Urbie’s, kamu pasti udah gak asing lagi dengan nama-nama besar seperti Elton John, Dua Lipa, Paul McCartney, sampai aktor legendaris Ian McKellan. Nah, baru-baru ini mereka bersatu dalam satu suara bareng lebih dari 400 seniman, musisi, dan penulis asal Inggris untuk menyampaikan sebuah pesan penting ke Perdana Menteri Keir Starmer. Isi pesannya? Mereka minta perlindungan hak cipta dari ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi AI!
Yup, AI emang lagi hype banget dan jadi pusat inovasi di berbagai bidang, termasuk industri kreatif. Tapi, para kreator ini khawatir karya-karya mereka bisa “dimanfaatkan” tanpa izin dalam proses pelatihan AI. Dalam surat terbuka yang mereka tandatangani, mereka menyebutkan bahwa hak cipta adalah urat nadi dari industri kreatif yang mendukung kehidupan lebih dari 2,4 juta orang di Inggris. Kebayang dong, betapa pentingnya hal ini buat para pekerja seni.
Elton John bahkan posting di media sosialnya tentang surat ini, yang ditujukan untuk mendorong pemerintah Inggris agar mendukung proposal perlindungan hak cipta. Menurut mereka, Inggris selama ini udah jadi pionir dalam menggabungkan teknologi dengan kreativitas. Tapi tanpa perlindungan yang jelas, karya para seniman bisa saja “diserahkan” begitu aja ke perusahaan teknologi.
Salah satu usulan penting yang mereka dukung adalah amandemen dalam RUU Penggunaan dan Akses Data. Amandemen ini mewajibkan perusahaan teknologi di Inggris untuk bersikap transparan kepada pemegang hak cipta saat karya mereka digunakan dalam dataset pelatihan AI. Gampangnya sih, kalau perusahaan AI pakai karya kamu, ya kamu harus tahu dan punya kontrol atas hal itu.
Baca Juga:
- Gerakan Wisata Bersih di Danau Toba, Komitmen Wujudkan Pariwisata Berkualitas
- Keringetan Habis Mandi? Ternyata ini Penyebabnya!
- Phangsanny Tampilkan Fashion Show Solo Terbesarnya di Bali: Sebuah Taman Romantis Bernama “Le Jardin Poétique”
Paul McCartney yang juga ikut menandatangani surat ini sebelumnya udah pernah menyuarakan kekhawatirannya soal penyalahgunaan hak cipta oleh AI. Penulis Kazuo Ishiguro bahkan menyebut bahwa reformasi yang terlalu longgar bisa menguntungkan perusahaan besar dan merugikan kreator individu. “Kenapa kita harus mengorbankan musisi, penulis, dan seniman demi keuntungan perusahaan?” begitu kurang lebih bunyi kritiknya.
Tapi Urbie’s, di sisi lain, ada juga yang mendukung kebebasan AI dari sisi ekonomi. Julia Willemins dari Centre for British Progress bilang bahwa kalau aturan terlalu ketat, bisa-bisa pengembangan AI malah kabur ke luar negeri, yang pada akhirnya justru merugikan ekonomi Inggris sendiri. Jadi, ini memang debat yang gak gampang.
Pemungutan suara tentang amandemen ini dijadwalkan berlangsung di House of Lords pada 12 Mei. Kalau lolos, perusahaan AI yang udah pakai karya berhak cipta dalam pelatihannya wajib memberi tahu para pemilik hak. Para kreator menyebut ini langkah awal yang penting buat mendorong tanggung jawab di tengah maraknya pencurian karya kreatif.
Urbie’s, di era serba digital dan AI kayak sekarang, penting banget buat kita semua – bukan cuma seniman – sadar bahwa kreativitas itu punya nilai dan harus dilindungi. Siapa tahu suatu hari kamu juga jadi kreator besar yang karyanya bisa berdampak global. Yuk, dukung lingkungan yang adil buat semua kreator!