Hi Urbie’s! Bayangkan kamu sedang mendaki perbukitan hijau Guangxi yang bergulung lembut. Angin pegunungan berhembus pelan, membawa aroma tanah lembap dan dedaunan segar. Di depanmu, bukannya kafe modern atau gedung tinggi, melainkan gua raksasa di tebing curam—dan di dalamnya, ada perpustakaan. Ya, kamu nggak salah baca. China baru saja mempersembahkan salah satu tempat baca paling menakjubkan di dunia: Mianhua Library.
Tersembunyi di dekat desa kecil Mianhua, perpustakaan ini bukan sekadar tempat menyimpan buku. Ia adalah sebuah keajaiban arsitektur, berdiri di dalam gua alami yang menempel di sisi tebing tinggi Guangxi Province. Bukan hanya cara mencapainya yang penuh tantangan, tapi suasananya juga—menenangkan sekaligus mistis.
Perjalanan Menuju “Perut Tebing”
Untuk sampai ke Mianhua Library, Urbie’s harus siap berpetualang. Perjalanan dimulai dari hutan hijau dengan jalur setapak yang perlahan menanjak. Semakin jauh melangkah, jalannya makin curam. Di sinilah kamu akan menemukan serangkaian jembatan kayu sempit yang dipasang di dinding tebing.
Setiap langkah di atas papan kayu itu menimbulkan bunyi “krek” lembut, sementara di bawahmu terbentang lembah luas dengan sungai berkelok dan padang rumput berwarna zamrud. Cahaya matahari menari di atas air, menciptakan panorama yang begitu damai, tapi juga membuat jantungmu berdebar karena tinggi dan indahnya pemandangan.
Dan ketika akhirnya kamu mencapai pintu gua—itulah momen yang tak terlupakan.
Angin bertiup melalui celah batu, dan udara lembap menyambutmu, membawa aroma tanah dan kayu. Kamu melangkah masuk, dan dunia di luar tiba-tiba menghilang.
Mianhua Library Gua yang Menjadi Rumah Bagi Buku
Bagian dalam Mianhua Library adalah keajaiban tersendiri. Gua besar ini terbentuk ribuan tahun lalu oleh air dan angin, menciptakan ruang alami yang luas dan dalam. Dindingnya tidak rata—namun justru di sanalah rak-rak buku dipasang menempel langsung pada batuan alami.
Bayangkan rak kayu mengikuti lekuk tebing, mengelilingi setiap celah dan tonjolan batu. Ada ribuan buku di sana—novel klasik, buku sejarah, hingga kumpulan puisi yang menunggu untuk dibaca. Cahaya matahari yang masuk dari mulut gua memantul di punggung buku, menciptakan suasana yang hangat, sekaligus misterius.
Di beberapa titik, balkon kayu menggantung dari dinding batu, menjadi spot baca paling dramatis di dunia. Kamu bisa duduk di kursi kecil, membuka halaman buku, dan memandangi kabut lembah yang bergulung di depan mata. Setiap helai kertas terasa hidup, setiap kalimat bergaung di antara dinding batu.
Baca Juga:
- Sia Digugat Suami Rp 3,9 Miliar per Bulan di Tengah Proses Perceraian
- Bukan Cuma Sunscreen, Ini Makanan yang Bisa Lindungi Kulit dari Sinar UV
- Menstruasi Bukan Tabu: Yuk, Edukasi Remaja Sejak Dini!
Menaklukkan Waktu dan Alam
Tapi seperti semua keajaiban alam, Mianhua Library juga punya tantangan. Karena berada di tebing dan di dalam gua, jalur serta balkon kayu harus dirawat rutin agar tetap aman dari cuaca ekstrem. Udara lembap di dalam gua juga bisa merusak kertas, jadi pengelola memasang sistem pengatur suhu dan kelembapan agar koleksi tetap awet.
Namun justru inilah yang membuat Mianhua Library istimewa. Ia bukan perpustakaan sempurna dengan dinding putih bersih dan AC sejuk—melainkan perpustakaan yang hidup berdampingan dengan alam, membuktikan bahwa keindahan dan fungsi bisa berjalan seimbang bahkan di tempat paling ekstrem.
“Buku tidak harus disimpan di balik beton,” kata salah satu arsiteknya dalam wawancara lokal. “Kadang, buku justru lebih bermakna ketika dikelilingi oleh alam yang menciptakan mereka.”
Dari Mianhua Library Gua Guangxi ke Dunia
Mianhua Library kini menjadi ikon wisata literasi China yang tak hanya menarik pembaca, tapi juga para pecinta alam dan arsitektur. Banyak yang menyebutnya sebagai “tempat membaca paling berani di dunia”, karena untuk mencapainya, kamu harus menantang tinggi dan angin.
Namun begitu kamu duduk di dalam gua, membuka halaman pertama bukumu, semua lelah perjalanan terbayar lunas. Di antara tebing, kabut, dan cahaya, kamu akan merasakan ketenangan yang tak bisa dibeli.
Kalau Urbie’s ingin menjelajahi lebih banyak keajaiban literasi dunia, jangan lupa mampir juga ke Dujiangyan Zhongshuge di Sichuan, toko buku dengan interior kaca dan pantulan tanpa batas, atau ke Admont Abbey di Austria, perpustakaan biara terbesar di dunia dengan koridor emasnya yang megah.
Tapi mungkin, hanya di Guangxi, kamu bisa benar-benar membaca di antara langit dan bumi.



















































