Hi Urbie’s! Film horor Indonesia kembali menampilkan kisah yang sarat makna lewat Perewangan, sebuah film yang tidak hanya menyajikan ketakutan semata, tetapi juga menggali lebih dalam tentang konsekuensi dari perjanjian terlarang. Dengan latar belakang ritual mistis dan pengorbanan keluarga, Perewangan sukses membangun atmosfer mencekam yang penuh emosi dan ketegangan.
Ketika Perjanjian Gelap Menjadi Kutukan Keluarga
Kisah berpusat pada Maya (Davina Karamoy), seorang gadis muda yang hidupnya berubah drastis setelah keluarganya dihantui serangkaian teror mistis. Semua bermula ketika ibunya, Sudarsih, mengalami musibah yang membuatnya lumpuh dan bisu, sementara ayahnya harus hidup terpisah karena gangguan jiwa. Bertahun-tahun kemudian, sang ayah akhirnya kembali, tetapi tragisnya, ia ditemukan meninggal keesokan harinya.
Teror semakin menjadi-jadi, Maya dihantui mimpi buruk, penampakan burung gagak, dan fenomena aneh yang sulit dijelaskan. Perlindungan yang ia dapatkan dari Pakdhe, sosok yang selama ini menjaganya, terhenti ketika Pakdhe pun tewas misterius. Anehnya, setelah kematian Pakdhe, Sudarsih tiba-tiba sembuh. Namun, ini hanya awal dari teror sesungguhnya.
Maya akhirnya mengetahui rahasia gelap keluarganya, ibunya pernah melakukan ritual dengan jin perewangan demi melancarkan usaha keluarga. Sayangnya, perjanjian itu menuntut tumbal dari darah keluarga sendiri dan kutukan itu akan berlanjut hingga tujuh turunan jika tidak dihentikan. Bersama adiknya, Wulan, Maya berjuang menghentikan kutukan tersebut, meski nyawa mereka jadi taruhannya.
Baca juga:
- Lebaran di Ladang Minyak: Kisah Para Pekerja Hulu Migas yang Mengabdi Tanpa Libur
- BPOM Klarifikasi Isu Penutupan Pabrik Skincare PT. Ratansha Purnama Abadi
- Nvidia Perkenalkan Groot N1: AI Canggih untuk Robot Humanoid
Alasan Wajib Nonton Perewangan!
Cerita Horor dengan Sentuhan Thriller yang Kuat
Perewangan bukan sekadar film horor biasa. Perpaduan elemen thriller dan drama keluarga membuat film ini terasa lebih nyata dan emosional. Teror dari jin perewangan bukan hanya berupa penampakan, tapi juga kematian tragis yang menimpa anggota keluarga Maya satu per satu. Pengorbanan Maya dan Wulan untuk membebaskan keluarga dari kutukan memberikan dimensi emosional yang lebih dalam dibanding horor konvensional.
Akting yang Memukau
Davina Karamoy sukses memerankan Maya dengan sangat meyakinkan. Ia berhasil menyampaikan ketakutan, kebingungan, hingga kehilangan dengan begitu emosional, membuat penonton ikut merasakan penderitaannya. Peran Wulan sebagai adik yang berani dan setia juga patut diacungi jempol. Adegan klimaks saat Wulan membakar tubuh ibunya demi memusnahkan jin perewangan menjadi salah satu momen paling intens dalam film ini.
Visual dan Atmosfer yang Mencekam
Pengambilan gambar di rumah tua besar yang dikelilingi kebun, jalanan tanah, serta pencahayaan redup memperkuat kesan seram. Detail kecil seperti penampakan burung gagak, kebaya hijau Sudarsih, hingga cermin ritual menambah nuansa mistis yang melekat sepanjang cerita. Musik latar yang intens dan adegan di tengah hujan makin memunculkan suasana tegang.
Pesan Moral yang Kuat
Di balik teror mistis, Perewangan menyampaikan pesan bahwa keserakahan hanya akan membawa malapetaka. Ritual demi keuntungan sesaat bisa berakhir pada kehancuran keluarga. Film ini mengingatkan kita agar selalu memilih jalan yang jujur dalam meraih kesuksesan, tanpa melibatkan kekuatan gelap.
Durasi Padat, Tanpa Kehilangan Esensi
Dengan durasi kurang dari dua jam, Perewangan tetap mampu menyajikan cerita yang utuh dan penuh ketegangan. Setiap adegan terasa efektif dan tidak bertele-tele, membuat penonton tetap terpaku hingga akhir.
Perewangan bukan hanya menawarkan ketakutan, tetapi juga menghadirkan kisah pengorbanan dan konsekuensi dari tindakan yang salah. Bagi penggemar horor dan thriller yang ingin merasakan teror dengan balutan drama keluarga yang menyentuh, film ini layak masuk daftar tontonan wajib. Bersiaplah untuk merasakan ketegangan yang membekas hingga akhir credits bergulir.