Hai, Urbie’s! Siap-siap jatuh cinta lagi sama suara magis dari Fujii Kaze, karena penyanyi asal Jepang yang satu ini baru aja merilis album terbarunya yang berjudul “Prema.” Setelah tiga tahun sejak album terakhirnya “LOVE ALL SERVE ALL”, Kaze kembali dengan karya ambisius yang siap membuka pintu lebih lebar ke dunia internasional.
Menariknya, seluruh sembilan lagu dalam “Prema” ditulis dan dinyanyikan dalam bahasa Inggris — langkah berani yang menandakan ekspansi global Kaze setelah resmi bergabung dengan label Amerika, Republic Records. Tapi bukan cuma itu, Urbie’s! Semua lagu di album ini diproduseri oleh 250 (Yeogon), produser dan DJ asal Korea Selatan yang dikenal lewat kolaborasinya dengan NewJeans. Nama yang satu ini udah jadi jaminan kualitas dalam menciptakan musik yang segar, trendi, dan berkarakter kuat.
Kolaborasi antara Fujii Kaze dan DJ 250 menghasilkan racikan unik antara soul dan R&B khas Kaze dengan nuansa pop yang lembut tapi modern. Hasilnya? Sebuah pengalaman musik yang memadukan kehangatan analog era 1980-an dengan sensasi pop masa kini yang elegan. “Prema” terdengar seperti nostalgia yang dibalut kemewahan produksi modern—dan cocok banget buat kamu yang suka musik dengan emosi mendalam namun tetap easy listening.
Baca Juga:
- ChatGPT Go Resmi Hadir di Indonesia, Apa Bedanya dengan Versi Gratis?
- Film The Strangers: Chapter 2 (2025) – Teror Bertopeng Kembali Hantui Maya, Kali Ini Lebih Brutal
- Tiara Andini Umumkan Album Baru Edelweiss, Rilis 17 Oktober 2025
Nama “Prema” sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti “cinta”. Lewat lagu utamanya, Kaze seakan mengajak pendengarnya merasakan arti cinta dalam bentuk yang paling tulus—bukan hanya cinta romantis, tapi juga kasih universal yang penuh ketenangan. Lirik-liriknya sederhana, tapi punya makna yang kuat, memperlihatkan sisi spiritual dan jujur dari seorang Fujii Kaze yang tengah berkembang menjadi artis global.
Proses kreatif album ini juga cukup menarik. Banyak lagu di “Prema” lahir di Los Angeles, lewat sesi penulisan bersama beberapa penulis lagu ternama dunia. Kaze tampak lebih berani mengeksplorasi gaya dan warna musik yang berbeda dari karya-karya sebelumnya. Sementara lagu-lagu seperti “Michite Yuku” dan “Hana” yang sempat dirilis pasca album terakhirnya, justru tidak dimasukkan ke dalam album ini — menunjukkan bahwa “Prema” benar-benar lahir sebagai karya baru yang berdiri sendiri.
Dengan “Prema”, Fujii Kaze bukan hanya memperkuat posisinya sebagai salah satu musisi paling visioner dari Jepang, tapi juga menegaskan bahwa musiknya mampu menembus batas bahasa dan budaya. Ini bukan sekadar album, melainkan perjalanan menuju kedewasaan artistik yang menyatukan harmoni, cinta, dan kejujuran dalam setiap nadanya.
Bagi kamu yang mencari musik dengan kedalaman emosional, produksi berkualitas, dan pesan cinta yang universal — “Prema” wajib banget masuk ke playlist kamu, Urbie’s!