
Halo Urbie’s!
Bali bersiap menyambut destinasi seni baru kelas dunia. Musim panas 2026 mendatang, Eugene Museum resmi dibuka di Tabanan, menghadirkan pengalaman yang memadukan seni kontemporer, arsitektur, dan alam Bali yang khas. Lebih spesial lagi, museum ini mengumumkan kolaborasi perdana dengan rumah mode ternama Jepang, ISSEY MIYAKE, melalui karya berjudul “Light and Shadow Inside Me” yang akan dipamerkan secara permanen.
Kolaborasi ini lahir dari dialog kreatif tiga tahun antara Eugene Kangawa, seniman multidisiplin asal Jepang, dengan Yoshiyuki Miyamae dan tim desainer A-POC ABLE ISSEY MIYAKE. Karya monumental Kangawa, Light and Shadow Inside Me (2022—), pertama kali diperkenalkan di Museum of Contemporary Art Tokyo, dan kini akan hadir dalam format baru berupa tekstil teknis inovatif. Sebelum tiba di Bali, karya ini lebih dulu dipamerkan dalam special exhibition di Art Basel Paris 2025, menjadikannya jembatan antara dunia seni dan mode.
Dirancang oleh arsitek kenamaan Indonesia Andra Matin, Eugene Museum berdiri di atas lahan seluas lebih dari satu hektar di kawasan Warisan Dunia UNESCO. Dengan 15 ruang galeri, museum ini tak hanya menampilkan lukisan dan instalasi Kangawa, tapi juga menawarkan pengalaman unik berupa program akomodasi semalam, di mana pengunjung bisa menginap dan menikmati karya seni seiring pergantian cahaya senja Bali.
Baca Juga:
- Berkemah 3 Hari Bisa Tingkatkan Sel Pembunuh Kanker Hingga 80%
- Inul Daratista Ajak Keluarga Indonesia Gemar Makan Ikan
- Buttonscarves Ubah Padang Pasir Dubai Jadi Runway Ikonik Dunia
Dibangun di atas persawahan yang direvitalisasi, desainnya tetap mempertahankan pepohonan asli, sementara fasadnya dihiasi bata terakota buatan tangan perajin lokal. Perpaduan ini menciptakan harmoni antara seni modern, kearifan lokal, dan lanskap Bali yang memikat.
Bagi Kangawa, kolaborasi ini adalah upaya menerjemahkan filsafat eksistensi ke dalam medium yang berbeda. “Light and Shadow Inside Me” awalnya lahir dari eksperimen sinar matahari, kertas, dan warna yang memudar secara alami, lalu berkembang menjadi seri fotogram monokrom. ISSEY MIYAKE kemudian menerjemahkan konsep tersebut ke dalam tekstil dengan inovasi baru: permainan kerapatan tenun hitam-putih yang menciptakan gradasi tanpa menggunakan pewarna tambahan.
Museum ini dipastikan akan menjadi magnet baru bagi pecinta seni global. Bayangkan, Urbie’s, menyusuri galeri karya Kangawa dengan cahaya matahari Bali yang berubah setiap jamnya, lalu menginap di tengah lanskap persawahan yang penuh ketenangan. Sebuah pengalaman seni yang tak hanya bisa dilihat, tapi juga dirasakan secara mendalam.
Dengan dibukanya Eugene Museum di Bali, peta seni dunia akan semakin terhubung. Dari Tokyo ke Paris, lalu ke Bali—perjalanan karya Kangawa dan ISSEY MIYAKE menunjukkan bahwa seni dan mode mampu bersatu dalam harmoni cahaya dan bayangan.


















































