Film horor Indonesia Waktu Maghrib kembali hadir dalam sekuel terbarunya berjudul Waktu Maghrib 2, yang kali ini mengangkat kisah menyeramkan tentang belasan remaja yang mengalami kesurupan massal di sebuah desa bernama Giritirto. Disutradarai oleh Sidharta Tata, film ini dijadwalkan rilis pada 28 Mei 2025 dan kembali menggali ketakutan yang terjadi di waktu senja, saat matahari terbenam dan azan Maghrib berkumandang.
Dalam kepercayaan masyarakat Indonesia, khususnya dalam tradisi Islam, waktu Maghrib adalah saat yang sakral. Anak-anak, terutama yang masih kecil dan remaja, dianjurkan untuk tidak keluar rumah. Pada saat inilah makhluk gaib seperti Jin Ummu Sibyan diyakini berkeliaran, mengganggu anak yang baru lahir, balita, dan ibu hamil. Fenomena inilah yang menjadi inspirasi cerita Waktu Maghrib 2.
Sidharta Tata menggarap film ini dengan pendekatan sinematik yang tetap ramah bagi para pemeran anak-anak dan remaja. Lokasi syuting tersebar di beberapa titik angker di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, seperti Imogiri, Klaten, Piyungan, hingga hutan belantara Kaliurang yang gelap dan lebat. Suasana mistis alam pedesaan dan hutan tersebut berhasil membangun atmosfer horor yang kental dan nyata.
Aktris muda Anantya Kirana (15 tahun) yang memerankan tokoh Wulan mengaku bahwa lokasi syuting favoritnya adalah hutan Kaliurang. “Menyeramkan dan horor, tapi dilihat dari sudut pandang anak-anak. Ini pengalaman paling berkesan buat aku,” ujarnya penuh semangat.
Namun, tidak semua pengalaman berjalan lancar. Aktor Sulthan Hamonangan yang memerankan karakter Yogo sempat pingsan saat proses syuting. “Padahal waktu istirahat cukup. Mungkin karena kelelahan. Apalagi ada adegan saya dikerek ke atap rumah pakai sling baja,” ceritanya. Insiden ini memperkuat kesan bahwa atmosfer syuting benar-benar intens, meski dijaga dengan ketat oleh kru profesional.
Baca Juga:
- Manekin Salto & Jas Anti Sobek: Kampanye Iklan Jepang yang ‘Out Of The Box’!
- Live-Action ‘Lilo & Stitch’ Tuai Pujian: Paling Menyentuh dan Terbaik dari Disney Sejauh Ini!
- Angelina Jolie Bersinar di Festival Film Cannes 2025: Suarakan Pentingnya Sinema Global dan Kemanusiaan
Hal senada juga dirasakan Muzakki Ramdhan (15), pemeran Endro, dan Ghazi Alhabsyi (19), yang berperan sebagai Dewo. “Meski cuma film, kami benar-benar ketakutan. Syuting di hutan gelap banget, mencekam,” ungkap Muzakki yang wajahnya dipasangi prostetik agar terlihat menyeramkan. Ghazi pun mengaku merasa ngeri melihat makeup teman-temannya yang diubah menjadi sosok setan. “Lihat wajah sendiri saja sudah takut,” katanya sambil tertawa.
Menariknya, suasana mistis ternyata masih terasa bahkan setelah syuting berakhir. Ghazi mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami kejadian aneh, di mana temannya mengigau dan seperti kerasukan. “Saya langsung baca Ayat Kursi dan doa-doa lain. Saya pernah konsultasi ke ulama dan ahli ruqyah. Katanya kalau ada teman yang ngigau, bangunkan dan pastikan posisi tidur miring ke kanan. Jangan tidur telentang,” jelas Ghazi.
Sementara itu, aktor Omar Daniel yang memerankan tokoh Adi versi dewasa juga menyebut bahwa Waktu Maghrib 2 adalah film horor yang “menyehatkan”. Mengapa demikian? Menurut sang sutradara Sidharta Tata, kunci utamanya adalah menjaga suasana syuting agar tetap kondusif dan profesional, terutama karena mayoritas pemeran adalah anak-anak dan remaja.
“Sebisa mungkin saya hindari syuting larut malam. Saya atur jadwal agar adegan yang melibatkan anak-anak dilakukan di siang atau sore hari. Wajib hukumnya bagi saya memberikan edukasi yang baik dan menjaga kondisi fisik serta mental mereka. Suasananya harus mirip bermain, bukan menakutkan,” jelas Sidharta.
Film produksi Rapi Films, Legacy Pictures, Flick, dan Sky Media ini menjanjikan pengalaman horor yang bukan hanya menyeramkan, tapi juga menyentuh sisi psikologis dan spiritual khas budaya Indonesia. Waktu Maghrib 2 bukan hanya tentang hantu, tapi juga tentang batas antara dunia nyata dan gaib yang kerap kali ditembus di waktu senja.
Bersiaplah untuk menyambut film ini di bioskop mulai 28 Mei 2025. Apakah kamu cukup berani menonton sendirian saat matahari terbenam?