Home Health Studi FKUI Ungkap Cara Sederhana Merawat Kulit dan Tidur Lansia di Rumah

Studi FKUI Ungkap Cara Sederhana Merawat Kulit dan Tidur Lansia di Rumah

407
0
Ilustrasi lansia tidur nyenyak. (Photo by SHVETS production/Pexels)
ohbeauty.id

Hi Urbie’s! Di tengah gaya hidup serba cepat dan hiruk-pikuk kota, banyak perempuan urban—entah sebagai anak, menantu, atau caregiver—harus menyeimbangkan karier, keluarga, dan tanggung jawab merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Di balik segelas kopi pagi dan layar Zoom meeting, terselip tugas lain: memastikan Ayah atau Ibu tidur cukup dan kulitnya tetap sehat.

Terdengar sederhana? Nyatanya, menjaga kesehatan lansia di rumah tidak semudah membeli suplemen atau memasak makanan bergizi. Ada isu mendasar yang sering luput: gangguan tidur dan luka kulit akibat posisi tidur atau penggunaan popok yang kurang tepat. Kedua hal ini ternyata saling berkaitan dan berdampak besar pada kualitas hidup orang tua.

Hal ini terungkap dalam konferensi pers bertajuk “Good Skin, Good Sleep” yang digelar di Jakarta pada 28 Mei 2025 lalu, bertepatan dengan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Dalam acara ini, dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO, dari Departemen Pelayanan Kesehatan Usia Rentan (YASKESRAN) Kementerian Kesehatan RI, mengingatkan bahwa 12% penduduk Indonesia saat ini adalah lansia, dan angka ini akan terus naik.

“Kelompok lansia itu rentan. Kita perlu memberikan perawatan yang menyeluruh—bukan cuma soal pengobatan, tapi juga aspek kehidupan sehari-hari seperti tidur dan kesehatan kulit,” kata dr. Ari.

Tidur: Kebutuhan Vital yang Sering Terlupakan

Bukan rahasia lagi, kualitas tidur lansia kerap menurun seiring usia. Dari studi terbaru di Indonesia, 30,3% lansia mengalami gangguan tidur (Rahmat dkk, 2024). Dan gangguan ini bukan cuma soal sering terbangun malam hari. Kurang tidur bisa meningkatkan risiko demensia, stroke, obesitas, bahkan risiko terjatuh di rumah—hal-hal yang tentu sangat mengkhawatirkan untuk para keluarga.

“Salah satu penyebab gangguan tidur pada lansia yang sering diabaikan adalah penggunaan popok yang tidak nyaman,” ujar dr. Dinda Larastika Riyanto, Sp.N, dokter spesialis neurologi dari FKUI yang fokus meneliti gangguan tidur. Dalam risetnya bersama Dr. dr. Astri Budikayanti, Sp.N(K), ia menemukan bahwa lansia yang memakai popok dengan sirkulasi udara yang baik lebih jarang terbangun di malam hari dibandingkan yang menggunakan popok berbahan vinyl biasa.

Peluncuran hasil riset kolaboratif antara Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan tim industri dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional 2025. Dihadiri oleh dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO (Kemenkes RI), dr. Rinadewi Astriningrum, Sp.D.V.E., Subsp.D.A (FKUI), dr. Dinda Larastika Riyanto, Sp.N (FKUI), serta Presiden Direktur Unicharm Indonesia, Takumi Terakawa di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Luka Dekubitus: Ancaman Nyata di Rumah

Lansia yang tirah baring atau kurang mobilitas juga punya risiko tinggi mengalami luka dekubitus, yaitu luka tekan akibat aliran darah terhambat di area yang terus-menerus mendapat tekanan—misalnya di bokong atau punggung. Menurut RISKESDAS, lebih dari 30% kasus luka dekubitus terjadi di rumah, bukan di rumah sakit.

Baca Juga:

“Masalahnya, kulit lansia itu tipis dan sensitif. Paparan kelembaban yang berlebih, seperti dari keringat atau urine, bisa memperparah kondisi kulit,” jelas dr. Rinadewi Astriningrum, Sp.D.V.E., Subsp.D.A, spesialis dermatologi geriatrik dari FKUI yang memimpin riset tentang popok dan kesehatan kulit lansia.

Bukti Ilmiah: Sirkulasi Udara yang Menyelamatkan

Dalam riset bersama antara tim FKUI dan industri, sebanyak 24 lansia dibagi dalam dua kelompok: satu memakai popok dengan 100% bahan breathable, dan satu lagi memakai popok biasa berbahan vinyl. Pengamatan dilakukan selama sebulan.

Hasilnya jelas. Kelompok dengan popok breathable mengalami peningkatan kondisi kulit sebesar 22%, dengan penurunan skor lesi kulit. Sebaliknya, kondisi kulit kelompok yang menggunakan popok biasa justru menurun.

“Ventilasi udara yang baik itu penting, karena bisa mencegah ruam, gatal, dan bahkan luka serius,” jelas dr. Rinadewi.

Dari sisi tidur, aktigrafi (alat pengukur pola tidur yang dipakai di pergelangan tangan) menunjukkan bahwa kelompok dengan popok breathable lebih jarang terbangun di malam hari, dan efisiensi tidurnya juga meningkat. Ini diamini dr. Dinda Larastika: “Perubahan sederhana bisa membawa dampak besar bagi kualitas hidup lansia.”

Merawat Lansia di Tengah Kesibukan Kota

Buat para perempuan urban yang multitasking setiap hari, berita ini bisa jadi game-changer. Perawatan lansia tak harus selalu rumit atau mahal—kadang dimulai dari hal sederhana seperti memastikan popok yang digunakan nyaman dan ramah kulit.

Presiden Direktur Unicharm Indonesia, Takumi Terakawa, yang turut mendukung riset ini mengatakan bahwa inovasi dalam perawatan lansia perlu disesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. “Kami ingin mendukung masyarakat Indonesia untuk hidup sehat, nyaman, dan bermartabat, termasuk para orang tua yang sudah berjasa membesarkan kita.”

Pesan untuk Para Caregiver Urban

Sebagai penutup, dr. Ari dari Kemenkes mengingatkan bahwa perawatan lansia seharusnya tidak hanya menjadi tanggung jawab negara atau rumah sakit. “Keluarga, terutama perempuan, adalah garda terdepan. Mulai dari rumah, dari hal kecil—dari pilihan produk perawatan harian hingga perhatian pada waktu tidur orang tua kita.”

Dan siapa sangka, ternyata memilih popok yang tepat bisa jadi salah satu bentuk cinta yang paling nyata.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here