Hi Urbie’s! Indonesia bukan hanya kaya akan keindahan alamnya, tapi juga tanah yang subur untuk aneka rempah unggulan. Dari ladang cengkeh di Maluku hingga jahe dari pegunungan Jawa, potensi rempah Indonesia seperti harta karun yang menunggu digali. Namun, pertanyaannya: bagaimana agar kekayaan ini tidak hanya dikenal, tapi juga mendunia dengan cara yang bertanggung jawab?
Jawabannya kini mulai menemukan jalannya. Pada Selasa (15/4/2025), sebuah langkah strategis resmi diambil. Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia menggandeng Supa Surya Niaga dalam kemitraan yang tak hanya berbicara soal bisnis, tapi juga menyentuh ekonomi sirkular, pemberdayaan petani, hingga pelestarian lingkungan.
Bertempat di kantor PT Supa Surya Niaga, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini menjadi titik awal perubahan besar. Kedua pihak menyatukan visi: menjadikan rempah Indonesia bukan hanya unggul secara kualitas, tapi juga diproduksi dengan prinsip keberlanjutan.
Menyatukan Visi: Pasar dan Lingkungan
“Kerja sama ini adalah bagian dari exit strategy kami di tingkat tapak, dengan tujuan memperkuat kapasitas petani dan memastikan adanya pasar yang stabil,” ujar Sidi, perwakilan dari GEF SGP Indonesia.
Sidi menambahkan, Supa Surya Niaga dipilih karena memiliki visi sejalan: menjadi offtaker yang tidak hanya membeli hasil tani, tapi juga memastikan bahwa proses produksinya berkelanjutan dan berpihak pada lingkungan.
Melalui kolaborasi ini, petani tidak sekadar memanen hasil, tapi juga didorong untuk menerapkan model produksi ramah lingkungan. Praktik ini akan memberi dampak ganda—ekonomi yang naik, ekologi yang tetap terjaga.
Baca juga:
- Serial “Harry Potter” HBO Umumkan Daftar Pemeran, Siapa yang Jadi Snape dan Hagrid?
- Mangkuluhur ARTOTEL Suites Ajak Keluarga Brunch Seru di Hari Minggu
- Sudah Saatnya Angkat Koper? Ini 7 Tanda Kamu Harus Resign dan Cari Kantor yang Lebih Baik
Suara dari Pelaku Industri: Rempah Organik Adalah Masa Depan
Kris Supa, pemilik Supa Surya Niaga, menyambut hangat kolaborasi ini. “Kami percaya, komoditas organik Indonesia punya peluang besar di pasar global. Tapi agar produk kita bisa bersaing, harus ada standar—baik dari sisi kualitas maupun proses produksi yang ramah lingkungan,” jelasnya.
MoU ini membuka jalan bagi Supa Surya Niaga untuk mengakses komoditas organik langsung dari petani, sambil memastikan praktik produksinya memperhatikan aspek sosial dan ekologi. Sebuah win-win solution yang nyata.
Standar Global: FSSC 22000 dan Sertifikasi Hijau
Tak sekadar janji, kolaborasi ini langsung menargetkan implementasi nyata. Salah satunya adalah penerapan skema keamanan pangan FSSC 22000—sebuah standar global yang menjamin keamanan pangan dari hulu ke hilir.
Langkah awal? Pelatihan dan sosialisasi intensif kepada para petani. Mereka akan dikenalkan pada praktik terbaik dalam produksi pangan yang higienis dan aman. Setelah lulus standar, para petani berkesempatan besar untuk memasok hasil panennya ke Supa Surya Niaga, yang akan mengelola distribusi dan pemasaran, baik untuk pasar lokal maupun internasional.
Tak hanya itu, kolaborasi ini juga mendorong sertifikasi Organik dan Fairtrade. Sertifikasi organik memastikan proses produksi minim bahan kimia dan ramah lingkungan. Sementara Fairtrade menjamin keadilan sosial dan ekonomi bagi petani dan pekerja yang terlibat dalam proses produksi.
Model Kolaborasi Berkelanjutan
Kerja sama ini bukan hanya soal dagang. Ini adalah upaya merancang masa depan industri rempah Indonesia yang kuat, hijau, dan inklusif. Model kolaborasi antara GEF SGP dan Supa Surya Niaga ini diharapkan bisa menginspirasi banyak sektor lain: bahwa keberlanjutan dan keuntungan bisa berjalan berdampingan.
Urbie’s, kita sebagai konsumen juga punya peran dalam rantai perubahan ini. Dengan memilih produk organik, berkelanjutan, dan bersertifikasi, kita sedang mendukung petani lokal dan menjaga lingkungan untuk generasi mendatang.
Karena pada akhirnya, rempah yang kita nikmati bukan sekadar rasa—tapi juga cerita panjang tentang alam, kerja keras petani, dan harapan akan dunia yang lebih baik
