Home Business Kartini di Ladang Migas, Ketika Perempuan Menjadi Energi Baru Indonesia

Kartini di Ladang Migas, Ketika Perempuan Menjadi Energi Baru Indonesia

18
0
Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production - sumber foto Migas
Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production - sumber foto Migas
Urban Vibes

Hi Urbie’s! Di balik kilauan lampu kilang dan dentuman rig pengeboran, ada kisah perempuan tangguh yang tak hanya berdiri tegak di tengah industri, tapi juga mendorong perubahan nyata. Ya, Urbie’s—dunia hulu migas yang dulu dikenal maskulin, kini semakin terbuka bagi para perempuan untuk unjuk kontribusi.

Dulu, mungkin kita tak membayangkan perempuan bisa menjadi pemimpin di industri sekeras hulu migas. Tapi sekarang? Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production (PMEP), menjadi salah satu buktinya. Sejak awal 2000-an, Eva telah mengukir perjalanan kariernya di industri ini, baik di dalam maupun luar negeri. Menurutnya, transformasi budaya kerja dan komitmen perusahaan terhadap kesetaraan gender adalah game-changer yang memicu laju kemajuan perempuan.

“Sekarang makin banyak perempuan menduduki posisi strategis. Saya percaya, ke depan, kontribusi perempuan akan semakin besar dalam membentuk masa depan energi Indonesia dan dunia,” kata Eva, penuh keyakinan.

Dari Rig ke Ruang Strategi

Sosok muda juga hadir dari medan lapangan yang tak kalah menantang. Kenalkan, Difa Kamila Anjani, satu-satunya operator perempuan di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Gen Z yang satu ini menjalani peran sebagai Production Well Operator—sebuah posisi teknis yang menuntut ketelitian, kekuatan fisik, dan kecerdasan.

“Perempuan itu nggak kalah dari laki-laki. Kita punya ketangguhan, kecermatan, dan kemampuan yang bisa membawa dampak positif di lingkungan kerja,” tutur Difa. “Selama ada ruang dan kesempatan, kita bisa berkontribusi besar untuk industri ini.”

Semangat yang sama juga diusung oleh Ni Made Truly Pinanti Sastra, Senior Production Engineer PT Pertamina Hulu Mahakam Zona 8. Bagi perempuan milenial ini, bertambahnya jumlah perempuan di sektor migas adalah cermin bahwa sistem ketenagakerjaan Indonesia kian berkembang dan inklusif.

“Saat ini, perempuan mendapat proteksi dan ruang tumbuh yang jauh lebih baik. Kita diberi kesempatan untuk menyeimbangkan peran profesional dan personal,” ujar Ni Made.

Baca juga:

Ni Made Truly Pinanti Sastra, Senior Production Engineer PT Pertamina Hulu Mahakam Zona 8 Subholding Upstream - sumber foto Migas
Ni Made Truly Pinanti Sastra, Senior Production Engineer PT Pertamina Hulu Mahakam Zona 8 Subholding Upstream – sumber foto Migas

Semangat RA Kartini yang Tak Pernah Padam

Dalam menghadapi tantangan industri, ketiganya mengaku menjadikan semangat RA Kartini sebagai inspirasi. Bagi Eva, Kartini adalah simbol keberanian dan daya juang untuk mendapat hak yang setara. “Nilai-nilainya sangat relevan. Dunia migas butuh perspektif perempuan agar bisa lebih adaptif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Ni Made menambahkan bahwa semangat Kartini juga membantu perempuan membangun personal branding yang kuat di ranah profesional. “Itu penting banget untuk menonjol dan menjadi inspirasi,” ucapnya.
Sedangkan bagi Difa, industri migas bukan hanya medan uji nyali, tapi juga lahan untuk bertumbuh. “Percayalah pada kemampuan diri. Terus belajar dan berkembang agar bisa membawa perubahan,” pesan Difa, menyemangati generasi muda perempuan.

Perempuan dan SDGs: Langkah Strategis Pertamina Hulu Energi

Kesetaraan gender bukan hanya isu sosial, tapi juga strategi pembangunan berkelanjutan. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus menghadirkan peluang bagi perempuan untuk berkembang. Ini sejalan dengan komitmen mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Tujuan 4 (pendidikan berkualitas), Tujuan 5 (kesetaraan gender), Tujuan 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), dan Tujuan 10 (berkurangnya kesenjangan).

Difa Kamila Anjani Production Well Operator di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java - sumber foto Migas
Difa Kamila Anjani Production Well Operator di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java – sumber foto Migas

Tak hanya itu, PHE juga aktif menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Dengan semangat Zero Tolerance on Bribery, perusahaan telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang terstandarisasi ISO 37001:2016—sebagai bukti komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang bersih dan transparan.

Langkah ini membawa harapan baru bahwa industri migas Indonesia tidak hanya profesional dan berkelas dunia, tetapi juga inklusif dan ramah terhadap semua gender.

Perempuan Bukan Pelengkap, Tapi Penggerak

Hi Urbie’s!, kisah Eva, Difa, dan Ni Made bukan sekadar potret tiga perempuan yang sukses di industri migas. Mereka adalah simbol perubahan. Mereka membuktikan bahwa ketika perempuan diberi ruang, mereka tak hanya bertahan—mereka menciptakan lompatan.

Di masa depan yang makin menantang, peran perempuan sebagai penggerak sektor strategis seperti energi akan semakin krusial. Jadi, kalau kamu pernah berpikir bahwa dunia migas bukan tempatmu, sekarang saatnya berpikir ulang.

Karena nyatanya, perempuan bukan hanya pelengkap di industri ini. Perempuan adalah energi baru untuk Indonesia.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here