari 2.300 Tahun Lalu

Jejak Fashion Kuno, Sepatu Kulit Merah Scythian dari 2.300 Tahun Lalu

229
0
sepatu scythia 2300 tahun - sumber foto Instagram
sepatu scythia 2300 tahun - sumber foto Instagram
ohbeauty.id

Hi Urbie’s! Sebuah sepatu berusia 2.300 tahun yang ditemukan di Pegunungan Altai berhasil mencuri perhatian para arkeolog dan pecinta sejarah. Artefak langka ini merupakan peninggalan bangsa Scythia, kelompok nomaden yang dikenal dengan seni dan keterampilan hidupnya di padang Eurasia. Sepatu tersebut dibuat dari kulit merah lembut dan dihiasi dengan pola geometris, kristal pirit, serta manik-manik hitam. Detail rumit ini menjadikannya salah satu contoh luar biasa dari keahlian tangan manusia di zaman kuno.

Meskipun sejumlah mitos sempat beredar bahwa sepatu tersebut dilengkapi dengan pelat magnet, penelitian menunjukkan tidak ada bukti yang mendukung klaim itu. Keaslian sepatu justru terletak pada desainnya yang penuh makna simbolis dan teknik pengerjaan yang presisi. Hingga kini, benda berharga ini tersimpan rapi di State Hermitage Museum, Rusia, sebagai saksi bisu keindahan budaya masa lalu.

Peninggalan Bangsa Scythia Keajaiban yang Terawetkan oleh Es

Yang membuat sepatu ini menakjubkan bukan hanya desainnya, tetapi juga kondisi terawetkannya. Biasanya, artefak dari kulit akan mudah rapuh atau hancur dimakan waktu. Namun, permafrost Pegunungan Altai yang membekukan tanah selama ribuan tahun membuat sepatu ini tetap utuh. Ditambah lagi, tradisi pemakaman Scythia yang menyertakan barang-barang pribadi dalam penguburan turut berperan dalam melestarikan peninggalan tersebut.

Bayangkan, Urbie’s, sebuah sepatu yang dibuat ribuan tahun lalu tetap terlihat mempesona hingga hari ini, seolah baru saja keluar dari bengkel pembuatnya. Hal ini tidak hanya memberi kita gambaran tentang teknologi dan seni masyarakat Scythia, tetapi juga tentang gaya hidup mereka yang ternyata begitu memperhatikan detail estetika.

Scythian: Nomaden dengan Rasa Seni Tinggi

Bangsa Scythia mungkin hidup berpindah-pindah, tetapi itu tidak menghalangi mereka untuk menghasilkan karya seni yang rumit. Mereka dikenal dengan budaya emas, hiasan kuda, dan artefak penuh simbol. Sepatu yang ditemukan di Altai ini menunjukkan bahwa keindahan bukan hanya ditujukan untuk hiasan rumah atau senjata, tetapi juga untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:

Bagi mereka, sepatu bukan sekadar pelindung kaki, melainkan juga identitas budaya. Warna merah dipercaya memiliki makna spiritual, sementara pola geometris yang tertata rapi bisa melambangkan keteraturan kosmos menurut kepercayaan mereka. Bahkan, penggunaan kristal pirit yang berkilau mungkin dimaksudkan untuk memberikan aura magis atau perlindungan bagi pemakainya.

Dari Pegunungan Altai ke Museum Dunia

Hari ini, sepatu tersebut menjadi salah satu koleksi paling berharga di State Hermitage Museum di St. Petersburg. Ribuan pengunjung datang setiap tahun untuk menyaksikan secara langsung keindahan yang berhasil bertahan melewati ujian waktu. Sepatu ini bukan hanya benda mati, melainkan jendela menuju masa lalu, yang memberi kita kesempatan untuk memahami cara bangsa Scythia melihat dunia.

Urbie’s, coba bayangkan jika benda ini tidak pernah ditemukan. Kita mungkin akan kehilangan kesempatan mengenal sisi personal dari peradaban yang sering digambarkan hanya sebagai bangsa pengembara tangguh. Sepatu ini adalah bukti bahwa seni, identitas, dan fashion sudah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia sejak ribuan tahun lalu.

Relevansi dengan Dunia Modern

Menariknya, sepatu Scythia berusia 2.300 tahun ini juga memberi inspirasi bagi dunia mode modern. Banyak desainer yang terpesona dengan detail geometris dan kombinasi material yang unik, lalu mengadaptasinya ke dalam desain kontemporer. Hal ini membuktikan bahwa fashion selalu bersifat siklus, di mana inspirasi dari masa lalu dapat terus melahirkan tren baru.

Selain itu, keberhasilan pelestarian sepatu ini juga menjadi pelajaran penting tentang sustainability. Di era fast fashion yang serba cepat dan instan, sepatu Scythia menunjukkan nilai dari sebuah karya yang dibuat dengan kualitas tinggi, detail penuh makna, dan mampu bertahan ribuan tahun.

Pada akhirnya, sepatu Scythia berusia 2.300 tahun ini bukan hanya peninggalan arkeologis, melainkan juga simbol perjalanan manusia. Ia bercerita tentang percampuran seni, budaya, dan spiritualitas yang membentuk kehidupan bangsa kuno. Lebih dari itu, ia mengingatkan kita bahwa bahkan benda sehari-hari pun bisa menyimpan kisah besar yang menembus ruang dan waktu.

Sepatu ini adalah pengingat bahwa mode dan sejarah selalu berjalan beriringan. Jika kita hari ini memakai sneakers dengan desain yang trendi, bangsa Scythia ribuan tahun lalu sudah memamerkan “OOTD” mereka lewat sepatu merah dengan manik-manik berkilau. Keren banget, kan?

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here