Home Business Bulgaria Akan Gunakan Euro Tahun Depan, Tapi Separuh Warga Belum Yakin

Bulgaria Akan Gunakan Euro Tahun Depan, Tapi Separuh Warga Belum Yakin

268
0
Bulgaria Akan Gunakan Euro Tahun Depan, Tapi Separuh Warga Belum Yakin
Ilustrasi mata uang euro
Mercure

Bulgaria, negara di kawasan Eropa Timur, tengah bersiap memasuki babak baru dalam sejarah ekonominya. Setelah bertahun-tahun menunggu dan memenuhi berbagai persyaratan ketat, Bulgari a diperkirakan akan mengadopsi mata uang Euro secara resmi mulai 1 Januari tahun depan. Langkah besar ini menjadikan Bulgaria sebagai negara ke-21 dalam Zona Euro, memperluas jangkauan mata uang bersama Uni Eropa yang telah menjadi simbol stabilitas dan integrasi kawasan.

Pada 4 Juni 2025, Komisi Eropa dan Bank Sentral Eropa menyatakan bahwa Bulgaria telah memenuhi semua kriteria konvergensi yang diperlukan untuk mengadopsi Euro. Pernyataan ini menandai lampu hijau dari otoritas tertinggi Uni Eropa, dan kini keputusan final tinggal menunggu rapat para menteri keuangan yang akan digelar bulan depan.

Dalam konferensi persnya, Valdis Dombrovskis, Komisaris Uni Eropa bidang ekonomi, menyebut momentum ini sebagai “momen bersejarah, bukan hanya bagi Bulgaria, tetapi juga bagi Zona Euro dan seluruh Uni Eropa.” Ia menegaskan bahwa integrasi ekonomi yang lebih dalam akan memperkuat stabilitas kawasan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Namun, di balik sorotan internasional yang positif, situasi di dalam negeri justru menunjukkan dinamika yang cukup panas. Tak lama setelah pengumuman resmi dari Komisi Eropa, kericuhan terjadi di parlemen Bulgaria. Salah satu wakil ketua Partai Regenerasi, kelompok politik sayap kanan yang skeptis terhadap Uni Eropa, dilaporkan mendorong anggota parlemen pro-Uni Eropa, bahkan aksi itu berujung pada kekacauan di ruang sidang saat para anggota Partai Regenerasi mengepung podium utama.

Tak hanya itu, aksi unjuk rasa juga terjadi di luar gedung parlemen, di mana massa membawa spanduk bertuliskan “Kami tidak membutuhkan Euro!” sebagai bentuk penolakan terhadap rencana penggantian mata uang nasional lev dengan euro.

Baca Juga:

Menurut laporan dari Reuters, hasil jajak pendapat Eurobarometer bulan lalu menunjukkan bahwa sekitar 50% warga Bulgaria masih menolak adopsi euro. Banyak yang khawatir bahwa penggunaan Euro akan memicu kenaikan harga barang dan jasa, seperti yang pernah dialami negara lain ketika beralih ke mata uang bersama tersebut.

Isu ekonomi menjadi alasan utama di balik kekhawatiran publik. Meski pemerintah Bulgaria menyatakan bahwa adopsi euro akan membawa stabilitas moneter, meningkatkan kepercayaan investor, dan memperkuat integrasi ke dalam pasar tunggal Eropa, masyarakat masih cemas. Mereka khawatir bahwa transisi ke euro bisa menurunkan daya beli dan memperlebar ketimpangan sosial, terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Namun, jika melihat ke belakang, hampir semua negara yang tergabung dalam Zona Euro mengalami proses serupa—perdebatan, ketakutan akan inflasi, hingga kekhawatiran akan hilangnya identitas nasional lewat mata uang. Tetapi setelah transisi, sebagian besar dari mereka justru mendapatkan manfaat jangka panjang seperti pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan penurunan biaya transaksi lintas negara.

Kini, semua mata tertuju pada pertemuan para menteri keuangan Uni Eropa bulan depan. Jika keputusan final mengarah pada persetujuan, maka Bulgaria akan menjadi anggota penuh Zona Euro pada 1 Januari 2026, menjadikannya negara ke-21 yang menggunakan euro sebagai mata uang resmi.

Apakah Bulgaria siap? Secara teknis dan administratif, jawabannya adalah “ya.” Namun secara sosial dan politik, pekerjaan rumah masih cukup besar—terutama dalam menggalang kepercayaan publik bahwa langkah ini akan membawa manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here