Home Highlight Gallup “State of the Global Workplace 2024”: Indonesia Miliki Tingkat Stres Pekerja...

Gallup “State of the Global Workplace 2024”: Indonesia Miliki Tingkat Stres Pekerja Terendah di ASEAN

337
0
Gallup “State of the Global Workplace 2024” - sumber foto FREEPIK
Gallup “State of the Global Workplace 2024” - sumber foto FREEPIK
Urban Vibes

Hi Urbie’s! Indonesia mencatatkan prestasi yang cukup membanggakan di tengah dinamika dunia kerja global. Dalam laporan terbaru bertajuk “State of the Global Workplace 2024” yang dirilis oleh Gallup, survei menunjukkan bahwa pekerja di Indonesia memiliki tingkat stres harian yang paling rendah di antara negara-negara ASEAN.

Survei ini mencakup kondisi pekerja dari 141 negara, membahas berbagai aspek yang memengaruhi pengalaman kerja, termasuk tingkat stres, keterlibatan, dan kesejahteraan. Di tingkat global, Indonesia bahkan menempati posisi keempat sebagai negara dengan tingkat stres pekerja terendah, hanya sedikit lebih tinggi dari Uzbekistan dan Kirgizstan (masing-masing 12%) serta Kazakhstan (15%).

Apa itu Gallup?

Gallup adalah perusahaan analisis dan konsultan global yang berbasis di Amerika Serikat. Dikenal luas karena survei dan laporannya yang mendalam, Gallup mengkhususkan diri dalam mengukur opini publik, keterlibatan karyawan, serta berbagai indikator kesejahteraan di tempat kerja. Didirikan pada 1935 oleh George Gallup, organisasi ini menjadi salah satu acuan utama untuk memahami tren sosial, ekonomi, dan pekerjaan secara global.

Laporan tahunan seperti “State of the Global Workplace” memberikan wawasan penting tentang kondisi kerja di berbagai negara, membantu perusahaan dan pemerintah menciptakan kebijakan yang lebih baik untuk mendukung kesejahteraan pekerja.

Indonesia dan Tingkat Stres yang Rendah

Hasil survei ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil pekerja di Indonesia yang melaporkan merasa stres secara harian. Fakta ini kontras dengan tren global yang menunjukkan bahwa banyak pekerja menghadapi tekanan berat di tempat kerja.

Sebagai perbandingan, negara-negara di kawasan ASEAN lainnya mencatat tingkat stres yang lebih tinggi, meskipun laporan ini tidak merinci angka untuk setiap negara. Di tingkat global, pekerja di negara-negara seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa melaporkan tingkat stres yang jauh lebih tinggi.

Faktor yang Memengaruhi Tingkat Stres di Indonesia

Rendahnya tingkat stres pekerja di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor:

  • Budaya dan Dukungan Sosial: Budaya kerja di Indonesia yang lebih kolaboratif dan rasa kekeluargaan di tempat kerja sering kali membantu mengurangi tekanan.
  • Praktik Religius dan Spiritualitas: Banyak pekerja Indonesia yang mengandalkan nilai-nilai agama dan spiritual untuk menghadapi tantangan, yang terbukti membantu menjaga keseimbangan emosi.
  • Struktur Ekonomi: Dengan banyaknya pekerja di sektor informal dan usaha kecil, tekanan yang dialami mungkin berbeda dibandingkan dengan mereka yang bekerja di lingkungan korporat yang kompetitif.

Baca juga:

Mengapa Data Gallup Penting?

Hasil survei ini tidak hanya menjadi tolok ukur kondisi pekerja di Indonesia, tetapi juga membuka peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas melalui kesejahteraan karyawan. Pekerja yang memiliki tingkat stres lebih rendah cenderung lebih produktif, kreatif, dan memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi dalam pekerjaan mereka.

Namun, penting untuk mencatat bahwa rendahnya tingkat stres tidak selalu berarti kondisi kerja ideal. Ada kemungkinan bahwa sebagian pekerja tidak melaporkan stres karena kurangnya kesadaran atau ketidakmampuan untuk mengenali tekanan emosional.

Tren Global yang Kontras

Secara global, laporan Gallup mencatat bahwa tingkat stres di tempat kerja masih menjadi masalah besar. Pandemi COVID-19, resesi ekonomi, dan perubahan cara kerja akibat teknologi memengaruhi kondisi mental para pekerja di banyak negara.

Beberapa negara dengan tingkat stres tinggi sering kali berada di kawasan dengan tekanan ekonomi, ketidakpastian politik, atau budaya kerja yang sangat kompetitif. Sebaliknya, negara-negara seperti Uzbekistan, Kirgizstan, Kazakhstan, dan Indonesia menunjukkan pola kerja yang lebih stabil atau pendekatan budaya yang membantu mengelola stres dengan lebih baik.

Langkah Selanjutnya

Hasil laporan ini dapat menjadi momentum bagi perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Investasi dalam program kesehatan mental, keseimbangan kerja-hidup, dan keterlibatan karyawan dapat membantu mempertahankan tren positif ini.

Pemerintah juga dapat menggunakan data ini untuk mendukung kebijakan tenaga kerja yang lebih ramah terhadap pekerja. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi negara dengan tingkat stres rendah tetapi juga dikenal sebagai tempat kerja yang nyaman dan mendukung perkembangan karyawan.

Laporan Gallup “State of the Global Workplace 2024” menunjukkan bahwa pekerja Indonesia memiliki tingkat stres harian yang rendah, baik di tingkat ASEAN maupun global. Meski ini merupakan kabar baik, masih ada ruang untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan agar produktivitas dan kualitas hidup mereka semakin meningkat.

Dengan budaya kerja yang lebih sehat dan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental dan keseimbangan hidup pekerja. Apakah kita siap untuk terus mempertahankan dan meningkatkan tren positif ini?

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here