Pernahkah kamu merasa bingung dalam hubungan? Di satu sisi, kamu sangat mendambakan kedekatan, tetapi di sisi lain, kamu malah menjauh saat pasangan mulai mendekat? Jika iya, mungkin kamu sedang mengalami Disorganized Attachment Style. Gaya keterikatan ini bisa jadi alasan mengapa hubunganmu terasa seperti rollercoaster yang penuh drama.
Apa Itu Disorganized Attachment Style?
Disorganized Attachment Style atau gaya keterikatan tidak teratur adalah salah satu dari empat gaya keterikatan dalam teori attachment. Berbeda dengan gaya secure, anxious, dan avoidant, gaya ini sering kali membuat seseorang merasa bingung dan takut dalam membangun hubungan emosional. Mereka mungkin mendambakan cinta dan keamanan, tetapi pada saat yang sama, merasa takut akan kedekatan itu sendiri.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Akar dari Disorganized Attachment Style sering kali berasal dari masa kecil yang penuh ketidakpastian. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak stabil, di mana pengasuh terkadang menjadi sumber rasa aman tetapi juga sumber ketakutan, cenderung mengembangkan gaya keterikatan ini. Akibatnya, mereka tumbuh dengan perasaan campur aduk tentang cinta dan kepercayaan.
Ciri-Ciri dalam Hubungan
Bagi kamu yang berada di rentang usia 18-25 tahun, mungkin kamu sedang berada dalam fase eksplorasi hubungan asmara. Namun, jika kamu memiliki Disorganized Attachment Style, kamu mungkin:
- Sering merasa takut ditinggalkan tetapi juga takut terikat.
- Menunjukkan perilaku tarik-ulur dalam hubungan.
- Kesulitan mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat.
- Cenderung overthinking dan selalu merasa ada yang salah dalam hubungan.
Baca juga
- Nikmati Iftar Spesial di Zest Sukajadi Bandung, Sajian Lezat dan Promo Menarik!
- Sambut Ramadan dengan Kemewahan dan Cita Rasa Nusantara di Lorin Hotels
- Tjakap Djiwa, Transformasi Staycation di Aryaduta Menteng untuk Jiwa dan Raga
Dampak pada Hubungan
Hubungan dengan seseorang yang memiliki gaya keterikatan tidak teratur bisa terasa melelahkan. Bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi pasangan. Rasa bingung, takut, dan kadang-kadang sikap defensif bisa memicu konflik yang tidak perlu.
Bagaimana Mengatasinya?
Kabar baiknya, Disorganized Attachment Style bukanlah sesuatu yang permanen. Beberapa cara yang bisa kamu coba antara lain:
Self-awareness
Mengenali pola perilaku dan emosi kamu dalam hubungan.
Terapi
Therapist profesional, terutama yang menggunakan pendekatan attachment-based therapy, bisa sangat membantu.
Komunikasi Terbuka
Cobalah untuk jujur dengan pasangan tentang perasaan dan kekhawatiranmu.
Buat Batasan Sehat
Pelan-pelan belajar untuk merasa aman dalam hubungan tanpa merasa terjebak.
Memiliki Disorganized Attachment Style bukanlah akhir dari segalanya. Dengan usaha dan dukungan yang tepat, kamu bisa membangun hubungan yang lebih sehat dan bahagia. Ingat, proses ini mungkin memerlukan waktu, tetapi setiap langkah kecil yang kamu ambil adalah investasi untuk dirimu sendiri dan hubunganmu di masa depan.