Home News GEF SGP Indonesia Ubah Paradigma: Komunitas Lokal Kini Jadi Pelaku Pasar di...

GEF SGP Indonesia Ubah Paradigma: Komunitas Lokal Kini Jadi Pelaku Pasar di TEI 2025

79
0
GEF SGP Indonesia Ubah Paradigma: Komunitas Lokal Kini Jadi Pelaku Pasar di TEI 2025
GEF SGP Indonesia Ubah Paradigma: Komunitas Lokal Kini Jadi Pelaku Pasar di TEI 2025. Foto: istimewa
Mercure

Hi Urbie’s!
Bayangkan kalau program hibah yang biasanya cuma berakhir di laporan proyek, ternyata bisa melahirkan pengusaha tangguh dari akar rumput. Inilah yang coba ditunjukkan oleh Global Environmental Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia lewat partisipasinya di Trade Expo Indonesia (TEI) 2025.

Bertempat di ICE BSD City, Serpong, Tangerang, pameran dagang terbesar di Indonesia yang digelar pada 15–19 Oktober 2025 ini bukan sekadar ajang transaksi. TEI tahun ini menjadi ruang baru bagi masyarakat lokal untuk naik kelas—dari penerima hibah menjadi pelaku pasar yang sesungguhnya.

Lewat tema besar “Discover Indonesia’s Excellence: Trade Beyond Boundaries”, Kementerian Perdagangan menghadirkan TEI sebagai titik temu antara pelaku usaha, pembeli internasional, dan investor global. Namun, yang membuat TEI 2025 terasa berbeda adalah kehadiran GEF SGP Indonesia yang menampilkan produk-produk hasil karya komunitas binaan mereka. Mulai dari madu hutan, kopi organik, hingga kerajinan tangan yang dihasilkan secara berkelanjutan.

Menurut Sidi Rana Menggala, Koordinator GEF SGP Indonesia, model pengembangan masyarakat memang sudah terstruktur: mulai dari mengidentifikasi masalah, menerima hibah, menjalankan proyek, lalu melaporkan hasilnya. Tapi ada satu pertanyaan yang selalu menghantui, “Apa yang terjadi ketika dana hibah berakhir?” Pertanyaan inilah yang akhirnya dijawab lewat kehadiran mereka di TEI.

Baca Juga:

“Di pameran ini, kami tidak hanya menampilkan laporan dan foto. Kami membawa produk nyata yang layak investasi dan siap dipasarkan,” jelas Sidi. Lebih dari sekadar berjualan, GEF SGP Indonesia berusaha memperlihatkan bahwa setiap produk punya cerita—cerita tentang manusia, alam, dan perjuangan. “Kami tidak hanya menjual madu; kami membawa cerita tentang hubungan petani kopi dengan habitat alami mereka,” tambahnya.

Pesan yang ingin disampaikan jelas: komunitas lokal bukan sekadar penerima bantuan, tapi inovator dan penjaga modal alam bangsa. Mereka adalah pelaku ekonomi yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, sekaligus bagian dari rantai pasok berkelanjutan Indonesia.

Sidi menegaskan, perjalanan menuju panggung nasional ini tidak bisa dilakukan sendirian. Diperlukan kolaborasi lintas sektor—antara masyarakat, pemerintah, swasta, hingga lembaga keuangan. Ia berharap semakin banyak pihak yang melihat potensi investasi strategis di usaha berbasis komunitas. “Investasi ini bukan sekadar CSR. Ini investasi masa depan untuk rantai pasok yang lebih stabil dan adil,” tutupnya.

Dari ruang-ruang kecil pemberdayaan desa, kini karya komunitas melangkah ke panggung global. TEI 2025 menjadi bukti bahwa kemandirian ekonomi bisa lahir dari tangan masyarakat yang dulu hanya dikenal sebagai penerima hibah. Kini, mereka adalah pelaku pasar sejati yang memperkenalkan wajah baru Indonesia di mata dunia.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here