Hi Urbie’s! Siapa yang kangen dengan nuansa musik era 90-an dan 2000-an? Nah, Pee Wee Gaskins sepertinya mendengar kerinduan itu. Setelah resmi bergabung dengan label WeCord Evermore, band pop-punk asal Jakarta ini langsung tancap gas dengan merilis mini album terbaru mereka berjudul Salute from Pee Wee Gaskins: Putar Waktu Kembali. EP ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus nostalgia terhadap band-band legendaris yang pernah menemani masa muda mereka, sekaligus menjadi persembahan untuk generasi baru yang mungkin belum akrab dengan lagu-lagu ikonik tersebut.
Band yang digawangi oleh Alditsa “Dochi” Sadega (bass/gitar/vokal), Muhammad Fauzan “Sansan” Santoso (gitar/vokal), Harry “Ayi” Pramahardhika (gitar/bas/vokal latar), Reza “Omo” Satiri (synth/keys/sample/gitar/vokal), dan Renaldy “Aldy” Prasetya (drum) ini memilih lima lagu populer yang dulu begitu melekat di hati banyak pendengar. Lagu-lagu itu adalah “Piknik 72” milik Naif yang rilis 29 Agustus, “Terbang” milik Gigi pada 5 September, “Aku Ingin” dari /Rif pada 12 September, “Bermimpi” milik Base Jam pada 19 September, serta “Konservatif” dari The Adams yang dijadwalkan rilis 26 September. Menariknya, EP ini bukan sekadar proyek baru, melainkan lanjutan dari Salute to 90’s yang pernah mereka rilis di tahun 2018.
Menurut Ayi, kali ini konsep tribute dibuat lebih luas, tidak hanya terfokus pada dekade tertentu. “Kami ingin memberi penghormatan kepada band-band yang menjadi inspirasi sejak awal kami bermusik. Semua lagu dipilih lewat diskusi panjang antara kami berlima dan tim WeCord Evermore,” ungkapnya. Proses pembuatan album ini terbilang singkat, hanya memakan waktu sekitar satu setengah bulan. Namun, bukan berarti perjalanan mereka bebas hambatan. Omo menambahkan, “Tantangan terbesar ada di perizinan. Ada beberapa lagu yang sebenarnya masuk daftar pilihan, tapi kami tidak mendapat izin dari penciptanya. Jadi, kami harus mencari alternatif lain.”
Baca Juga:
- Maya, Remaja Difabel dari Temanggung yang Menemukan Harapan Lewat Kopi Robusta
- Oguri Shun & Han Hyo Joo Main di Drama Netflix Anonymous Lovers, Kim Chaewon LE SSERAFIM Isi Lagu Tema “Confession”
- Motivation Pen, Alat Tulis Pintar dari Jepang yang Ubah Belajar Jadi Game Seru
Kerja sama dengan WeCord Evermore ternyata membuat proses ini lebih lancar. Aldy menuturkan bahwa label ini tidak hanya membantu secara teknis, tapi juga mengawal dari pemilihan lagu hingga proses rekaman. Hal itu membuat transisi Pee Wee Gaskins ke label baru terasa lebih mulus. Menariknya, mereka memilih untuk langsung merilis EP, bukan single. Alasannya sederhana: ada banyak eksplorasi musikal yang ingin ditunjukkan sekaligus, sehingga terasa sayang jika hanya dilepaskan satu lagu.
Bicara soal aransemen, Sansan menegaskan bahwa meski diberi sentuhan khas Pee Wee Gaskins, mereka tetap menjaga esensi lagu aslinya. “Kami menambahkan sentuhan synthesizer sebagai benang merah. Tujuannya, supaya identitas Pee Wee Gaskins tetap terasa, tapi tanpa menghilangkan roh dari lagu originalnya. Kami ingin generasi sekarang mengenal karya-karya ikonik ini, sekaligus membawa pendengar lama bernostalgia.”
Dochi menutup dengan penuh emosi. Baginya, proyek ini bukan sekadar album tribute, melainkan bentuk apresiasi kepada “pahlawan musik” yang menginspirasi perjalanan mereka. “Membawakan ulang lagu-lagu dari band yang dulu membuatku jatuh cinta pada musik, itu rasanya luar biasa. Aku berharap EP ini bukan hanya menghibur, tapi juga jadi jembatan untuk mengenalkan Pee Wee Gaskins kepada orang-orang yang mungkin belum pernah mendengar karya kami sebelumnya,” ujarnya.
EP Salute from Pee Wee Gaskins: Putar Waktu Kembali bisa didengarkan per-track mulai 29 Agustus di berbagai platform musik digital. Jadi, buat kamu yang ingin merasakan nostalgia sekaligus mendengar warna baru khas Pee Wee Gaskins, pastikan jangan sampai ketinggalan setiap rilisannya. Harga untuk menikmati nostalgia ini? Gratis di platform digital, tapi nilai emosinya mungkin setara dengan Rp500.000 pengalaman pulang ke masa lalu!



















































