Hi Urbie’s! Pada tahun 2019, Disney+ melancarkan serangan besar-besaran terhadap Netflix dengan menarik lisensi Marvel, Star Wars, dan Pixar. Keputusan ini mengguncang dunia streaming dan memaksa Netflix untuk mengambil langkah revolusioner yang akhirnya mengubah industri hiburan selamanya. Setiap pengusaha perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik perang ini.
Netflix: Raja Tak Tergoyahkan yang Mendapat Tantangan
Selama bertahun-tahun, Netflix mendominasi industri streaming dengan serial-serial ikonik seperti Stranger Things, The Crown, dan House of Cards. Posisi mereka tak tergoyahkan, menjadi raja tak terbantahkan dalam dunia video on-demand. Namun, segalanya berubah drastis pada tahun 2017 ketika Disney membuat pengumuman yang menggemparkan: mereka tidak akan memperpanjang perjanjian lisensi dengan Netflix.
Keputusan Disney ini bukan sekadar kehilangan beberapa film bagi Netflix. Ini adalah kehilangan aset budaya: waralaba Marvel yang penuh aksi, saga epik Star Wars, dan animasi klasik Pixar. Taruhannya sangat besar, dan dampaknya terasa hingga ke akar industri hiburan.
Disney+: Lahirnya Penantang Baru
Pada November 2019, Disney+ resmi diluncurkan. Dengan lebih dari 500 film dan 7.500 episode acara TV, layanan ini menawarkan katalog yang luar biasa, semuanya hanya dengan harga $6,99 per bulan – kurang dari separuh harga langganan Netflix. Hasilnya? Dalam satu hari, Disney+ berhasil meraih 10 juta pelanggan. Netflix berada di persimpangan jalan: mereka harus bertindak cepat atau menghadapi risiko kehilangan segalanya.
Strategi Brilian Netflix
Alih-alih mencoba bersaing langsung dengan daya tarik multigenerasi dan waralaba populer Disney, Netflix melancarkan tiga langkah revolusioner yang mengubah permainan:
- Revolusi Konten Orisinal Netflix menginvestasikan miliaran dolar untuk menciptakan konten orisinal yang tidak dimiliki pesaing mana pun. Pada tahun 2019 saja, mereka merilis 371 judul orisinal, bukan sembarang konten, tetapi strategi yang dirancang untuk menjangkau setiap segmen audiens yang mungkin ada.
- Ekspansi Internasional Sementara Disney fokus pada nostalgia Amerika, Netflix mengambil langkah global. Mereka menciptakan hit internasional seperti Money Heist dari Spanyol, Kingdom dari Korea, dan Dark dari Jerman. Pada tahun 2020, 60% dari pelanggan Netflix berasal dari luar Amerika Serikat, menjadikan pasar internasional sebagai basis utama mereka.
- Inovasi Teknologi Netflix memimpin dengan pengalaman pengguna yang digerakkan oleh algoritma. Kemudian mereka meluncurkan Black Mirror: Bandersnatch, sebuah eksperimen “pilih jalan ceritamu sendiri” yang menggabungkan elemen gaming dan streaming. Dengan langkah ini, Netflix terus memperkuat posisinya sebagai inovator teknologi.
Baca juga:
- YOASOBI dan PlayStation Hadirkan “Project: MEMORY CARD” untuk Rayakan 30 Tahun Nostalgia Gaming
- “Rangga & Cinta” Segera Diproduksi: Kolaborasi Indonesia-Korea yang Membawa Optimisme Baru
- Mengalami Pelecehan Seksual di Kantor? Ini yang Harus Kamu Lakukan!
Persaingan Sengit: Disney vs Netflix
Persaingan kedua raksasa ini semakin memanas. Disney menciptakan bundel irresistible dengan Hulu dan ESPN+. Sebagai tanggapan, Netflix menggandeng kreator legendaris seperti Shonda Rhimes (Bridgerton), Ryan Murphy (Ratched), dan Martin Scorsese (The Irishman).
Disney+ sukses besar dengan The Mandalorian dan Baby Yoda yang menjadi fenomena global. Netflix merespons dengan Tiger King, sebuah fenomena karantina yang mendominasi percakapan dunia. Persaingan ini tidak lagi sekadar soal konten, tetapi tentang menciptakan momen budaya yang mendefinisikan era.
Model Rilis yang Berbeda, Hasil yang Berbeda
Strategi rilis keduanya pun berbeda. Netflix mempertahankan model “binge” yang memungkinkan penonton menonton seluruh seri sekaligus. Sementara Disney+ memilih pendekatan mingguan yang membangun antisipasi, seperti yang terlihat pada kesuksesan WandaVision yang memicu diskusi global setiap minggu.
Hasil Akhir: Siapa yang Memimpin?
Pada akhir tahun 2020, Disney+ mencapai 86 juta pelanggan, sementara Netflix tetap memimpin dengan lebih dari 200 juta pelanggan. Persaingan ini menciptakan renaissance hiburan dengan investasi besar-besaran dalam cerita orisinal dan berbagai opsi harga untuk konsumen.
Namun, perang ini mengungkapkan sesuatu yang lebih dalam. Kesuksesan Netflix tidak hanya terletak pada kontennya, tetapi pada sistem di balik layar yang membuat semuanya berjalan lancar. Mereka membangun mesin yang mampu menganalisis preferensi penonton secara global, memprediksi kinerja konten, dan menskalakan produksi dengan efisien.
Sistem Mengalahkan Bakat
Di balik layar, Netflix menciptakan sistem yang memungkinkan mereka untuk:
- Menstandarkan proses pembuatan konten.
- Menjaga kualitas dalam skala besar.
- Memastikan kepatuhan di berbagai wilayah.
Netflix tidak hanya bertahan; mereka menciptakan ulang cara industri hiburan beroperasi. Dengan langkah-langkah inovatif ini, mereka tidak hanya menghadapi ancaman dari Disney+ tetapi juga menetapkan standar baru bagi dunia streaming. Persaingan ini tidak hanya mengubah Netflix dan Disney, tetapi seluruh lanskap hiburan global selamanya.
sumber: kaizenexecutive