Hi Urbie’s! Siapa bilang era The Eras Tour sudah berakhir? Buat Swifties garis keras, Taylor Swift baru saja membuktikan bahwa vibes konser terbesar abad ini masih jauh dari kata selesai. Bahkan, setelah panggungnya ditutup dan sorotan lampu meredup, Taylor kembali hadir dengan cara yang lebih intim — lewat sebuah docuseries yang siap bikin kita baper, nostalgia, dan jatuh cinta lagi: “The End of an Era” yang tayang eksklusif di Disney+.
Sebuah Era yang Tak Benar-Benar Usai
Kamis kemarin, Swift bikin internet bergetar setelah merilis trailer docuseries enam episode yang menyelam ke balik layar dari perjalanan The Eras Tour. Dalam opening-nya saja, kita langsung dibawa ke momen-momen personal sang superstar—Taylor duduk di backstage, reflektif, dan kalimat pertamanya langsung menohok:
“I’m very aware of mysterious forces at play that I will never have any control of.”
Dan, come on… itu sangat Taylor Swift. Puitis, jujur, dan penuh makna.
Dari awal trailer, Taylor ingin kita tahu bahwa tur ini bukan sekadar rangkaian konser megah. Baginya, ini adalah pengalaman spiritual dan emosional yang dibangun perlahan-lahan. Taylor mengungkapkan bahwa ide The Eras Tour ternyata sudah ia kembangkan dua tahun sebelum tur dimulai. Lama sebelum panggung-panggung raksasa itu memecahkan banyak rekor dunia.
70.000 Orang, Satu Perasaan yang Sama
Dalam salah satu cuplikan, Taylor berkata,
“This show created a bonding experience for like 70,000 people all at once. There’s something very special about that.”
Dan jujur, siapa pun yang pernah ikut konser besar pasti paham rasa itu: momen ketika ribuan orang menyanyikan satu lagu yang sama, satu napas yang sama. Lewat docuseries ini, Taylor ingin membekukan kembali memori emosional itu — bukan hanya untuk para fans yang hadir, tetapi juga untuk Swifties yang hanya bisa menonton dari rumah.
The End of an Era Momen Personal, Taylor Style
Menariknya lagi, The End of an Era nggak cuma menyorot panggung raksasa, tetapi juga kehidupan pribadi sang penyanyi. Untuk pertama kalinya, publik bisa melihat lebih dekat perjalanan cintanya dengan tunangannya—pemain football Kansas City Chiefs, Travis Kelce.
Dalam trailer, Andrea Swift — ibunya Taylor — muncul dan berkata bahwa Kelce “brings a lot of happiness.” Kalimat sederhana yang langsung membuat Swifties di kolom komentar meleleh. Lalu muncul juga momen manis ketika Taylor dan Kelce berbagi ciuman singkat. It’s giving soft launch, but make it official.
Baca Juga:
- Sering Goyang-Goyangin Kaki? Hati-Hati, Bisa Jadi Gejala Sindrom Kaki Gelisah
- Bukan Benci Kerja, Cuma Capek Drama: Realita Anak Muda di Dunia Kerja Modern
- Inovasi Gila dari China! Bikin Kertas dari Pasir Gurun Tanpa Menebang Pohon
Kolaborasi, Kejutan & Bintang Tamu
Docuseries ini juga memamerkan para tamu spesial yang sempat tampil selama tur, seperti Gracie Abrams, Sabrina Carpenter, Ed Sheeran, hingga Florence Welch. Mereka tampil bukan hanya sebagai penyanyi tamu, tetapi sebagai bagian dari perjalanan emosional Taylor selama membawa tur ini keliling dunia.
The End of an Era Hadiah Ultah untuk Swifties
Yang bikin momen ini makin manis: dua episode pertama The End of an Era akan rilis pada 12 Desember, tepat sehari sebelum ulang tahun Taylor yang ke-36. Seolah konser ulang tahunnya dirayakan bersama seluruh dunia.
Dan bukan itu saja. Pada tanggal yang sama, Disney+ juga bakal merilis film konser Taylor Swift: The Eras Tour — The Final Show. Jadi bisa dibilang tanggal 12 Desember bakal jadi Swiftie National Holiday.
Kenapa Ini Penting untuk Pop Culture?
Taylor Swift telah membuktikan dirinya bukan hanya sebagai penyanyi, tapi sebagai fenomena budaya global. The Eras Tour menjadi tur dengan pendapatan terbesar sepanjang sejarah musik. Dan lewat docuseries ini, kita akhirnya bisa melihat rahasia di balik layar—keletihan, ide-ide kreatif, persahabatan, hingga cinta yang tumbuh selama perjalanan epik ini.
Buat Urbie’s yang mungkin sedang butuh inspirasi, hiburan, atau sekadar pelarian manis di akhir tahun, docuseries ini wajib banget masuk watchlist.
Jadi… siap balik ke era itu lagi, Urbie’s?
