Hi Urbie’s! Ada satu benang merah yang menyatukan ribuan lidah di Indonesia: rasa otentik makanan Nusantara. Dan di balik kelezatan itu, ada satu nama yang selama lebih dari lima dekade konsisten menyajikan cita rasa tradisional — yang menjadi simbol budaya dan identitas, dengan standar modern, yaitu Sarirasa Group.
Nah, tepat di bulan Juli 2025 ini, Sarirasa merayakan ulang tahun ke-51, sebuah tonggak penting dalam dunia kuliner Indonesia yang terus bergerak dinamis. Didirikan sejak 1974, grup ini dikenal lewat restoran legendaris seperti Sate Khas Senayan, TeSaTe, Gopek House, TeKoTe, dan unit teranyarnya, Pantura.
Berawal dari Rindu, Lahir Cita Rasa
Segalanya bermula dari rasa rindu. Bukan rindu biasa, tapi rindu keluarga besar pendiri Sarirasa akan masakan khas Jawa Tengah dan Bandung yang otentik namun sulit ditemukan di Jakarta kala itu.
“Waktu itu, masakan daerah hanya tersedia di warung kaki lima, sering kali tidak nyaman. Kami ingin menghadirkan rasa rumahan dalam suasana yang bersih dan menyenangkan,” kenang Benny Hadisurjo, CEO Sarirasa Group dan generasi kedua yang kini meneruskan estafet warisan rasa ini.
Dengan satu misi sederhana—mengangkat kuliner tradisional ke panggung yang lebih terhormat—Sarirasa mengubah cara orang memandang hidangan lokal. Bukan lagi sekadar makanan pinggir jalan, tapi simbol budaya dan cerita dalam setiap sajiannya.

Lebih dari Sekadar Restoran: Ini 5 Brand Khas Sarirasa
1. Sate Khas Senayan
Bintang utama Sarirasa sejak awal. Dari Sate Ayam Ponorogo hingga Soto Betawi, semua dihadirkan dengan sentuhan modern namun tetap membumi. Saat ini, ada 73 gerai di seluruh Indonesia, dan dua cabang baru akan segera dibuka di Belanda dengan nama Sate House Senayan.
Tagline barunya? “Food That Speaks a Thousand Stories.”
2. TeSaTe
Restoran fine casual dining yang menghadirkan makanan Indonesia dalam format elegan untuk keluarga urban. Mengusung semangat “A Flavorful Journey Through Indonesia,” cocok untuk acara spesial yang tetap ingin terasa lokal.

3. TeKoTe
Lini minuman yang menyegarkan tradisi. Dari es tape hijau sampai minuman rempah khas Indonesia, TeKoTe menjembatani minuman klasik dengan gaya modern yang Instagrammable.
4. Gopek House
Rasa Peranakan yang nostalgic dan soulful. Gopek menyatukan pengaruh Tionghoa, Melayu, dan Jawa dalam sajian autentik yang edukatif. Bukan hanya tentang makanan, tapi juga pelajaran tentang warisan budaya Peranakan Indonesia.

5. Pantura
Pendatang baru yang langsung mencuri perhatian. Mengangkat kuliner pesisir utara Jawa seperti dari Cirebon, Tegal, dan Pekalongan, Pantura mengusung konsep self-service dengan suasana warung modern yang tetap akrab dan hangat.
Makanan sebagai Wajah Budaya
Bagi Sarirasa, makanan bukan hanya soal rasa—tapi juga identitas, memori, dan diplomasi budaya.
“Kuliner adalah bagian dari identitas bangsa. Lewat makanan, kita bisa bercerita tentang nilai, sejarah, dan kebudayaan,” ujar Benny Hadisurjo.
Setiap menu yang tersaji dikurasi dengan cermat untuk tetap mempertahankan keaslian resep. Bumbu tetap “Indonesia banget,” tapi penyajian bisa setara restoran internasional. Inilah seni Sarirasa: menyeimbangkan rasa lokal dan standar global.
Baca Juga:
- Roblox Dianggap Berbahaya Bagi Anak SD, Ini Penjelasan Mendikdasmen!
- Kolaborasi Pokémon dan PSSI: Saat Dunia Bola Ketemu Pikachu!
- Rahasia Rambut Lembut dan Mudah Diatur ala Perempuan Jepang

Menuju 100 Tahun: Warisan Rasa, Budaya, dan Inovasi
Di usia emasnya, Sarirasa tak berhenti berinovasi. Misi selanjutnya? Ekspansi global!
Setelah sukses membuka cabang internasional pertamanya di Canggu, Bali, kini Sarirasa bersiap membuka dua gerai Sate House Senayan di Belanda, dimulai dengan soft opening pada Agustus 2025. Namun, ekspansi ini bukan cuma soal bisnis.
“Kami ingin Sate House Senayan menjadi ruang diplomasi budaya—tempat orang mengenal Indonesia lewat rasa,” jelas Benny.
Sarirasa juga akan menggandeng pelaku seni, kriya, dan budaya dalam setiap langkah internasionalnya. Karena bagi mereka, satu piring makanan bisa jadi pintu masuk mengenal filosofi hidup bangsa.
51 Tahun dan Terus Melangkah
Dari mimpi keluarga menjadi ikon kuliner, dari satu gerai ke puluhan cabang, dari Jakarta ke dunia—Sarirasa adalah bukti bahwa rasa bisa melampaui batas. Dan perayaan ke-51 ini bukan akhir, tapi awal dari babak baru.
Dengan optimisme tinggi, Sarirasa mengajak seluruh pecinta kuliner Indonesia untuk terlibat dalam menjaga dan merayakan kekayaan rasa Nusantara. Karena setiap suapan punya cerita. Dan setiap cerita layak dibagikan ke dunia.
“Kami percaya, makanan yang baik bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita. Dan Indonesia punya banyak cerita yang menunggu untuk diceritakan,” pungkas Benny Hadisurjo.


















































