Hi Urbie’s! Ada film baru yang layak dipertimbangkan untuk kalian tonton, yaitu Woodwalkers.
Film Jerman yang diadaptasi dari novel popular karangan Katja Brandis ini merupakan film petualangan fantasi yang menceritakan tentang kehidupan manusia yang memiliki kemampuan untuk berubah menjadi hewan.
Nggak cuma itu, film ini juga sarat pesan moral lantaran menyoroti tentang keluarga, persahabatan, dan isu lingkungan.
Di film ini, Carag (Emile Cherif), anak laki-laki yang memiliki kemampuan untuk berubah menjadi Puma menjadi tokoh utamanya.
Kisah Manusia yang Bisa Berubah Jadi Hewan
Ia tinggal bersama keluarga angkatnya yang merupakan manusia biasa. Mereka begitu mencintai dan menyayangi meski Carage berbeda dari manusia kebanyakan.
Menyadari bahwa Carage memiliki kemampuan untuk berubah menjadi hewan, ibu angkatnya, Anna Ralston (Hannah Herzsprung) menyekolahkannya ke sekolah khusus Woodwalkers.
Di sekolah itulah Carag memiliki teman-teman yang juga memiliki kemampuan sama sebagai Woodwalkers. Ia kemudian bersahabat dengan Holly (Lilli Falk) yang bisa berubah menjadi tupai, Lou (Sophie Lelenta) yang bisa berubah menjadi rusa dan Brandon (Johan von Ehrlich) yang bisa berubah menjadi bison.
Sayangnya persahabatan mereka sering diganggu oleh empat Woodwalkers yang punya kemampuan bisa berubah menjadi serigala.
Kawanan Serigala yang dipimpin oleh Jeffrey (Emil Bloch) ini bahkan mengajak Carag berkelahi. Padahal di sekolahnya, para siswa dilarang berkelahi meski memiliki naluri binatang.
Meski dikeroyok Carag berhasil mengalahkan empat Woodwalkers serigala tersebut dibantu sahabatnya, Brandon.
Namun tak disangka perkelahian tersebut diketahui oleh pihak sekolah, termasuk Andrew Milling (Oliver Masucci) yang membiayai sekolah Woodwalkers tersebut.
Akibatnya, Carag dan para serigala mendapat sanksi bekerja di dapur sekolah. Meski demikian Andrew Milling yang juga bisa berubah menjadi puma justru tertarik dengan Carag. Ia ingin mengenal lebih dekat dan melatih Carag berburu.
Sayangnya perhatian Andrew kepada Carag tidak benar-benar tulus. Ia mendekatinya lantaran ingin memanfaatkan kemampuan Carag untuk mengusir para petambang yang merusak hutan.
Usung Isu Lingkungan
Di sinilah Carag dihadapkan dengan berbagai konflik yang rumit. Apalagi belakangan ia menyadari bahwa kawanan Serigala yang menantangnya berkelahi ternyata merupakan bagian dari kelompok Andrew yang ditugaskan untuk melawan manusia.
Ia ditekan dan dipaksa oleh Andrew untuk bergabung melawan manusia yang dianggap sebagai perusak alam. Ajakan itu tentu saja bertentangan dengan hati nurani Carag yang tidak mau melukai manusia, mengingat dirinya dibesarkan oleh keluarga angkat yang begitu menyayanginya.
Ia setuju bahwa ekosistem alam harus dijaga dan dilestarikan, tapi tanpa melukai manusia. Bagi Carag justru manusia dan alam harus harmonis. Itulah yang menjadi alasan Carag tidak setuju dengan cara semena-mena yang dilakukan Andrew dan kelompoknya.
Suatu hari, Carag yang dibantu para sahabatnya semakin berani melawan Andrew dan komplotannya yang melakukan tindakan anarkis untuk melenyapkan para penambang di hutan dengan tumpukan kayu yang digelontorkan ke arah mereka. Terlebih di lokasi yang sama, ada pula keluarga angkatnya yang sedang berkemah ikut terancam nyawanya.
Film Woodwalkers ini sebenarnya menarik, karena menggabungkan kisah petualangan, fantasi, drama keluarga dan percintaan remaja. Sinematografi pun boleh dibilang keren.
Namun sayangnya kurang gereget bila dilihat dari kedalaman karakter dan konflik-konflik yang disuguhkan. Belum lagi masalah dubbing Bahasa Inggris yang dirasakan kurang nge-blend dengan gerak bibir, ekspresi dan gesture para pemain di film tersebut.
Namun sebagai hiburan, Film Woodwalkers tetap menarik untuk ditonton untuk semua usia. Apalagi film ini sarat akan pesan moral. Penasaran dengan akhir ceritanya? Tonton di bioskop-bioskop terdekat di kota Anda.
