Home Highlight Dire Wolf Bangkit dari Kepunahan, Sains atau Fantasi?

Dire Wolf Bangkit dari Kepunahan, Sains atau Fantasi?

528
0
Dire Wolf - sumber foto Instagram @itiscolossal
Dire Wolf - sumber foto Instagram @itiscolossal
ohbeauty.id

Hi Urbie’s! Apa jadinya kalau hewan yang sudah punah 12.500 tahun lalu, kini hidup kembali berkat teknologi? Bukan plot film fiksi ilmiah, Urbie’s, ini nyata terjadi. Seekor spesies serigala purba yang dikenal sebagai dire wolf kini resmi dinobatkan sebagai hewan pertama di dunia yang berhasil “dihidupkan kembali dari kepunahan” oleh perusahaan bioteknologi asal Dallas, Amerika Serikat, Colossal Biosciences.

Kalau kamu penggemar serial Game of Thrones, pasti familiar dengan dire wolf—makhluk gagah yang menemani para tokoh utama. Tapi kali ini, dia bukan lagi hanya sekadar tokoh layar kaca, melainkan hadir dalam bentuk tiga anak serigala hidup yang lahir lewat teknologi DNA purba, kloning, dan rekayasa genetika.

Dari Fosil ke Kehidupan: Sains yang Melewati Batas Imajinasi

Dire wolf atau Aenocyon dirus dulunya merupakan predator puncak yang menguasai daratan Amerika Utara. Dibandingkan serigala abu-abu masa kini, dire wolf punya tubuh lebih besar, rahang lebih kuat, dan bulu yang lebih lebat. Tapi mereka punah sekitar 12.500 tahun lalu… hingga sekarang.

Colossal Biosciences mengumumkan bahwa tim ilmuwannya berhasil menciptakan tiga anak dire wolf menggunakan DNA purba dari gigi berusia 13.000 tahun dan tengkorak berusia 72.000 tahun. DNA tersebut dipadukan dengan gen serigala abu-abu yang merupakan kerabat terdekat mereka. Hasilnya? Spesies hibrida yang secara penampilan nyaris identik dengan dire wolf asli.

Dua anak jantan lahir pada 1 Oktober 2024, dan satu betina lahir pada 30 Januari 2025. Mereka kini tinggal di fasilitas seluas 2.000 hektar dengan keamanan super ketat, dijaga drone, kamera CCTV, dan personel khusus.

Bagaimana Cara Mereka Menghidupkan Dire Wolf?

Prosesnya nggak main-main. Para ilmuwan menyusun ulang genom Aenocyon dirus dari fosil, lalu membandingkannya dengan anjing, serigala, rubah, dan jakal. Mereka mengidentifikasi gen khusus yang menentukan warna bulu, panjang rambut, hingga ukuran tubuh khas dire wolf.

Dengan bantuan teknologi CRISPR, mereka melakukan 20 pengeditan pada 14 gen berbeda. Sel-sel ini kemudian dikloning dan dimasukkan ke dalam sel telur donor, sebelum akhirnya ditanamkan pada anjing domestik sebagai ibu pengganti. Yes, anjing-anjing hound besar menjadi “ibu kandung” dari bayi serigala purba ini!

Baca juga:

De-Extinction: Harapan Baru atau Bahaya Baru?

Dire wolf bukan satu-satunya proyek ambisius dari Colossal. Sejak 2021, mereka juga sedang berusaha menghidupkan kembali mammoth berbulu, burung dodo, dan harimau Tasmania. Tapi baru kali ini mereka menunjukkan bukti nyata: tiga makhluk purba yang kembali berjalan di bumi.

Sebagian ilmuwan menyebut ini sebagai “terobosan sains terbesar abad ini.” Tapi nggak sedikit juga yang mempertanyakan: apakah menghidupkan spesies punah benar-benar perlu? Dan apakah makhluk-makhluk ini bisa kembali ke alam liar?

Profesor Christopher Preston dari University of Montana menyatakan kekhawatiran bahwa dire wolf mungkin tidak akan pernah bisa dilepasliarkan. Di beberapa wilayah seperti Montana, populasi serigala abu-abu saja masih jadi bahan perdebatan politik. Apakah kita benar-benar siap untuk menyambut kembalinya predator prasejarah?

Meski begitu, Colossal menekankan bahwa teknologi ini juga bermanfaat untuk menyelamatkan spesies yang hampir punah. Mereka bahkan telah berhasil mengkloning dua kelompok anak red wolf, salah satu spesies serigala paling langka di dunia, menggunakan metode yang lebih aman dan minim risiko.

Fenomena Sains yang Bikin Kita Takjub

Urbie’s, kamu mungkin bertanya-tanya: apakah ini etis? Atau mungkin, apakah ini berbahaya?

Menurut Love Dalén, pakar genomik evolusi dari Stockholm University, “anak-anak serigala ini secara teknis adalah 99,9% serigala abu-abu. Tapi mereka memiliki fitur-fitur khas dire wolf. Jadi, bisa dibilang, ini adalah dire wolf versi modern.”

Terlepas dari pro dan kontra, tak bisa dipungkiri bahwa ini adalah pencapaian luar biasa. Sebuah mimpi masa kecil melihat dinosaurus atau hewan purba lainnya kembali hidup, kini bukan lagi hal mustahil.

Apakah suatu hari nanti kita akan melihat mammoth berkeliaran di tundra, atau burung dodo kembali berkicau di hutan tropis? Hanya waktu (dan teknologi) yang bisa menjawabnya.

Yang jelas, sains kini tak lagi hanya tentang menyembuhkan, tapi juga menghidupkan kembali. Pertanyaannya: apakah kita sudah siap dengan semua konsekuensinya?

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here