
Halo Urbie’s!
Di tengah derasnya standar kecantikan yang dibangun media sosial, Melanie Subono kembali hadir dengan sesuatu yang lebih dari sekadar karya musik. Dalam dua bulan terakhir ia merilis beberapa single, dan salah satu yang paling sarat makna akhirnya tiba: sebuah lagu dan sekaligus gerakan berjudul “Cantik Itu Aku.” Tidak hanya menampilkan suara Melanie, lagu ini juga menjadi kolaborasi hangat dengan empat sahabat perempuan yang ia kagumi: Widi Vierratale, Sara Wijayanto, Pia Fellini, dan Fia Fellow.
Gerakan yang dibawa melalui “Cantik Itu Aku” lahir dari kegelisahan Melanie terhadap berbagai standar kecantikan yang kerap dipaksakan kepada perempuan. Di media sosial, begitu banyak opini yang membentuk seolah-olah ada satu ukuran mutlak tentang apa itu cantik. Padahal, menurut Melanie, Tuhan menciptakan perempuan dalam bentuk dan karakter yang berbeda-beda. Tidak ada satu pun aturan bahwa cantik harus berarti kurus, tinggi, putih, atau hal lain yang sering diagungkan masyarakat.
Melanie bahkan menegaskan bahwa dirinya, yang sering dianggap “cantik” oleh orang lain sekalipun, masih kerap menerima komentar-komentar menyudutkan. Pertanyaan seperti “kok belum punya pasangan?” atau “kenapa nggak begini begitu?” masih sering ia dengar. Semua itu berasal dari pola pikir yang keliru dan diteruskan melalui stereotip. Bagi Melanie, kecantikan tidak memiliki barometer baku. “Cantik itu aku—mau lo kurus, gendut, bahkan sedang berjuang melawan kanker,” ujarnya dengan tegas.
Gerakan #CantikituAku ingin membuka mata, mulut, hati, dan pikiran agar tidak mudah memberi standar pada orang lain. Setiap orang boleh memiliki pendapat tentang cantik, tetapi tidak ada kewajiban bagi siapa pun untuk mematuhinya. Melanie mengaku bahwa saat pertama kali ia sendiri mengucapkan “Cantik itu aku,” ada keraguan yang muncul di hatinya. Keraguan itulah yang ingin ia hancurkan, karena setiap perempuan berhak percaya bahwa dirinya cantik dalam kondisi apa pun.
Baca Juga:
- Shah Rukh Khan & Kajol Diabadikan Menjadi Patung di London! Sebuah Perayaan 30 Tahun ‘Dilwale Dulhania Le Jayenge’
- Netflix Dikabarkan Akusisi Warner Bros! Mungkinkan bisa Turun Harga Biaya Streaming?
- Stop! Jangan Naksir Teman Meja Sebelah: Ini Alasan Kenapa ‘Cinlok’ Bisa Jadi Bencana Karir Paling Ngeri
Lagu “Cantik Itu Aku” pun dikemas dengan sangat personal. Kolaborasi dengan Widi Vierratale, Sara Wijayanto, Pia Fellini, dan Fia Fellow bukanlah pilihan asal-asalan. Keempat perempuan ini adalah sahabat dekat Melanie yang menurutnya sangat merepresentasikan inti gerakan ini. Melanie menggambarkan Widi sebagai sosok edgy yang percaya diri dengan ekspresinya sendiri—bahkan mengenakan baju pengantin dengan boots ke panggung pun tetap mencerminkan kecantikannya. Sara disebut memiliki hati yang luar biasa cantik, mencintai makhluk hidup hingga ke dunia tak kasat mata. Begitu pula Pia dan Fia yang Melanie sebut sebagai perempuan-perempuan luar biasa dengan keunikannya masing-masing, selain tentu pertimbangan kecocokan vokal.
Namun proyek ini bukan sekadar menyanyi bersama lalu selesai. Melanie memilih mereka karena visi yang sama: ingin bergerak, bukan menunggu. “Aku adalah kata paling sederhana untuk menunjukkan setiap individu, dan cantik itu perempuan,” tegas Melanie. Ia ingin lagu dan gerakan ini membuat lebih banyak perempuan berani mengatakan “Aku cantik,” tanpa perlu meminta validasi siapa pun. Ia juga berharap laki-laki ikut memahami gerakan ini, karena kesadaran tersebut penting untuk menciptakan ruang yang lebih sehat bagi semua perempuan.
Dari sisi produksi, Melanie kembali menggandeng Fia Fellow seperti pada single sebelumnya, “Hawa Membara.” Proses mixing dan mastering ditangani Hamid Alatas dari Studio Simima. Lagu ini dikemas dengan nuansa easy listening, sederhana, tetapi tetap kuat secara pesan, dan seperti kata anak muda masa kini: “jogetable.”
Saat ini “Cantik Itu Aku” sudah bisa dinikmati di radio kesayangan dan seluruh platform digital. Melanie tidak sekadar merilis lagu; ia mengajak semua orang untuk terlibat dalam sebuah gerakan besar—gerakan yang merayakan keberagaman dan kemerdekaan setiap perempuan untuk mendefinisikan cantiknya sendiri.


















































