Home Lifestyle Generasi Milenial: Benarkah Mereka yang Paling Tangguh?

Generasi Milenial: Benarkah Mereka yang Paling Tangguh?

267
0
Ilustrasi Generasi Milenial: Benarkah Mereka yang Paling Tangguh?, Foto: Freepik
Ilustrasi Generasi Milenial: Benarkah Mereka yang Paling Tangguh?, Foto: Freepik
ohbeauty.id

“Dulu, waktu saya seusia kamu, hidup lebih keras dari sekarang”, ujar seorang bapak di warung kopi, sambil menyeruput kopi hitamnya. Kalimat itu mungkin terdengar klise, tapi coba tanya generasi milenial, mereka pasti punya cerita sendiri yang tak kalah keras.

Generasi milenial, lahir di rentang 1981 hingga 1996, adalah kelompok yang berada di persimpangan zaman. Mereka tumbuh di masa transisi dari teknologi analog ke digital, merasakan krisis moneter 1998 di masa kecil atau remaja, menyaksikan perubahan politik besar, hingga berjuang mencari pekerjaan di era persaingan global. Banyak yang bilang, generasi ini “manja” atau “kurang tahan banting”, tapi kalau kita bedah realitanya, label itu justru jauh dari kebenaran.

Hidup di Tengah Perubahan Ekstrem

Bayangkan, satu dekade pertama hidup mereka diwarnai pager, telepon rumah, dan TV tabung. Namun di dekade berikutnya, internet, ponsel pintar, dan media sosial menyerbu kehidupan. Milenial dipaksa beradaptasi cepat, sebuah kemampuan yang tak semua generasi sebelumnya kuasai. Mereka belajar coding sambil masih paham cara memutar kaset pita, memahami budaya offline sekaligus menjadi pionir di dunia online.

Inilah modal tangguh pertama mereka, yaitu keluwesan beradaptasi. Di dunia kerja, kemampuan ini membuat mereka jadi jembatan antara generasi yang masih kaku pada cara lama dan generasi muda yang serba digital.

Tertekan Ekonomi, Tetap Bertahan

Menurut data Badan Pusat Statistik, harga kebutuhan hidup melonjak jauh lebih cepat dibanding pendapatan rata-rata milenial. Bayangkan, generasi ini harus menabung untuk rumah ketika harga properti melonjak hingga puluhan kali lipat dari gaji awal mereka. Ditambah lagi, pandemi COVID-19 menjadi pukulan telak, banyak yang kehilangan pekerjaan, memulai usaha dari nol, bahkan beralih profesi demi bertahan.

Baca Juga:

Namun, di sinilah ketangguhan milenial terlihat. Mereka bukan hanya bertahan, tapi juga berinovasi. Dari memanfaatkan media sosial untuk jualan, menjadi freelancer lintas negara, hingga membangun brand personal di dunia digital, milenial memaksimalkan setiap peluang, tak peduli seberapa kecil celahnya.

Mental Health: Luka dan Kesadaran Baru

Jika generasi sebelumnya cenderung memendam masalah, milenial mulai berani bicara tentang kesehatan mental. Mereka mungkin terlihat “lebih rapuh” karena terbuka soal burnout atau anxiety, tapi sejatinya ini adalah bentuk kekuatan baru, yaitu berupa kesadaran akan pentingnya merawat diri.

Keberanian ini membuat mereka bisa mencari solusi lebih cepat, mengurangi tekanan yang bisa menghancurkan produktivitas. Bagi sebagian orang, mengakui lemah adalah tanda kekalahan. Namun bagi milenial, itu justru langkah pertama untuk bangkit.

Generasi Tangguh dengan Cara Berbeda

Tangguh tidak selalu berarti tahan pukul tanpa jatuh. Tangguh adalah jatuh berkali-kali, tapi selalu punya cara untuk bangkit meski jalannya berbeda dari yang dulu. Generasi milenial membuktikan bahwa ketahanan mental, keluwesan beradaptasi, dan kreativitas adalah senjata mereka menghadapi dunia yang berubah cepat.

Jadi, benarkah generasi milenial adalah generasi terkuat? Jika “terkuat” artinya mampu bertahan di tengah badai perubahan teknologi, ekonomi, dan sosial yang tak pernah berhenti, jawabannya jelas: ya. Mereka kuat, meski caranya tak selalu seperti yang dibayangkan generasi sebelumnya.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here